Pembahasan PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA UD. SURYA CHEMICAL.

dapat diketahui bahwa dari kedua variabel bebas yang diteliti, yang berpengaruh dominan adalah variabel sistem pengukuran kinerja X 1 . Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sistem reward berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical tidak dapat terbukti kebenarannya.

4.4. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa hipotesis pertama yang diajukan yang menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical dapat terbukti kebenarannya. Hal tersebut dilihat dari besarnya koefisien determinasi R 2 = 0,676 x 0,676 = 0,457 yang menunjukkan pengaruh variabel sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 terhadap kinerja manajerial Y di UD. Surya Chemical Surabaya adalah sebesar 0,457 atau sebesar 45,7 dan sisanya sebesar 54,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja para manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasi perusahaan. Sedangkan sistem rewardkompensasi adalah semua bentuk return baik finansial maupun non-finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan. Dalam hal ini, peningkatan kinerja manajerial di perusahaan yaitu UD. Surya Chemical dengan sistem pengukuran kinerja serta sistem reward sebagai variabel pendukung akan meningkat jika penilaian kinerja di perusahaan diikuti dengan konsekuensi yang memuaskan, misalnya para manajer harus dapat membuat para bawahan merasa berguna dan penting serta dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan terhadap keputusan- keputusan yang akan diambil oleh organisasi. Dengan sistem pengukuran kinerja yang terdiri dari serangkaian ukuran akan dapat menilai kinerja manajerial, pengukuran kinerja dapat memberikan informasi untuk mengambil keputusan tentang promosi dan gaji. Ainul Mardiyah dan Listianingsih, 2005 : 571. Selain itu kinerja manajerial juga akan tercapai jika didukung oleh pemberian sistem reward yang baik pula sebagaimana pendapat Ichniowski dkk 1997 seperti yang dikutip oleh Ainul Mardiyah dan Listianingsih 2005 : 570, yang menyatakan bahwa kinerja yang tinggi dasarnya tergantung program pemberian intensif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian kerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Pemberian insentif merupakan pemotivasian yang lebih kuat bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori pembentukan perilaku operant conditioning B. F. Skinner 1974 menyatakan bahwa perilaku yang diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Teori ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kinerja manajerial apabila penilaian kinerjanya diikuti dengan konsekuensi yang memuaskan seperti dengan memberikan penghargaan. Hani Handoko, 1992 : 264. Hasil penelitian ini juga diketahui bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sistem reward berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical tidak dapat terbukti kebenarannya, karena dari kedua variabel bebas yang diteliti, yang berpengaruh dominan adalah variabel sistem pengukuran kinerja X 1 . Hasil penelitian ini memberikan kontribusi kepada pihak perusahaan bahwa untuk lebih meningkatkan kinerja manajerial yang baik maka pihak manajemen UD. Surya Chemical juga harus lebih memperhatikan faktor sistem reward sebagai upaya untuk lebih memacu peningkatan kinerja para karyawan khususnya karyawan di jajaran manajerial. Sistem reward dapat ditingkatkan dengan jalan pemberian penghargaan berupa peluang kenaikan pangkat, pengakuan, penghargaan ataupun berupa penghargaan finansial seperti halnya pemberian bonus, komisi, insentif dan lain–lain.

4.5. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu