18
berjalan dengan baik mespikun selain keempat faktor diatas, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi interaksi sosial.
4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto Soeryono 2005 : 71-104 membedakan interaksi sosial ke dalam 2 bagian :
a. Interaksi Asosiatif
Interaksi Asosiatif adalah interaksi yang terjadi saling menguntungkan dan kerja sama timbal balik antara orang perorangan atau kelompok
satu dengan yang lain. Bentuk interaksi asosiatif antara lain : 1
Kerja sama cooperatif Kerja sama atau cooperation adalah suatu bentuk usaha bersama
antar individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama ada biasanya karena adanya
kepentingan atau ancaman bersama. Ada beberapa bentuk kerja sama :
a Gotong-royong dan kerja bakti
Gotong-royong biasanya terjadi di daerah pedesaan, dimana akan menghasilkan aktivitas tolong menolong dan pertukaran
tenaga maupuan emosional secara timbal balik. Sedangkan kerja bakti biasanya terjadi pada sektor publik yang atau
program dari pemerintah.
19
b Bargaining
Bargaining adalah proses kerja sama dalam bentuk perjanjian pertukaran kepentingan, barang-barang maupun jasa antara dua
organisasi atau lebih di bidang politik, budaya, hukum, maupun militer.
c Co-optation
Co-optation adalah proses kerjasama yang terjadi diantara individu dan kelompok yang terlibat dalam oraganisasi atau
negara dimana ada proses penerimaan unsur-unsur dalam kepemimpinan atau dalam pelaksanaan politik suatu organisasi
untuk menciptakan stabilitas. d
Coalition Coalition adalah gabungan dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama dan kemudian melakukan kerja sama uuntuk mencapai tujuan tersebut.
e Joint-venture
Joint-venture merupakan kerja sama antara dua atau lebih organisasi perusahaan dalam bidang bisnis untu mengerjakan
proyek tertentu. Joint-venture biasanya dalam bentuk eksploitasi tambang batu bara, penangkapan ikan, pengeboran
minyak, penambangan emas, dan eksploitasi sumber-sumber mineral lainnya.
20
2 Accomodation
Accomodation mempunyai dua makna dalam kehidupan sosial. Pertama, accomodation sebagai suatu keadaan yang
menunjukan adanya kesetaraan atau keseimbangan dalam interaksi sosial antar individu dan antar kelompok di dalam masyarakat yang
berhubungan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kedua, accomodation sebagai proses yang sedang
berlangsung untuk meredakan suatu pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Proses accomodation ini menuju pada suatu
tujuan mencapai kestabilan. Terdapat beberapa bentuk accomodation menurut Gillin dan
Gillin dalam Soekanto Soeryono 2005 : 71-104, antara lain : a
Coersion, bentuk accomodation ini terjadi karena adanya paksaan maupun kekerasan secara fisik atau psikologis.
b Compromise, proses accomodation yang terjadi karena
masing-masing pihak yang terlibat dalam proses ini saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian oleh pihak
ketiga yang berkedudukan lebih tinggi dari pihak yang sedang bertentangan.
c Mediation, bentuk accomodation yang terjadi melalui pihak
ketiga yang netral kedudukannya.
21
d Conciliation, bentuk accomodation ini menunjukan proses
untuk mempertemukan keinginan-keinginan antara kedua pihak yang saling berseteru.
e Tolerantion, suatu bentuk accomodation yang tidak formal dan
terjadi dikarenakan adanya pihak-pihak yang mencoba menghindari perselisihan.
f Stalemate, pencapaian accomodation dimana pihak-pihak yang
berselisih telah berhenti pada suatu titik untuk menahan diri dari pertikaian.
g Adjudication, proses accomodation yang diambil setelah
semua cara accomodation yang lain mengalami jalan buntu dan kemudian menempuh jalan pengadilan.
Proses interaksi sosial assosiatif tidak hanya berhenti pada bentuk- bentuk kegiatan tersebut tetapi juga berlanjut pada proses berikurnya yaitu
asimilasi. Asimilasi merupakan percampuran antara dua kebudayaan atau lebih akibat proses interaksi sosial yang cukup lama, kemudian
menimbulkan budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya aslinya.
b. Interaksi Disasosiatif