Pengembangan Tujuan Penulisan Modul
21 menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga
diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip- prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan
peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat
diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok
bahasan yang tercantum dalam silabus. b Pengemasan Kembali Informasi
Penulis atau guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di
pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah
ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPPSAP, kemudian disusun kembali
dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes
formatif, dan umpan balik. c Penataan Informasi
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul
yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan
dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih,
22 dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai
dan silabus yang hendak digunakan.
1 Prosedur Pengembangan Modul
Dalam pengembangan modul, dibutuhkan kesiapan yang matang. Hal ini dimaksudkan agar isi materi dalam modul tersebut
tepat sasaran dan bahasa yang digunakan mudah dipahami komunikatif oleh peserta didik. Langkah-langkah penyusunan modul
menurut Daryanto 2013: 16-24 dilakukan secara 6 tahap seperti berikut:
a Analisis Kebutuhan Modul Tujuan analisis modul adalah untuk mengidentifikasi dan
menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program tersebut
dapat diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau lainnya. Setelah kebutuhan modul ditetapkan,
selanjutnya membuat peta modul. Peta modul merupakan kedudukan modul pada satu satuan program yang digambarkan
dalam bentuk diagram. b Desain Modul
Penulisan modul belajar diawali dengan menyusun buram atau draft atau konsep modul. Modul yang dihasilkan dinyatakan
sebagai buram sampai dengan selesainya proses validasi dan uji coba. Bila hasil uji coba telah dinyatakan layak, barulah modul
dapat diimplementasikan secara riil di lapangan.
23 c Implementasi
Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Bahan,
alat, media dan lingkungan belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat terpenuhi agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran dilaksanakan secara konsisten sesuai skenario yang diterapkan.
d Penilaian Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam modul. Pelaksanaan penilaian juga mengikuti ketentuan yang
telah dirumuskan di dalam modul. e Evaluasi dan Validasi
Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan belajar, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi.
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan
desain pengembangannya. Sedangkan validasi dimaksudkan untuk menguji kesesuaian
modul dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli yang yang
menguasai kompetensi yang dipelajari. Bila tidak ada, maka dilakukan oleh sejumlah guru yang mengajar pada bidang atau