Laut Banda menempati peringkat ke dua untuk prioritas konservasi di Indonesia. Hal ini

xxi hayati yang paling kurang di Indonesia. Walaupun keanekaragaman hayati tidak disurvey dengan baik, kebanyakan para pakar setuju bahwa Sumatera bagian Barat merupakan rumah bagi pertumbuhan terumbu karang yang terbaik dan berbagai tipe habitat terumbu karang terluas di sepanjang pantai Samudera Hindia Indonesia. Lebih baik dari ekoregion lainnya. Dari perspektif keragaman genetik, Sumatera bagian Barat bahkan diyakini menempati tempat kedua terpenting setelah Papua. Wilayah ini juga memiliki jenis dengan silsilah genetik yang berbeda yang tidak dijumpai di manapun di Indonesia. Seluruh enam jenis penyu yang dijumpai di Indonesia mencari makan dan bertelur di sini, walaupun pola-pola penggunaan ruang antar mereka tidak banyak diketahui. Ekoregion ini diberi peringkat sebagai wilayah dengan prioritas paling mendesak untuk menjadi target lokasi survey agar mendapatkan pemahaman lebih baik akan status keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya. Banyak diantara pakar yang ada yang memberikan catatan bahwa peringkat kawasan ini berpotensi untuk naik bila dilakukan survey lebih lanjut. 8. Ekoregion Timur Laut SulawesiTeluk Tomini merupakan peringkat kedelapan pioritas gegrafis konservasi keanekaragaman hayati laut. Hal ini berdasarkan tingginya keanekaragaman hayati, clade genetik yang berbeda dan taksa endemik, terutama di Kepulauan Togean. Perwakilan keanekaragaman hayati Teluk Tomini sudah tercakup dalam sebagian besar kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Togean yang dideklarasi baru-baru ini. Saat ini pemerintah propinsi tengah membahas rencana untuk melakukan kerjasama dalam melakukan pengelolaan zona pesisir terpadu di kawasan yang unik ini. 9. Ekoregion Dangkalan SundaLaut Jawa menempati peringkat ke sembilan untuk prioritas konservasi laut di Indonesia. Wilayah ini dicirikan dengan terumbu karang tepi yang baru terbentuk sejak akhir jaman es, dengan kekayaan jenis yang relatif rendah dan hampir tidak ditemukan organism endemik. Faktor penekan utama antara lain aliran air tawar, aliran sedimentasi yang masuk, dan dampak antropogenik . Meskipun demikian, wilayah ini tetap menjadi lokasi mencari makan dan bertelur yang penting untuk Penyu Hijau dan Penyu Sisik, dan mungkin tempat bertelur penting bagi Penyu Sisik di Asia Tenggara yang terletak di Kepulauan Anambas dan Natuna. Ekoregion ini juga merupakan rumah dari hamparan bakau yang penting. Dangkalan SundaLaut Jawa merupakan jalur terbang yang penting bagi burung-burung yang bermigrasi di sepanjang pesisir Timur Sumatera. Akhirnya, meskipun wilayah ini miskin akan jenis biota yang berasisiasi dengan terumbu karang, tetapi memiliki keragaman jenis fauna berdasar lunak yang tinggi, termasuk stomatopoda dan infauna bentik lainnya. 10.Laut Arafura menempati peringkat kesepuluh untuk prioritas konservasi laut di Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingkat pertumbuhan terumbu karang yang rendah dan karena itu berpengaruh pada keanekaragaman hayatinya rendah, baik secara genetik maupun taksonomi. Namun demikian, beberapa tegakan bakau yang paling beragam dan paling luas di dunia dapat dijumpai di sepanjang pesisir Selatan Papua. Bakau ini umumnya miskin variabilitas habitat tetapi secara global memiliki peran penting bagi komunitas bakau dan lamun dalam mendukung kehidupan burung-burung laut, duyung, penyu, buaya muara, hiu paus dan mungkin hiu gergaji yang terancam punah. Paparan luas yang dangkal dan memiliki pantai berhutan ini diyakini sebagai habitat utama dan belum terganggu untuk jenis Cetacean pesisir. Laut Arafura juga merupakan salah satu rumah yang sangat penting bagi kelompok bertelur Penyu hijau di Indonesia di Kepulauan Aru, dan merupakan tempat mencari makan penting bagi Penyu sisik, xxii Penyu lekang dan mungkin Penyu pipih yang bermigrasi. Namun karena kawasan ini belum dikenal dengan baik, amat penting untuk melakukan survey lebih lanjut . 11.Jawa bagian Selatan merupakan peringkat ke sebelas untuk prioritas konservasi laut di Indonesia. Seperti telah umum diketahui, wilayah ini miskin kekayaan jenis, di mana semua jenisnya dapat juga ditemukan di ekoregion Sumatera bagian Barat sampai ke ekoregion Nusa Tenggara, dimana keduanya mendapat prioritas yang lebih tinggi. Kondisinya yang sangat curam, tutupan terumbu karangnya rendah, energi gelombang yang tinggi dan dasar lautnya bergelombang telah membatasi kegiatan perikanan di wilayah ini. Namun demikian, kegiatan perikanan di kawasan pesisir masih dapat dilakukan dengan intensitas yang tinggi. Kawasan ekoregion ini sangat penting bagi penyu hijau, sisik, belimbing dan lekang yang bertelur di sepanjang pantai Jawa bagian Selatan, dan laguna CilacapSegera Anakan yang secara lokal sangat berarti bagi tegakan bakau yang juga penting bagi jenis burung-burung laut. 12.Selat Malaka mendapat peringkat terendah dari ke 12 ekoregion untuk prioritas konservasi laut di Indonesia. Ekoregion ini merupakan habitat perairan dangkal unik yang secara global penting bagi banyak jenis burung laut, dan menjadi koridor yang berpotensi untuk penyebaran fauna antara Indonesia dengan Samudera Hindia bagian Timur. Namun kawasan ini juga sangat miskin akan keragaman terumbu karang dan sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia, sedimentasi, dan polusi karena lokasinya dekat dengan pusat populasi besar dan jalur pelayaran di Selat Malaka. Kajian Mengenai Kesenjangan antara Luasan KKP dengan Prioritas Konservasi Dengan membandingkan hasil-hasil dari pemeringkatan yang dilakukan dengan lokasi KKP di ekoregion laut Indonesia saat ini, dapat dilihat beberapa kesenjangan penting. Pertama, tidak diragukan lagi, Halmahera menduduki peringkat pertama dalam analisa kesenjangan ini. Hingga saat ini, hanya terdapat satu calon KKP lokal, padahal kawasan ini menempati peringkat lima akan keanekaragaman hayatinya yang tinggi, kekayaan habitat, dan keterwakilan fauna Sulawesi dan Papua. Ekoregion ini sangat memerlukan berbagai upaya konservasi termasuk penataan batas KKP baru. Kedua, Sumatera bagian Barat menjadi titik kesenjangan penting pada upaya konservasi laut di Indo- nesia saat ini. Kecilnya tingkat tutupan KKP di wilayah ini amat kontras dengan nilai pentingnya sebagai perwakilan komponen Samudera Hindia dalam keanekaragaman hayati laut Indonesia, adanya hewan endemik dalam tingkat yang relatif tinggi dan silsilah genetik unik. Demikian pula dengan ekoregion Laut SulawesiSelat Makassar yang menjadi titik kesenjangan penting bila dibandingkan dibandingkan dengan keberadaan KKP. Meskipun kawasan ini memiliki jumlah KKP tertinggi sebanyak 32 lokasi di antara ekoregion lain di Indonesia, sebagian besar merupakan kawasan lindung laut skala kecil yang dikelola oleh masyarakat. Bahkan bila seluruhnya disatukan tidak memberikan luasan tutupan KKP yang signifikan untuk ekoregion yang luas dan penting ini. Mengingat keanekaragaman hayatinya yang sangat tinggi dan pentingnya ekoregion ini sebagai “koridor penghubung”, upaya signifikan perlu diarahkan pada pengembangan jejaring KKP yang menjangkau seluruh pesisir Barat Sulawesi sampai ke Laut Flores di bawahnya. Terakhir, para pakar juga menyoroti Papua, Laut Arafura, Nusa Tenggara, dan Laut Banda sebagai target penting untuk perluasan tutupan KKP. Hal ini antara lain karena memiliki tingkat