Intervensi Sebagai Bagian Dari Hukum Internasional

politik. Secara umum, negara yang melakukan intervensi memandang secara sepihak bila kepentingannya di negara tersebut terganggu. Tindakan intervensi hanya digerakkan oleh pertimbangan-pertimbangan sepihak negara yang melakukan intervensi.

B. Intervensi Sebagai Bagian Dari Hukum Internasional

Hukum Internasional mengenal beberapa cara penyelesaian pesengketaan internasional secara paksa, yaitu : 32 1. Restorsi Adalah tindakan pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain oleh karena negara yang kena retorsi telah melakukan tindakan tidak sopan dan tidak adil. Wujud dari Retorsi dapat berupa pemutusan hubungan diplomatik, pencabutan hak istimewa, penarikan konsesi pajak dan tarif dan perhentian bantuan ekonomi. 2. Reprisal Reprisal adalah upaya paksa untuk memperoleh jaminan ganti rugi, akan tetapi terbatas pada penahanan orang dan benda. Contohnya seperti embargo dan pemboikotan. 3. Blokade Damai Blokade dilakukan pada waktu damai dengan maksud agar negara yang dikenai blokade mau memenuhi permintaan negara yang memblokade. 32 Ali Sastroamidjojo, Pengantar Hukum Internasional, Penerbit Batavia, Jakarta, 1971, hlm.108. 4. Perang Perang adalah penyelesaian sengketa internasional dengan menggunakan kekerasan senjata dengan tujuan untuk mengalahkan pihak lawan sehingga pihak lawan tidak ada alternatif lain kecuali memenuhi syarat-syarat penyelesaian yang diajukan oleh pihak pemenang. 5. Intervensi Intervensi adalah salah satu bentuk campur tangan dalam urusan negara lain yang bersifat diktatorial sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan sengketa internasional. Hukum Internasional mengklarifikasikan intervensi dalam tiga macam, didasarkan pada jangkauan intervensi dan tidak mengandung karakter demarche diplomacy sebagai berikut: 1. Intervensi Internal Intervensi adalah campur tangan yang melibatkan negara luar sebagai suatu pendukung pemberontakan di negara lain dengan cara diktator. Menurut J. G. Starke intervensi internal adalah intervensi yang dilakukan sebuah negara dengan negara lain. 2. Intervensi Eksternal Intervensi Eksternal adalah intervensi yang dilakukan suatu negara terhadap peperangan atau konflik yang sudah terjadi antara dua negara atau lebih. Contoh Mussolini 33 membantu Hittler 34 33 Mussolini adalah diktator Italia yang menjabat Perdana Menteri Italia ke-27. melawan pasukan Inggris dan Amerika Serikat pada perang dunia kedua. 3. Intervensi Reprisal Intervensi Reprisal adalah pembalasan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain dikarenakan kerugian yang dilakukan oleh negara tersebut dengan melakukan perang kecil atau blokade damai. Contoh Irak melarang ekspor minyak bumi ke Amerika Serikat atas reaksi terhadap embargo ekonomi yang dilakukan Amerika Serikan terhadap Irak. Hukum Internasional juga megklarifikasikan intervensi dilihat dari dampak yang ditimbulkan oleh intervensi yang dilakukan suatu negara: 35 1. Intervensi Positif Intervensi Positif Humanitarian Interventions diartikan sebagai intervensi yang dilakukan oleh komunitas internasional di suatu negara menyangkut Hak Asasi Manusia HAM dengan tujuan menegakkan keadilan dan menghormati Hak Asasi Manusia. Banyak ahli berpendapat bahwa intervensi positif khususnya menyangkut Hak Asasi Manusia adalah intervensi yang mempunyai pembenaran nyata sehingga tidak dapat dipermasalahkan. Sean D Murphy mengemukakan pendapatnya tentang intervensi kemanusiaan sebagai berikut: “Threat or use of force by state, group of interests or organizations primarily for the purpose of protection of the nationals of the target state from widespread deprivations of internationally recognized human right”. 34 Adolf Hitler adalah pemimpin NAZI. 35 Mirza Satia Buana, Hukum Internasional Teori dan Praktik, Nusamedia, Bandung, 2007, hlm 15-18. PBB melakukan intervensi terhadap Afrika Selatan untuk menghentikan politik Apartheid, adalah salah satu contoh intervensi positif. Intervensi ini juga dapat disahkan apabila berdasar pada pembelaan diri dan permintaan yang sungguh-sungguh tegas, genuine dan explicit dan pemerintahan yang sah suatu negara. 2. Intervensi Negatif Intervensi Negatif dalam praktiknya menggunakan perjanjian internasional dan konvensi sebagai alasan untuk melakukan intervensi. Intervensi ini dilakukan dengan semena-mena dan dianggap sebagai penggerogotan kedaulatan. Negara adidaya khususnya Amerika Serikat sering melakukan praktik intervensi ini. Intevensi dinyatakan negatif bila campur tangan tersebut terkait masalah dimana negara diperbolehkan untuk mengambil keputusan secara bebas meliputi masalah kemerdekaan serta pergerakan politik negara lain. Selain menggunakan perjanjian internasional dan konvensi sebagai alasan dan dalih, intervensi negatif digunakan untuk menunjukkan aktifitas propaganda. HAM dalam perkembangan internasional merupakan salah satu isu yang sangat penting dan universal terhadap hak-hak setiap manusia dan dalam hubungan antar negara. Tiap negara berkomitmen bahwa hak asasi manusia itu bersifat universal, tidak dapat dipisahkan, saling ketergantungan, dan saling terkait. 36 Peristiwa-peristiwa di dunia saat ini memperlihatkan bahwa pelanggaran atas hak asasi manusia menjadi sebab suatu negara melakukan intervensi. 36 Deklarasi Wina 1993 pasal 5 Tindakan sewenang-wenang negara terhadap penduduknya memicu negara bertindak sesuka hati dan selanjutnya akan menjadi alasan intervensi yang akan dilakukan pihak lain. Tindakan negara-negara dalam melakukan intervensi kemanusiaan sering didasari alasan bahwa telah terjadi tragedi kemanusiaan yang luar biasa sehingga dapat mengancam kedamaian dan keamanan internasional yang merupakan tujuan dari dibentuknya PBB. 37

C. Intervensi Yang Diperbolehkan Dan Tidak Diperbolehkan