Lompat Jauh Gaya Jongkok Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok

19 Dalam penelitian ini yang akan ditekankan pada prestasi lompat jauh gaya jongkok.

2.1.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menurut Tim Bina Karya Guru 2007:21 Lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh yang terdiri atas gerakan awalan, menolak, melompat, melayang dan mendarat di bak pasir dengan kaki yang terkuat digunakan untuk menumpu. Lebih lanjut di dalam Tim Bina Karya Guru 2007:22-23 disebutkan bahwa langkah-langkah lompat jauh gaya jongkok, meliputi: 2.1.3.1 Gerakan Awalan Gerakan awalan berguna untuk memperoleh kecepatan yang maksimal sebelum mencapai balok tolakan. Beberapa cara melakukan gerakan awalan adalah sebagai berikut: 2.1.3.1.1 Berdiri dibelakang tanda awalan serta berkonsentrasi penuh. 2.1.3.1.2 Berlari cepat dengan langkah yang tegap menuju balok tumpuan 2.1.3.1.3 Kurang lebih 4 langkah lagi sebelum mencapai balok tumpuan, pikiran berkonsentrasi pada balok tumpuan. 20 Gambar 2.4 Gerakan Awalan Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:42 2.1.3.2 Gerakan Menolak Pada saat akan melakukan gerakan menolak pada balok tumpuan, badan agak condong ke belakang. Gambar 2.5 Gerakan Menolak Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:43 21 2.1.3.3 Gerakan Melayang Pada lompat jauh gaya jongkok, sikap badan saat melayang adalah jongkok. Gambar 2.6 Sikap Badan Saat Melayang di Udara Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007:23 2.1.3.4 Gerakan Mendarat Pada saat mendarat kedua kaki rapat dan diluruskan ke depan. Badan dibungkukkan ke depan. Tangan diayunkan ke depan. Berat badan didorong ke depan. Tepat ketika mendarat harus jatuh pada kedua ujung kaki yang rapat dan sejajar. Kedua lutut dilipat. Dagu ditarik ke dada sambil mengayun kedua tangan kea rah belakang. Pada waktu mendarat, keseimbangan badan harus dijaga sehingga tidak jatuh terduduk atau menyentuh pasir. 22 Gambar 2.7 Sikap Mendarat Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007: 23

2.1.4 Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok

Dalam proses belajar mengajar lompat jauh selain strategi mengajar, kecepatan berlari juga dapat mempengaruhi hasil belajar yang diinginkan. Kecepatan berlari 60 meter memungkinkan dapat membantu bergerak lebih cepat dan memelihara stabilitas tubuhnya dengan baik. Logikanya mereka yang memiliki kecepatan berlari pada jarak 60 meter dengan cepat akan mendapat keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok. Dengan kecepatan berlari yang tinggi memungkinkan seorang siswa dapat bergerak dengan cepat, memelihara stabilitas tubuhnya waktu bergerak, juga dapat menyumbangkan peningkatan kelincahan. Berkaitan dengan belajar lompat jauh gaya jongkok, kecepatan berlari khususnya jarak 60 meter merupakan prasyarat untuk mencapai keterampilan melakukan lompat jauh gaya jongkok. Melakukan lompat jauh gaya jongkok yang baik, ditopang beberapa 23 komponen gerak, kekurangan atau kelebihan komponen tertentu akan diimbangi oleh komponen lainnya. Keberhasilan menampilkan lompat jauh gaya jongkok bergantung pada sifat bangunan tubuh individu, dan kecepatan berlari merupakan komponen utama pada penampilan gerak. Tetapi perlu diketahui bahwa memiliki kecepatan berlari bukan merupakan jaminan akan mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok. Hal ini disebabkan komponen yang diperlukan pada lompat jauh gaya jongkok tidak otomatis didominasi faktor kecepatan berlari saja. Artinya siswa yang kecepatan berlarinya tinggi belum menjamin akan memiliki hasil belajar yang baik dalam olahraga lompat jauh gaya jongkok. Demikian pula bagi siswa yang kecepatan berlarinya rendah, bukan jaminan akan memperlihatkan hasil yang jelek. Tetapi siswa yang kecepatan berlarinya rendah berarti mempunyai kualitas kemampuan gerak yang rendah dan diduga akan mengalami hambatan-hambatan dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Dengan demikian siswa yang memiliki kecepatanberlari yang tinggi mendapat keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok yang memerlukan kecepatan berlari. Kecepatan berlari yang tinggi memberikan keuntungan dalam kemudahan melawan gaya gravitasi bumi dalam mengangkat beban tubuh untuk melakukan tolakan. Sebaliknya kecepatan berlari yang rendah akan mengalami hambatan dalam melawan gaya gravitasi bumi. Bila uraian-uraian di atas dihubungkan dengan hubungan kecepatan berlari 60 meter dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok, diduga siswa yang memiliki 24 kecepatan berlari yang tinggi memberi hasil yang lebih baik dalam lompat jauh gaya jongkok daripada yang memiliki kecepatan berlari yang rendah.

2.1.5 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45