16
terlebih dahulu dadanya atau salah satu anggota badannya menyentuh pita finish itulah yang dianggap terlebih dahulu masuk atau pemenangnya.
Berkaitan dengan hal tersebut Aip Syarifuddin 1993:68 mengemukakan bahwa di dalam perlombaan lari jarak pendek ada tiga cara melewati garis finish,
yaitu: 2.1.1.3.1 Dengan cara menjatuhkan dada ke depan
2.1.1.3.2 Dengan cara menjatuhkan salah satu bahunya ke depan 2.1.1.3.3 Dengan cara lari terus secepat-cepatnya sampai beberapa meter
melewati garis finish.
Gambar 2.3 Teknik Melewati Garis Finish
Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41
2.1.2 Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dalam olahraga atletik, merupakan suatu rangkaian gerak yang tidak terputus-putus. Prosesnya dimulai
dari lari awalan, diikuti gerakan tolakan dengan satu kaki, gerakan melayang dan
17
gerak mendarat. Sebagaimana dijelaskan oleh Deaur 1989 : 87 “lompat jauh adalah suatu aktifitas yang diawali dengan berlari untuk mengambil awalan,
dilanjutkan menolak dengan satu kaki, melayang di udara dan mendarat dengan dua kaki secara bersama-sama”.
Menurut Bernhard 1993:34 “unsur-unsur dasar lompat jauh meliputi: 2.1.2.1 Faktor-faktor kondisi, terutama kecepatan, kekuatan lompat, dan tujuan
yang diarahkan kepada keterampilan 2.1.2.2 Faktor-faktor teknik, ancang-ancang, persiapan lompat dan perpindahan
saat melayang dan pendaratan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, terdapat empat persyaratan yang
harus dikuasai dalam lompat jauh yaitu, awalan yang tepat, tolakan yang kuat, saat melayang di udara dan mendarat. Keempat unsur tersebut merupakan suatu
kesatuan yang masing-masing memiliki mekanisme sendiri-sendiri. Awalan pada lompat jauh memerlukan irama, kecepatan, dan ketepatan dari
langkah lari seorang pelompat. Hal ini penting agar pelompat dapat tepat menempatkan kaki tolak pada papan tolak, pada kecepatan maksimal, sehingga
dapat menghasilkan lompatan yang baik. Aip Syarifudin 1993:73 mengatakan bahwa jarak serta kecepatan awalan, tergantung dari si pelompat sendiri. Pada
umumnya jarak awalan untuk putera antara 40 sd 50 meter, sedangkan untuk puteri antara 30 sd 45 meter. Tujuan dari pada pengambilan awalan adalah guna
mendapatkan kecepatan horizontal, yang nantinya dijadikan kecepatan vertical untuk menentukan lintasan gerak dari titik berat badan.
Cara mengambil awalan bermacam-macam, diantaranya: mencoba beberapa
18
kali melakukan awalan, hingga tepat kemudian baru diukur. Beberapa kali lari dari balok tolakan ke tempat di mana ia akan memulai awalan, atau gabungan dari
kedua cara tersebut. Kemudian melakukan tolakan dengan tungkai yang dianggap terkuat, serta
dibantu ayunan tungkai dan kedua ayunan lengan. Di samping itu dibantu pula dengan menengadahkan kepala, hingga sikap badan melenting ke belakang.
Menurut Aip Syarifuddin 1993:74 pada saat melayang di udara, sikap badan itu bermacam-macam. “Sikap badan di udara, dinamakan gaya lompatan seperti:
2.1.2.3 Gaya jongkok atau tuck
Sikap badan di udara jongkok, badan dibulatkan, kedua lutut ditekuk, kedua tangan lurus ke depan.
2.1.2.4 Gaya menggantungmelenting atau hang style Sikap badan di udara dilentingkan ke belakang, kedua tungkai ke belakang,
dan kedua tangan ke atas ke belakang, seperti orang yang sedang menggantung.
2.1.2.5 Gaya jalan di udara atau walking in the air Dari semua gerakan atau gaya tersebut tidak akan mempengaruhi parabola
dari titik berat badan, tetapi untuk menjaga keseimbangan serta mendapatkan sikap jatuh atau mendarat yang lebih menguntungkan.
Pada saat mendarat harus diusahakan dapat mendarat yang sejauh-jauhnya
serta badan dalam keadaan seimbang. Caranya: tungkai bawah diayun aktif ke depan, mendarat dengan kedua kaki, togok dibawa ke depan, kedua lengan
diayunkan ke depan.
19
Dalam penelitian ini yang akan ditekankan pada prestasi lompat jauh gaya jongkok.
2.1.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok