xxv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
1. Hakikat Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris yakni to manage yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem administrasi.
9
Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir pengaturan. Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara
mengatur yang banyak terdapat dalam Alquran seperti firman Allah Swt:
“ Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari kadarnya lamanya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu”. Qs. As-Sajadah; 5.
10
Dari ayat di atas diketahui bahwa Allah Swt merupakan pengatur alam. Akan tetapi, sebagai khalifah di bumi ini, manusia harus mengatur dan mengelola
bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah Swt mengatur alam raya ini. Manajemen menurut istilah adalah proses mengkoordinasikan aktivitas-
aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Manajemen pendidikan Islam sebagaimana telah disebutkan di atas
9
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, cet.I, Bandung: Pustaka Media, 2012, h. 1.
10
Departemen Agama Republik Indonesia, Tafsir al- Qur’an dan Terjemahannya, Cet.II,
Semarang: Toha Putra, 1995, h. 109.
xxvi
adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki umat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya, baik perangkat keras maupun lunak.
Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan,
baik di dunia maupun di akhirat. Sistem organisasi adalah integritas berbagai komponen yang saling mempengaruhi yang berperan menurut tugas dan fungsi
masing-masing sekaligus terkait dengan komponen-komponen administrative. Seluruh aktivitas manusia dalam suatu sistem organisasi dikendalikan oleh
prinsip-prinsip yang berlaku dalam manajemen. Adapun sistem administrasi berperan mencatat dan merekam semua proses manajerial secara bertahap,
periodic, dan akuntabel. Kemudian di dalam Surah al-Maidah ayat 3 dan Surah al- Hasyr ayat 18 juga Allah memfirmankan tentang manajemen sebagai berikut:
“
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa. Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Qs.al-
Maidah;3
11
11
Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahannya Semarang: Toha Putra, 1995, h. 83.
xxvii
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
” Qs. Al-Hasyr; 18
12
Abu sin merumuskan empat persyaratan yang harus ada dalam manajemen Islami, yaitu:
1. L
andasan nilai-nilai dan ahklak Islami. Manajemen Islami harus berdasarkan
universalitas nilai,
yaitu kasih
sayang, kejujuran,
kemanusiaan, keadilan, dan kesederajatan insani 2.
S eluruh aktivitas manajemen merupakan salah satu berntuk penghambaan
kepada Allah Swt. Nilai-nilai ibadah harus dibangun dengan landasan ketuhanan.
3. H
ubungan atasan dengan bawahan merupakan hubungan persaudaraan umat Islam, hubungan antarmanusia yang sederajat, egalitarian, dan berprinsip
pada nilai-nilai
universal kemanusiaan,
keadilan, kebangsaan,
kemerdekaan dan kesinambungan antara hak dan kewajiban. Kebaikan seorang pemimpin pada anak buahnya tidak akan sia-sia apabila dilandasi
oleh niat yang baik. 4.
M anajemen Islam yang dilandasi oleh etika dan nilai-nilai agama, menjadi
salah satu alternative dalam menyelesaikan problem individu dan sosial di tengah-tengah zaman yang semakin tidak menentu secara moral. Apabila
ada keinginan untuk mengembangkan secara profesional yang sesuai dengan aturan ilmu yang telah disepakati, perlu diperjelas pengertian dari
manajemen Islam secara epistimologi. Harus sering dilakukan pengkajian-
12
Ibid, h. 291.
xxviii
pengkajian secara mendalam dan terus-menerus melakukan penelitian. Dengan demikian, ditemukan dasar-dasar ilmiah dari manajemen Islam