lv
agama Islam diharapkan mampu menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al-
‘ubudiyah, ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi al- wathaniyah wa al-nasab dan Ukhuwah persatuan dalam persaudaraan .
Dalam konteks peserta didik yang pluralistic di sekolah, dan dalam arti komponen masyarakat didik yang serba plural, baik dalam agama, ras, etnis,
budaya dan sebagainya, pembelajaran pendidikan agama diharapkan mampu mewujudkan ukhuwah persaudaraan dalam arti yang luas. Sungguhpun
masyakarat didik berbeda-beda agama, ras, etnik dan tradisi serta budaya yang dibawa dari berbagai macam golongan, tetapi bagaimana dengan melalui
keberagaman tersebut dapat dibangun suatu tatanan yang rukun, damai dan tercipta kebersamaan hidup serta toleransi yang dinamis dalam membangun
bangsa Indonesia yang sejahtera adil dan makmur.
B. Kajian Terdahulu
1. Sayuti Harid Chaniago 2005 “ Implementasi Manajemen Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Melalui Model Interaksi Sosial di SMP Negeri 9 Padang, berkesimpulan bahwa:
a. Perencanaan implementasi manajemen pembelajaran pendidikan agama
Islam di SMP Negeri 9 Padang menggunakan sistem transasional, pendekatan histografis serta pendekatan sosial untuk meningkatkan
wawasan pedagogik guru terhadap psikomotorik dan kognisi peserta didik
b. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 9
Padang memiliki fase retensi dalam mengajarkan pendidikan agama Islam khususnya pada mata pelajaran Alquran, dengan adanya sistem
manajemen melalui model interaksi sosial dapat meningkatkan kualitas daya belajar peserta didik serta proposisi guru-guru PAI dalam
mendudukkan nilai-nilai agama Islam. c.
Evaluasi manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 9 Padang melalui uji materi didaktik khusus terhadap siswa yang
belum mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik. Baik
lvi
dari segi pemahaman, hafalan dan pengamalan. Dalam manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam menerapkan pembelajaran
kooperatif sebagai daya pendukung dalam menuntaskan pembelajaran agama di lembaga tersebut dengan cakupan linerial.
2. Rosmawati 2008 “Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam Manajemen Pendidikan Agama Islam Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Serdang Bedagai”,
berkesimpulan bahwa: a.
Implementasi kurikulum berbasis kompetensi dalam manajemen pendidikan agama Islam terhadap mata pelajaran pendidikan agama
Islam di SMP Negeri 2 Serdang Bedagai menggunakan sistem pembelajaran yang berorientasi kepada meta konsep pengayaan bukan
berdasarkan kepada hafalan surah-surah dalam Alquran b.
Implementasi kurikulum berbasis kompetensi dalam manajemen pendidikan agama Islam terhadap mata pelajaran pendidikan agama
Islam di SMP Negeri 2 Serdang Bedagai yakni pembelajaran pada kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menggunakan
tema ibadah, maka pembelajaran di kelas maksimal waktu yang dibutuhkan adalah 20 Menit dan untuk 25 menit berikutnya
dilaksanakan dengan menggunakan praktek ibadah di luar kelas. c.
Pembelajaran pada kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih banyak menggunakan media, seperti media buku-buku petunjuk
tentang shalat, hafala- hafalan juz ‘amma bagi yang sudah menguasai
iq ra’,
d. Pembelajaran pada kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Negeri 2 Serdang Bedagai melalui manajemen pendidikan agama Islam menggunakan model pembelajaran Partisipatif. Karena
pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model tersebut melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran.
lvii
e. Menggunakan kompetensi dasar dan dasar kompetensi meliputi
indikator dan kompetensi pedagogik peserta didik f.
Menggunakan alokasi waktu selama 45 menit 3.
Gayati Anum, 2009 “ Impelementasi Manajemen Pembelajaran Agama Islam Pada Mata Pelajaran Alquran hadis di SMP Negeri 1 Jambi
”, berkesimpulan bahwa:
a. Implementasi manajemen pembelajaran agama Islam di SMP Negeri 1
Jambi adalah pembelajaran yang menggunakan pembelajaran praktisi terkhusus pada bidang ‘amaliyah.
b. Manajemen pembelajaran agama Islam di SMP Negeri 1 Jambi
menggunakan sistem transformasi dari pembelajaran classroom menjadi pembelajaran outclass.
c. Implementasi pembelajaran agama Islam di SMP Negeri 1 Jambi
merupakan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif learning pada mata pelajaran Alquran hadis dengan demikian, bahwa
penggunaan pembelajaran keterampilan bukan pada bakat siswa, seperti qiro’ah tartil pada surah-surah pendek contohnya surah al-ikhlas dan
lain sebagainya, tetapi melalui pengayaan. Dari kajian terdahulu yang telah dikemukakan, penulis akan mengangkat
tema implementasi manajemen pembelajaran agama Islam di SMP Negeri 3 Percut Seituan sebagai kaca perbandingan, bahwa sistem kerja sama pada
kelompok tidak dilakukan secara substantif tapi juga secara eksploitasi menyeluruh, baik pada individual maupun kepada anggota kelompok dan guru.
lviii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, logis dan berencana untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisis dan menyimpulkan data adengan menggunakan metode tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang timbul dalam bidang pendidikan.
Sistematis artinya berdasarkan pola dan tekhnik tertentu serta sesuai dengan aturan-aturan ilmiah dalam penelitian pada umumnya.
Logis adalah logika berpikir ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah dan prinsip-prinsip teori penelitian. Sedangkan berencana
artinya penelitian yang direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan dan dimana diadakan penelitian, siapa
penelitinya, latar belakang penelitian, dan sebagainya.
46
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan
dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial, antropologi dan sejumlah penelitian perilaku lainnya termasuk ilmu pendidikan. Penelitian
kualitatif di bidang pendidikan tidak dilaksanakan di laboratorium tetapi di lapangan tempat peristiwa pendidikan berlangsung secara natural atau alami.
Data dikumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, seperti: guru, siswa, orang tua dan lain-lain. Hasil penelitian ini berupa
deskripsi analitik, yaitu uraian naratif mengenai suatu proses tingkah laku subyek sesuai dengan masalah yang diteliti.
Penelitian kualitatif ini dipilih penulis karena dianggap lebih cocok dengan tema tulisan. Dalam beberapa bidang studi, penelitian kualitatif lebih tepat
digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui atau baru sedikit yang diketahui, selain dapat juga memberi
46
Amirul hadi Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005, h. 12-13.