Pengayaan Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

- Melaporkan kepada yang berwajib apabila ada kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila. - Mengembangkan sikap kekeluargaan di antara sesama warga masyarakat. - Mengembangkan hidup sederhana di dalam masyarakat. - Tidak memaksakan agama kepada orang lain tetangga. - Menghormati agamakepercayaan orang lain. - Bersikap adil terhadap sesama warga masyarakat. - Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. - Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban diatara sesama warga masyarakat. - Menjaga persatuan dan kesatuan di antara sesama warga masyarakat. - Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat. - Saling mencintai sesama warga masyarakat.

4. Dalam Bidang Politik

- Menampilkan perilaku politik sesuai Pancasila; - Menghindari sikap dan perilaku yang memaksakan pendapat dan ingin menang sendiri; - Penyelenggara negara dan warga negara mewujudkan nilai ke tuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, serta kerakyatan dan ke adilan dalam kehidupan seharihari; - Menghindari sikap menghalang-halangi orang yang akan berpartisipai dalam kehidupan demokrasi; - Meyakini bahwa nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai nilai yang terbaik dan sesuai untuk bangsa Indonesia serta tidak meleceh kannya.

5. Dalam Bidang Hukum

- Menanamkan nilai kesadaran hukum dan menaati hukum dalam kehidupan sehari-hari; - Mewujudkan perlindungan hukum dan kepastian hukum dalam peradilan; - Meyakini pancasila dan uud 1945 sebagai landasan utama penyelenggaraan ketata negaraan, misalnya dalam membuat kebijakan publik tidak bertentangan dengan pancasila dan uud 1945 - Menghindari perbuatan main hakim sendiri; - Menegakkan sistem hukum nasional, misalnya tidak melanggar peraturan lalu lintas.

6. Dalam Bidang Ekonomi

- Mewujudkan masyarakat dan negara yang bersih dari tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme; - Mengendalikan diri dari sikap bergaya hidup mewah, pemborosan, dan terlalu membanggakan produk luar negeri; - Menghindarkan sikap perilaku menghalalkan segala cara untuk mem perkaya diri sendiri; - Menghindari perilaku ekonomi kapitalis yang mematikan usaha kecil dan menengah; - Menghindari monopoli, dan etatisme paham yang lebih mementingkan negara daripada rakyat, dalam per ekonomian nasional. - Selalu menggunakan barang produksi dalam negeri. Kasus Intoleransi dalam Beragama Kerusuhan Tolikara Papua VIVA.co.id - Aminudin Syarif, peneliti dari SETARA Institute yang terlibat dalam penelitian untuk mengukur tingkat toleransi beragama di kota-kota di Indonesia membeberkan dua kasus intoleransi paling parah sepanjang 2015. Ia mengatakan, dua kasus intoleransi yang terparah sepanjang 2015 adalah peristiwa Tolikara yakni pembakaran rumah ibadah masjid dan juga Aceh Singkil terkait bentrokan warga akibat pembongkaran rumah ibadah gereja. Dari semua data yang kami kumpulkan dan pelajari, kasus Tolikara dan Aceh Singkil adalah yang paling parah. Dua kasus itu sangat butuh perhatian karena pertengkarannya sangat bahaya kalau tidak diatasi, ujar Aminudin kepada VIVA.co.id, Senin, 16 November 2015. Ia mengatakan, jika tidak ada konstitusi dan pemahaman yang jelas, maka kaum mayoritas bisa menginjak-injak kaum minoritas. Kalau bisa saling menghargai di tempat kita hidup, kata Aminudin, maka kita aman. Jika tidak, Anda hanya akan aman jika berada dalam kelompok mayoritas, ucapnya. Aminudin mengaku pihaknya tidak ingin melihat adanya lagi kasus intoleransi umat beragama karena akan berdampak buruk bagi kaum minoritas yang ada. Ia mencontohkan, jika pada sebuah desa masih terjadi adanya kelompok mayoritas yang berkuasa, maka akan sangat merugikan kaum minoritas. Hal kecil saja, misalnya kaum minoritas tidak akan dilibatkan dalam acara kepanitiaan kerja bakti atau lomba 17-an. Hanya karena berbeda, dia tidak dilibatkan dalam kehidupan sosial. Pisahkanlah urusan sosial dengan kepercayaan. Pakai UU dan regulasi yang ada untuk pedoman dalam melakukan sesuatu, kata dia. SETARA Institute menyampaikan, secara nasional ada 316 tempat ibadah yang diganggu dari total 1.600 peristiwa atau konflik intoleransi beragama sepanjang tahun 2015 ini. one Oleh : Toto Pribadi, Rebecca Reifi Georgina Sumber: viva.co.id-ini-dua-kasus-intoleransi-paling-parah-di-indonesia.htm

Dokumen yang terkait

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

0 5 158

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

0 3 202

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 214

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

1 6 218

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

0 3 216

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta TAHUN AKADEMIK 2016/2017.

0 4 227

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 0 69

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 8 189

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 2 401

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 0 72