2.5 ANALISA BIAYA PRODUKSI
EDIBLE FILM
Analisa biaya produksi ini hanya menghitung biaya untuk bahan baku dan daya listrik yang digunakan.
Harga kacang kedelai = Rp 10.000kg
Harga tepung tapioka = Rp 4.000kg
Harga gliserol teknis = Rp 16.000liter
Jumlah bahan yang digunakan setiap sampel penelitian: Kacang kedelai 75 gram
= 0,075 x Rp 10.000kg = Rp 750,-
Tepung tapioka 10 gram = 0,01 x Rp 4.000kg
= Rp 40,- Harga gliserol teknis 2 ml
= 0,002 x Rp 16.000liter = Rp 32,-
Jumlah edible film yang bisa dihasilkan setiap 1 run penelitian = 12 lembar edible film dengan ukuran 5x5 cm ketebalan 0,294 mm.
Asumsi: Harga jual edible film dengan ukuran 5x5 cm = Rp 200,-lembar. Tarif dasar listrik per kWh = Rp 600,-
Daya untuk pengaduk magnetic 0,02 kW. Waktu pemakaian blender 0,1 jam Biaya listrik untuk magnetic stirrer = 0,2 kW x 0,1 h x Rp 600,- = Rp 12,-
Daya untuk hotplate 0,23 kW. Waktu pemakaian blender 0,25 jam Biaya listrik untuk magnetic stirrer = 0,23 kW x 0,25 h x Rp 600,- = Rp 34,5
Hasil yang diperoleh adalah harga penjualan edible film dikurangi biaya pembelian bahan baku dan biaya listrik.
Hasil perolehan = Rp 200 x 12 – Rp 750 + Rp 40 + Rp 32 + Rp 12 + Rp 34,5
=Rp 1541,5 Dari analisa biaya produksi edible film dapat dilihat bahwa proses pembuatan
edible film dari kacang kedelai memberikan nilai tambah. Oleh karena itu, proses ini baik untuk dikembangkan, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kacang
kedelai.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 BAHAN DAN PERALATAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang kedelai, tepung tapioka dan gliserol.
Peralatan yang digunakan adalah blender, kain saring, panci, kompor gas, magnetic stirer, hot plate, oven, pH meter, beaker gelas, gelas ukur, termometer,
timbangan, dan cetakan.
3.3 DIAGRAM KERJA