GLISEROL Pembuatan Edible Film Dari Ekstrak Kacang Kedelai Dengan Penambahan Tepung Tapioka Dan Gliserol Sebagai Bahan Pengemas Makanan

sebagai bahan baku atau campurantambahan pada berbagai macam produk. Selain itu, tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental, bahan pemadatpengisi filler, bahan pengikat pada industri makanan olahan, dan dapat juga sebagai bahan penguat benang pada industri tekstil [12].

2.3 GLISEROL

Gliserol merupakan plasticizer yang bersifat hidrofilik, sehingga cocok untuk bahan pembentukan film yang bersifat hidrofilik seperti pati. Gliserol dapat meningkatkan penyerapan molekul polar seperti air. Gliserol berperan sebagai plastisizer yang dapat meningkatkan fleksibilitas film. Gliserol gliserin merupakan senyawa poliol sederhana yang tidak berwarna, tidak berbau, dan berupa cairan kental yang banyak digunakan dalam formulasi farmasi. Gliserol memiliki rasa manis dan toksitas rendah [14]. Gliserol dapat larut sempurna dalam air dan alkohol, tetapi tidak dalam minyak. Sebaliknya banyak zat dapat lebih mudah larut dalam gliserol dibandingkan dalam air maupun alkohol. Oleh karena itu gliserol merupakan pelarut yang baik [16]. Senyawa ini bermanfaat sebagai anti beku anti frezee dan juga merupakan senyawa yang higroskopis sehingga banyak digunakan untuk mencegah kekeringan pada tembakau, pembuatan parfum, tinta, kosmetik, makanan dan minuman lainnya [15]. Gliserol banyak dihasilkan dari industri oleokimia yang merupakan bahan baku yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. Gliserol dapat diperoleh dari pemecahan ester asam lemak dari minyak dan lemak industri oleokimia [17]. Gambar 2.2. Struktur Gliserol [18] Dalam penelitian ini digunakan plasticizer gliserol yang memiliki rumus kimia C 3 H 8 O3 dengan berat molekul 92,10 gmol dan massa jenis 1,23 gcm 3 . Gliserol dapat digunakan sebagai plasticizer karena senyawa ini merupakan molekul Universitas Sumatera Utara hidrofilik kecil dan dapat dengan mudah masuk di antara rantai protein. Gliserol akan lebih membentuk ikatan hidrogen dengan grup amida dari protein kedelai. Masuknya gliserol dalam struktur protein kedelai diduga akan mengurangi interaksi dan kedekatan antar rantai protein sehingga pergerakan rantai protein menjadi lebih baik. dengan penambahan gliserol maka film yang dihasilkan akan lebih fleksibel dan dapat mengurangi sifat rapuh dari edible film yang dihasilkan [10].

2.4 EDIBLE FILM