Desain Atas Pembentukan Komposisi

58 Sesekali penari terbagi menjadi dua kelompok sama rata masih dengan menggunakan teknik gerak stakato. Adegan ini menggambarkan tentang kekuatan dan ketangkasan seorang gladiator dalam bergerak, yakni digambarkan dengan adanya gerak tangan, kaki, kepala, kelenturan badan yang mengkombinasikan gerakan ladies style dan waving. Adegan ketiga menceritakan formasi siap perang dalam pertahanan dengan membuat gerakan seperti menembak, jurus perang dengan gerak locking, yang diperkuat dengan iringan mortal kombat. Adegan ini masih menggunakan gerak tari kreasi dengan membuat gerak simbol bahwa para gladiator tangguh dan disimbolkan dengan gerak stakato dan tutting. Pada babak tiga ini merupakan puncak dari karya tari Gladiator. Adegan terakhir adalah penurunan dinamika yang diperkuat dengan iringan musik yang menurun. Kemudian dilanjutkan dengan penari putri memainkan properti piring yang menjadi simbol tameng. Gerakan yang diambil dari adegan ini adalah tari piring yang dikembangkan ke dalam gerak modern. Bersamaan dengan itu, penari putra gladiator memainkan bendera dengan atraktif di sisi kanan dan kiri dengan gerak memutar bendera yang merupakan simbol kemenangan peperangan. Adegan terakhir dari karya ini adalah pose dimana keseluruhan penari mengangkat properti yang telah selesai mereka mainkan. Desain kerucut berganda yang ada di tari Gladiator mempunyai beberapa klimaks yaitu pada adegan 1, 3 dan 4. Adegan pertama merupakan klimaks awal yaitu turunnya penari ke tengah penggung dan membuat formasi. Adegan ketiga 59 merupakan klimaks saat peperangan dilanjutkan adegan empat klimaks penutup yang ditandai dengan penggunaan semua properti yang menggambarkan kemenangan.

f. Dinamika

Dinamika adalah kekuatan dalam yang menyebabkan gerak menjadi hidup dan menarik, dapat juga dikatakan sebagai jiwa emosional dari gerak Soedarsono, 1978:29. Pengemasan sebuah karya tari Gladiator dapat dilihat dari beberapa bagian yang didalamnya terdapat unsur-unsur gerak sehingga membentuk suatu dinamika gerak. Koreografer menciptakannya dengan unsur- unsur pergantian tempo, level, dan pergantian lemah kuat gerak. Pergantian tempo terjadi saat pergantian adegan pertama menuju adegan kedua yaitu tempo cepat ke lambat. Kemudian pergantian tempo yang lain pada saat menuju adegan ketiga yaitu gerakan pertahanan, menggunakan hitungan tu- wa tu-wa-ga, tu-wa tu-wa-ga mengikuti irama tempo dari musik dan seterusnya Pergantian level terjadi saat intro penari menempati posisi level atas bawah kemudian pada adegan pertama berganti menjadi level atas semua. Selanjutnya pada saat akan berganti adegan kedua terdapat pergantian semua penari melakukan level bawah pada hitungan 8. Masih di dalam adegan kedua, ada di saat 7 penari di level bawah dan 1 penari di level atas. Adegan terakhir kembali semua penari melakukan level atas semua.