24 b. Uji one way ANOVA
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah hipotesis peneliti diterima atau tidak. Untuk mengetahui apakah temulawak instan Curcuma xanthorrizha Roxb
memiliki efek sebagai analgetik dengan melihat besarnya koefisien F hitung atau p-value
dan membandingkan dengan F tabel atau taraf signifikansi baik pada α = 0,
05 atau α = 0,01. Apabila p-value lebih kecil dari 0,05 maka terdapat perbedaan yang berarti hipotesis kerja H
1
diterima dan hipotesis nol H ditolak.
c. Uji independent-T test Uji digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan efek analgetik
antara kelompok kontrol positif dengan kontrol negatif, antara kelompok kontrol dengan perlakuan, dan antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lain dengan
melihat besarnya koefisien p-value pada kolom t-test for Equality of Means dengan taraf signifikan α = 0,05. Apabila p-value lebih kecil dari 0,05 maka
dinyatakan memiliki keberartian atau signifikan, sebaliknya apabila p-value lebih besar dari 0,05 maka dinyatakan tidak memiliki keberartian atau tidak signifikan.
Taraf signifikansi 5 atau 0,05 berarti sama dengan menolak hipotesis atas dasar kepercayaan 95.
Data yang diperoleh juga dihitung nilai IC
50
dengan membuat kurva hubungan antara persen proteksi dengan dosis, dimana persen proteksi terletak
pada sumbu Y dan dosis terletak pada sumbu X. Persamaannya adalah sebagai berikut Y = BX + A,dimana Y = persen proteksi 50
X = dosis senyawa uji mgKgBB; B = 0,0006 dan; A = 0,08.
25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pengukuran Uji Efek Analgetik Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari uji analgetik dari temulawak
instan terhadap mencit jantan dengan metode geliat. Aktivitas analgetik ditunjukkan dengan adanya penurunan jumlah geliat selama 1 jam pada mencit
yang diberi temulawak instan dan telah diinduksi asam asetat. Hasil penelitian yang berupa persentase rerata jumlah geliat setiap kelompok perlakuan selama 1
jam dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 7, dan persentase potensi hambatan jumlah geliat serta persen efektivitas dapat dilihat pada Tabel 3. Sedangkan untuk
hasil rerata jumlah geliat setiap 5 menit dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 2. Rerata Jumlah Geliat Setiap Kelompok Perlakuan
Mencit Kelompok Uji jumlah geliat
KN KP
P1 P2
P3 1
103 15
134 106
45 2
132 46
155 91
87 3
91 58
107 84
41 4
117 62
75 68
77 5
224 64
101 105
44 Rerata ±
SD 133,4 ±
47,33 49,0 ±
18,11 106,4 ±
19,24 90,8 ±
14,3 58,8 ±
19,25 Keterangan :
KN : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian Na-CMC 1 KP : Kelompok kontrol positif dengan pemberian asetosal 1
26 P1 : Kelompok perlakuan dengan pemberian temulawak instan dosis 187,5
mgKgBB P2 : Kelompok perlakuan dengan pemberian temulawak instan dosis 375
mgKgBB P3 : Kelompok perlakuan dengan pemberian temulawak instan dosis 750
mgKgBB
Gambar 7. Histogram Rerata Jumlah Geliat Setiap Kelompok Perlakuan
Tabel 3. Persen Proteksi dan Efektivitas Tiap Kelompok Perlakuan Kelompok
Proteksi Efektivitas
Kontrol Negatif -
- Kontrol Positif
63 100
Perlakuan 1 20
32 Perlakuan 2
32 50
Perlakuan 3 56
88
27 Tabel 4. Rerata Jumlah Geliat setiap 5 Menit
Rata-rata Jumlah
Geliat pada menit
Kelompok uji rata-rata ± SD KN
KP P1
P2 P3
5 0,4 ± 0,8
0,2 ± 0,4 3,6 ± 0,8
3,33 ± 3,14 1,0 ± 0,89
10 14,4 ± 4,6
6,2 ± 4,2 20 ± 1,4
16 ± 3,1 8,4 ± 2,7
15 17,6 ± 5,3
7,8 ± 2,3 13 ± 2,8
13 ± 3,2 8,2 ± 2,6
20 16,4 ± 5 ,8
6,0 ± 1,7 12 ± 1,6
10 ± 1,6 6,6 ± 1,4
25 13,4 ± 5,2
6,2 ± 2,9 10 ± 2,4
9,3 ± 2,0 7,0 ± 1,9
30 11,4 ± 6,0
4,2 ± 1,7 9,0 ± 3,0
6,8 ± 1,3 5,2 ± 1,3
35 12,2 ± 3,3
4,0 ± 2,3 6,4 ± 2,6
6,5 ± 1,7 4,0 ± 1,9
40 12,0 ± 7,2
3,2 ± 2,2 7,4 ± 3,4
7,0 ± 1,5 3,4 ± 3,0
45 10,2 ± 5,0
2,8 ± 1,2 6,4 ± 3,3
6,2 ± 1,9 3,2 ± 1,7
50 7,4 ± 4,8
3,0 ± 1,1 7,2 ± 4,1
4,8 ± 1,1 4,0 ± 2,0
55 8,8 ± 4,66
2,4 ± 1,85 5,2 ± 1,47
4,83 ± 2,22 3,6 ±1,74
60 9,2 ± 4,45
3 ± 2,28 6,4 ± 2,34
3,33 ± 0,94 4,2 ± 2,23
Keterangan : KN : Kelompok kontrol negatif dengan pemberian Na-CMC 1
KP : Kelompok kontrol positif dengan pemberian asetosal 1 P1 : Kelompok perlakuan dengan pemberian temulawak instan dosis 187,5
mgKgBB P2 : Kelompok perlakuan dengan pemberian temulawak instan dosis 375
mgKgBB P3 : Kelompok perlakuan dengan pemberian temulawak instan dosis 750
mgKgBB 2.
Hasil Analisis Data a.
Hasil Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas pada semua data uji dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Semua Kelompok Uji Variabel
Taraf Signifikan Keterangan
Jumlah geliat 0,238
Homogen
28 b.
Hasil Uji Analisis Data Metode one way ANOVA Hasil uji analisis data dengan metode one way ANOVA dapat dilihat pada
Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisis Data Metode one way ANOVA
Variabel Taraf Signifikan
Keterangan Jumlah geliat
0,001 H
ditolak apabila p-value 0,05 H
1
diterima apabila p-value 0,05
c. Hasil Uji Analisis Data Metode Independent-T Test
Hasil analisis data metode independent-T test dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Analisis Data Metode independent-T test
Kelompok yang dibandingkan Taraf Signifikan
Keterangan Kontrol negatif vs Kontrol positif
0,010 Berbeda signifikan
Kontrol negatif vs Perlakuan 1 0,321
Tidak berbeda signifikan
Kontrol negatif vs Perlakuan 2 0,123
Tidak berbeda signifikan
Kontrol negatif vs Perlakuan 3 0,019
Berbeda signifikan Kontrol positif vs Perlakuan 1
0,002 Berbeda signifikan
Kontrol positif vs Perlakuan 2 0,007
Berbeda signifikan Kontrol positif vs Perlakuan 3
0,480 Tidak berbeda
signifikan Perlakuan 1 vs Perlakuan 2
0,228 Tidak berbeda
signifikan Perlakuan 1 vs Perlakuan 3
0,008 Berbeda signifikan
Perlakuan 2 vs Perlakuan 3 0,028
Berbeda signifikan