20 1.
Alat a. timbangan digital,
b. kandang hewan uji, c. spidol,
d. gelas ukur 100cc, e. sonde oral modifikasi dengan ujung bulat,
f. spuit injeksi 1 ml, g. stopwatch
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Bahan uji
Temulawak instan An-Nuur b. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan galur Swiss yang berusia sekitar 2-3 bulan dengan berat badan 20-40 gram. Mencit diperoleh dari
Laboratorium Terpadu Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Mencit di tempatkan pada kandang yang berbeda untuk setiap perlakuan.
c. Bahan Kimia Bahan kimia yang digunakan adalah Na-CMC 1 Natrium-Carboxymethyl
Cellulose sebagai pelarut temulawak instan, asetosal sebagai bahan uji kontrol positif, dan asam asetat 1 sebagai penginduksi nyeri.
21
E. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Larutan Stok Temulawak Instan
Temulawak instan 1250 mg digerus dengan mortar dan dilarutkan dengan larutan Na-CMC 1 sampai volume 10 mL Dosis III. Untuk larutan stok dosis I
dan dosis II berturut-turut dibuat dengan mengencerkan dosis III dan dosis II. Larutan disimpan pada botol penyimpanan Lampiran 2.
2. Pembuatan Larutan Stok Asetosal 0,1g 10 mL
Asetosal murni sebanyak 0,1 gram digerus dengan mortar dan dilarutkan dengan larutan Na-CMC 1 sampai volume 10 mL Lampiran 2.
3. Penyiapan Hewan Uji
Hewan uji berupa mencit jantan galur Swiss sebanyak 25 ekor yang telah diadaptasi selama seminggu. Hewan uji ditimbang dan dibagi menjadi 5
kelompok Tabel 1. untuk setiap kelompok terdiri atas 5 ekor mencit yang diambil secara acak. Kelompok tersebut terdiri dari kontrol negatif, kontrol
positif, perlakuan 1, perlakuan 2, dan perlakuan 3. Perlakuan 1, 2, dan 3 tersebut berturut-turut merupakan kelompok hewan uji yang diberi instan temulawak
dengan variasi dosis 187,5 mgKgBB, 325 mgKgBB, dan 750 mgKgBB. Semua kelompok diberi pakan yang sama dan minum yang sama. Sebelum dilakukan uji,
semua kelompok dipuasakan sehari semalam.