Pembahasan ANALISIS DAN PEMBAHASAN

commit to user 59 Gambar 4.10 Hubungan Antara Waktu dengan Debit Maksimum Q 10 Tahun

4.3. Pembahasan

Dari data Sungai Dengkeng Stasiun Jarum sebagai berikut : - Lebar dasar sungai rata - rata B = 30 m - Slope kelandaian sungai So = 0,0261 - Jarak AWLR hulu ke hilir L = 67 km - Waktu pengukuran setiap 1 jam selama 24 jam - Koefisien kekasaran Manning n untuk alur sungai = 0,035 Chow,1959 - Delta x ∆x = 3 km =3000 m - Delta t ∆t = 8 jam = 28800 detik - c = 2 ms - A = 28,452 - ho = -1,195 - b = 2 - Debit inflow = A TMA-ho b , dan tidak ada lateral flow . Untuk Sungai Bengawan Solo yang mempunyai : - Lebar rata – rata penampang bawah sungai B = 57 m - Kelandaian sungai So = 0,004074 commit to user 60 - Jarak AWLR hulu ke hilir L = 27 km Maka diperoleh karakteristik yaitu : k = 1500 second ; x = 0,417 ; C1 = 0,907 ; C2 = 0,439 ; C3 = -0,346 Selanjutnya parameter tersebut digunakan dalam perhitungan routing sungai Bengawan Solo Hulu. commit to user 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Untuk perhitungan penelusuran banjir Sungai Bengawan Solo Hulu digunakan karakter dari pos duga air Jarum sebagai berikut ; k = 1500 detik ; x = 0,417; C1 = 0,907; C2 = 0,439 dan C3 = -0,346. 2. Inflow maksimum di DAS Bengawan Solo Hulu yaitu 782,715 m 3 detik pada tinggi muka air 4,05 m. 3. Jika terjadi banjir dengan debit dua tahunan Q 2 dengan debit puncak sebesar = 191,900 m 3 detik terjadi pada kilometer ke-3 jam ke-5, Jika terjadi banjir dengan debit lima tahunan Q 5 dengan debit puncak sebesar = 256,368 m 3 detik terjadi pada kilometer ke-3 jam ke-5, dan jika terjadi banjir dengan debit sepuluh tahunan Q 10 dengan debit puncak sebesar = 299,301 m 3 detik terjadi pada kilometer ke-3 jam ke-5.

5.2. Saran

Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk penelusuran banjir dengan metode muskingum-cunge,sehingga masih bisa untuk dikembangkan lebih jauh. Saran bagi peneliti selanjutnya : 1. Interval waktu yang pendek sehingga banjir maksimum tiap pias dapat lebih terlihat. 2. Memperhatikan jarak antar pias dengan interval yang konstan. Saran bagi praktisi : 1. Memperhatikan model banjir yang sesuai dengan sungai tertentu dalam membangun infrastruktur keairan.