Kepanggahan Data hujan Poligon Thiessen Koefisien Limpasan C Pengujian Kecocokan Sebaran Uji Chi Kuadrat

commit to user 13 kestabilan sistem. Perubahan geometri sungai sangat berpengaruh pada hidrolika aliran yang akibatnya dapat mengganggu bangunan-bangunan yang ada di sungai. Penelusuran banjir di sungai dan penerapan metode tertentu untuk menganalisis banjir, terkadang memiliki hasil yang tidak sama. Hal ini disebabkan karena setiap metode mempunyai asumsi yang berbeda, namun yang paling penting adalah dilakukannya kalibrasi untuk setiap metode penelusuran banjir agar metode tersebut dapat digunakan dengan akurat Lily Montarcih L, 2010 .

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Kepanggahan

Penelitian ini menggunakan metode RAPS Rescaled Adjusted Partial Sums dalam menentukan kepanggahan data. Tabel 2.1 Nilai Kritik Q Untuk Uji Kepanggahan Jumlah Data Q √ n N 90 95 99 10 1,050 1,140 1,29 13 1,065 1,164 1,329 20 1,100 1,220 1,42 30 1,120 1,240 1,46 40 1,130 1,260 1,50 50 1,150 1,270 1,52 100 1,170 1,290 1,55 Sumber: Bambang Triatmodjo,2008

2.2.2 Data hujan

Suripin 2004 menerangkan bahwa data hujan yang diperoleh dari satu stasiun hujan tertentu merupakan hujan yang terjadi hanya pada satu titik saja point rainfall , maka hujan titik tersebut harus diubah menjadi hujan daerah. Penelitian ini menggunakan metode Thiessen dalam mengubah hujan titik menjadi hujan daerah.

2.2.3 Poligon Thiessen

commit to user 14 Cara ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penekar hujan untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Cara ini cocok untuk daerah datar dengan luas 500 – 5000 km 2 Sri Harto, 1993. Gambar 2.1 Pembagian Daerah dengan Cara Poligon Thiessen Rumus metode Thiessen : n n n A A A A p A p A p A p A p ....... ....... 3 2 1 3 3 2 2 1 1 2.1 n n W p W p W p W p p ....... 3 3 2 2 1 1 2.2 dengan : p = curah hujan rata – rata mm, p 1 ,p 2 ,p 3 ,p n = curah hujan masing – masing stasiun mm, W 1 ,W 2 ,W 3 ,W n = faktor bobot masing – masing stasiun yaitu daerah pengaruh terhadap luas keseluruhan.

2.2.4 Pengukuran Dispersi

Dispersi atau variasi adalah besarnya derajat atau besarnya varian disekitar nilai rata –ratanya. Pengukuran dispersi dilakukan terhadap data untuk mengetahui karakteristik data. Adapun cara pengukuran dispersi antara lain :

2.2.4.1 Standar Deviasi S

commit to user 15 Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standart standart deviation dan varian variance . Varian digunakan untuk menghitung nilai kuadrat dari deviasi standar. Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-rata maka nilai standar devioasi akan besar, tetapi apabila penyebaran data sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil. Rumus : 5 , 2 1 1 n X x S n i i 2.3 dengan : S = standar deviasi, xi = nilai varian, X = curah hujan rata – rata, n = jumlah data.

2.2.4.2 Koefisien Skewness Cs

Kemencengan skewness adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat ketidaksimetrisan asymetry dari suatu bentuk distribusi. Umumnya ukuran kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan coefficient of skewness. Rumus : n i i X x S n n n Cs 1 3 3 2 1 2.4 dengan: Cs = koefisien kemencengan, Xi = nilai varian, X = nilai rata-rata, n = jumlah data, S = standar deviasi.

2.2.4.3 Koefisen Variasi Cv

commit to user 16 Koefisien variasi variation coefficient adalah nilai perbandingan antara deviasi standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi. Rumus : X S Cv 2.5 dengan : Cv = koefisien variasi, S = standar deviasi, X = nilai rata-rata.

2.2.4.4 Koefisien Kurtosis Ck

Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva distribusi, yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal. Rumus : n i i X x S n n n n Ck 1 4 4 2 3 2 1 2.6 dengan : Ck = koefisien kurtosis, Xi = nilai varian, X = nilai rata-rata, n = jumlah data, S = standar deviasi.

2.2.5 Pemilihan Jenis Sebaran

Bambang Triadmodjo 2008 memberikan penentuaan jenis analisis distribusi berdasarkan parameter statistik sebagai berikut . Tabel 2.2 Parameter Statistik Untuk Menentukan Jenis Distribusi No Jenis Distribusi Syarat commit to user 17 1 Normal Cs = 0 Ck = 3 2 Log Normal Cv 3 +3Cv Cs ln x = 0 Cv 8 +6Cv 6 + 15Cv 4 +16Cv 2 +3 Ck ln x = 3 3 Gumbell Cs = 1,14 Ck = 5,4 4 Log Pearson Tipe III Jika semua syarat tidak terpenuhi

2.2.5.1 Distribusi Normal

Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis frekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan, debit rata-rata tahunan. Distribusi normal atau kurva normal disebut pula Distribusi Gauss. Rumus : S k X X rt t . 2.7 dengan : X t = curah hujan rencana, X rt = curah hujan rata-rata, k = koefisien distribusi normal, S = standar deviasi.

2.2.5.2 Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal, merupakan hasil transformasi dari Distribusi Normal, yaitu dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X. Rumus : S k LogX LogX rt t . t LogX t X 10 2.8 dengan : X t = curah hujan rencana, X rt = curah hujan rata-rata, k = koefisien distribusi normal, S = standar deviasi.

2.2.5.3 Distribusi Gumbell

commit to user 18 Distribusi Gumbell digunakan untuk analisis data maksimum, misalnya untuk analisis frekuensi banjir. Rumus : S S Y Y X X n n rt t . 2.9 dengan : X t = curah hujan rencana, X rt = curah hujan rata-rata, S = standar deviasi, S n = standar deviasi ke –n, Y = koefisien distribusi Gumbell, Y n = koefisien distribusi Gumbell ke –n.

2.2.5.4 Distribusi Log Pearson Tipe III

Distribusi Log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi, terutama dalam analisis data maksimum banjir dan minimum debit minimum dengan nilai extrim. Bentuk Distribusi Log-Pearson tipe III merupakan hasil transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan varian menjadi nilai logaritmik. Rumus : S k LogX LogX rt t . t LogX t X 10 2.10 dimana : X t = curah hujan rencana, X rt = curah hujan rata-rata, k = koefisien distribusi log pearson, S = standar deviasi.

2.2.6 Koefisien Limpasan C

Koefisien limpasan C merupakan suatu bilangan yang merupakan nilai perbandingan antara laju debit puncak dengan intensitas hujan yang dipengaruhi commit to user 19 oleh berbagai faktor seperti laju infiltrasi, keadaan tata guna lahan atau tutupan lahan, intensitas hujan, dan kemampuan tanah menahan air Asdak, 2004. c = I f I 2.11

2.2.7 Pengujian Kecocokan Sebaran Uji Chi Kuadrat

Pengujian chi kuadrat dilakukan dengan menggunakan parameter χ 2 , dengan rumus sebagai berikut : K i Ef Of Ef 1 2 2 2.12 dengan : χ 2 = harga Chi - kuadrat terhitung, K = banyaknya kelas, Of = frekuensi terbaca pada setiap kelas, Ef = frekuensi yang diharapkan untuk setiap kelas. Nilai χ 2 hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai χ 2 kritis telah ditetapkan.

2.2.8 Debit Banjir Rencana