commit to user 96
B. Pembahasan
1. Analisa faktor bahaya dan potensi bahaya pada area warehouse chemical
PT Eastern logistics, yaitu : a.
Potensi bahaya terbesar yang ada pada pekerjaan pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia di warehouse chemical yaitu pekerjaan
pada saat pengangkutan bahan kimia, dan yang paling berbahaya yaitu operator alat berat yang tidak kompeten. Pengendalian yang
dilakukan PT Eastern Logistics yaitu dengan seleksi awal sebelum bekerja, dan semua operator harus memiliki SIO Surat Ijin
Operator sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No : 111K70MEM2003 tentang Pemberlakuan SNI
Kompetensi Kerja Tenaga Teknik Khusus Minyak dan Gas Bumi Sebagai Standart Wajib Di Bidang MIGAS. Peralatan yang
digunakan juga sudah sesuai dengan Keputusan Dirjen MIGAS No, 84.K38DJM1998 dimana Semua Operator Alat angkut dan juru
ikat telah disertifikasi oleh MIGAS. Sedangkan untuk potensi bahaya terkecil terdapat pada pekerja yang salah dalam cara mengangkat,dan
menggunakan tenaga berlebih. b.
Faktor bahaya terbesar yang ada pada pekerjaan pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia di warehouse chemical yaitu tumpahan
bahan kimia, bahan kimia bersentuhan langsung dengan tubuh. Pengendalian yang telah dilakukan PT Eastern Logistics yaitu
dengan meyediakan APD Alat Pelindung Diri di area kerja, serta
commit to user 97
menyediakan eye wash dan body shower hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 pasal 12 huruf b tentang
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja yaitu “Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan”.
2.
Pembahasan Hasil Analisa
a. Dalam OHSAS 18001 : 2007 klausa 4.3.1 sumber bahaya yang
teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat resiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Berdasarkan hasil penilaian resiko tersebut kita dapat mengidentifikasi atau menentukan tindakan yang akan
dilakukan terhadap setiap resiko. Berdasarkan tabel-tabel tersebut dapat diketahui beberapa bahaya yang mempunyai tingkat
resikobahaya tertentu yang bila tidak diatasi akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan dapat pula
menimbulkan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja, untuk itu perusahaan mempunyai konsekuensi untuk mengambil langkah
pengendalian pada proses pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia dalam skala prioritas yang lebih besar. PT. Eastern Logistics
selain melakukan pengendalian pada proses tersebut secara substitusi, rekayasa teknik, administrasi, mewajibkan pemakaian
APD, pemberian training dan juga melakukan upaya lain yaitu dengan meminta permit kerja dan melakukan pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan untuk pekerjaan dengan
commit to user 98
bahaya yang tinggi sebelum pekerja melakukan pekerjaannya. Dari penilaian resiko yang telah dilakukan, ternyata resiko yang
mempunyai tingkat pada level high juga masih terdapat di beberapa pekerjaan pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia. Perusahaan
seharusnya segera melakukan tindak lanjut dalam mereduksi resiko yang ada pada proses dengan tetap mempertimbangkan sumber daya
yang akan dialokasikan untuk mereduksi resiko. Bahan kimia yang ada di area kerja PT Eastern Logistics telah
dilakukan pelabelan sesuai LDKB Lembar Data Keselamatan Bahan bahan kimia tersebut. Sesuai dengan Kepmenaker R.I. No.
Kep. 187MEN1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya yang berisi ”Pengusaha atau Pengurus yang menggunakan,
menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia
berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara menyediakan Lembar Data Keselamatan
Bahan LDKB dan label”. Kesesuaian dengan Permen LH No 32008 tentang tata cara pemberian symbol dan label bahan
berbahaya dan beracun simbol B3 telah dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undangyang berlaku. Penyimpanan dan pelabelan bahan
kimia berbahaya di PT Eastern Logistics telah dilakukan dan sesuai standart yang berlaku.
commit to user 99
b. Skala Prioritas
Dari hasil penilaian resiko pada pekerjaan di area warehouse chemical tersebut didapat skala prioritas yaitu untuk tingkat bahaya
sangat tinggi urgent terdapat pada pekerjaan pengisian tanki nitrogen, untuk tingkat bahaya serius hight terdapat pada pekerjaan
transportasi bahan kimia kususnya pada operator yang kurang kompeten, untuk tingkat bahaya sedang medium yaitu bahan kimia
kontak langsung dengan anggota tubuh, untuk tingkat bahaya kecil low yaitu terdapat pada pekerjaan manual handling terutama
kesalahan cara angkat manual. c.
Tindakan Pengendalian Perusahaan harus merencanakan pengelolaan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan, pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal
ini dapat dicapai dengan mendokumentasikan dan menerapkan kebijakan standar bagi tempat kerja, prosedur, instruksi kerja,
apabila melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya besar dan penggunaan Alat Pelindung Diri yang disesuaikan dengan potensi
bahaya yang ada untuk mengatur dan mengendalikan resiko yang ada pada kegiatan, pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia.
Setelah pengendalian
yang dilakukan
selanjutnya langkah
implementasi untuk melaksanakan kontrol dari bahaya tersebut. PT. Eastern Logistics sudah menerapkan langkah pengendalian dengan
commit to user 100
melaksanakan kontrol yang telah ditetapkan pada beberapa jenis pengangkutan bahan kimia yang ada di warehouse PT Eastern
Logistics. Penerapan langkah-langkah pengendalian tersebut dilakukan agar bahaya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja
tidak terjadi di area warehouse chemical PT. Eastern Logistics. Dalam penerapan pengendalian tersebut juga melibatkan karyawan
dengan menerapkan, memantau dan pengukuran dari penerapan pengendalian bahaya dengan cara memberi saran kepada supervisor
maupun manager warehouse agar ada perbaikan berkelanjutan. Setelah dilakukan penerapan pengendalian tersebut, tindakan
tinjauan kembali atau review dilakukan dengan menunjuk tim khusus yang akan meninjau dan menilai apakah resiko tersebut sudah
berkurang sampai tingkat yang bisa diterima oleh karyawan dengan jangka waktu 6 bulan sekali dan apakah ada kegiatan baru yang ada
di perusahaan, desain tempat kerja maupun sistem kerja serta ada kecelakaan yang serius.
3. Pembuatan Task Based Risk Assessment ini telah sesuai dengan OHSAS
18001 : 2007 klausa 4.3.1 bahwa sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat resiko yang merupakan tolok
ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Serta pembuatan Task Based Risk Assessment ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja, kemudian dilakukan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut dan
commit to user 101
selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap potensi bahaya tersebut sehingga dapat berkurang atau dihilangkan.
commit to user 102
BAB V SIMPULAN DAN SARAN