Jalur Pemaparan Bahan Kimia Terhadap Pekerja

commit to user 24

7. Jalur Pemaparan Bahan Kimia Terhadap Pekerja

Menurut Palupi 2000 Zat kimia dapat menyebabkan kerusakan pada manusia dan makhluk hidup lainnya melalui berbagai jenis cara. Akan tetapi, sebelum dapat dikatakan sebagai zat membahayakan, zat kimia harus memiliki setidaknya satu jalur pemaparan terlebih dahulu. Jika tidak kontak dengan suatau zat, bagaimanapun toksiknya zat kimia itu tidak akan membahayakan. Jalur pemaparan ada berbagai jenis dan tipe pemaparan itu sendiri dapat mempengaruhi toksisitas zat kimia. Ada tiga jalur pokok pemaparan : penetrasi melalui kuilit absorpsi kulitdermal, absorpsi melalui paru-paru inhalasi, dan absorpsi melalui saluran pencernaan ingesti. Jalur pemaparan zat kimia berbahaya dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Tiga Jalur Pemaparan Utama Sumber : Palupi, 2000 commit to user 25 Berbagai jalur yang dapat dilewati zat kimia berbahaya dijelaskan dibawah ini : a. Jalur Pemaparan Dermal Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum dari suatu zat, namun kulit merupakan barier yang efektif terhadap berbagai jenis zat bahan kimia. Jika bahan kimia tidak dapat menembus kulit, toksisitasnya akan tergantung pada derajat absorpsi yang berlangsung. Semakin besar absorpsinya, semakin besar kemungkinan zat tersebut untuk mengeluarkan efek toksiknya. Zat kimia lebih banyak diabsorpsi melalui kulit yang rusak atau tergores dari pada melalui kulit yang utuh. Begitu menembus kulit, zat tersebut akan memasuki aliran darah dan terbawa keseluruh bagian tubuh. Kemampuan suatu zat utntuk menembus kulit bergantung pada dapat atau larut tidaknya zat tersebut dalam lemak. Zat kimia yang dapat larut dalam lemak, kemungkinannya untuk menembus kulit lebih besar daripada zat yang dapat larut dalam air. Iritasi kulit dan alergi kult merupakan kondisi yang paling lazim ditemui akibat paparan terhadap kulit yang terjadi ditempat kerja. Iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa waktu, kulit akan mengering, terasa nyeri, mengalami pendarahan, dan pecah-pecah. Kondisi ini diakibatkan oleh solven, asam, alkali basa, deterjen, dan coolant. Begitu kontak dengan zat kimia yang commit to user 26 menyebabkan kondisi tersebut dihentikan, kulit akan pulih seperti sedia kala. Dermatitis kontak alergik merupakan satu tipe tunda penyakit kulit akibat sensitivitas yang tinggi terhadap suatu zat kimia. Zat kimia dalam kadar yang rendah yang biasanya tidak menyebabkan iritasi kulit, akan menimbulkan kerusakan pada kulit akibat meningkatkan sensitivitas. Gejalanya antara lain ruam kulit, bengkak, gatal-gatal, dan melepuh. Gejala tersebut biasanya akan lenyap begitu kontak dengan zat kimia penyebab dihentikan. Kontak zat kimia dengan mata dapat menyebabkan kerusakan kulit mulai dari tipe ketidaknyamanan ringan dan sementara sampai kerusakan permanen. Contoh substansi penyebab kerusakan pada mata antara lain asam, alkali, dan solven. Walaupun iritasi kulit umumnya terjadi setelah pemaparan dermal terhadap suatu zat kimia, efek yang paling dikhawatirkan adalah efek sistematik. Setelah terabsorpsi melalui kulit dan memasuki sistematik, zat kimia dapat menjalar kemana saja di dalam tubuh dan merusak organ serta sistem tubuh. b. Jalur Pemaparan Inhalasi Paru merupakan sumber pemaparan yang umum, tetapi tidak seperti kulit, jaringan paru bukan merupakan barier yang sangat protektif terhadap paparan zat kimia. Fungsi utama paru adalah pertukaran antara oksigen dari udara ke dalam darah dengan karbon commit to user 27 dioksida dari darah keudara. Akibatnya, jaringan paru yang sangat tipis memungkinkan aliran langsung bukan saja oksigen teapi berbagai jenis zat kimia lain dalam darah. Selain kerusakan sistemati, zat kimia yang berhasil melewati permukaan paru dan mengganggu fungsi vitalnya sebagai pemasok oksigen. Zat kimia dapat menjadi bawaan udara melalui dua cara baik sebagai partikel yang sangat halus misal debu mauopn sebagai gas atau uap. Inhalasi zat kimia dapat berbentuk gas, uap, atau partikel dan absorpsinya melalui paru-paru merupakan jalur pemaparan yang paling penting. Berbagai jenis zat kimia dapat terawa melalui udara di tempat kerja. Resiko kesehatan akibat pemaparan okupational terhadap kontaminan bawaan udara seringkali lebuh tinggi ditempat kerja yang kecil karena biasanya tidak dilengkapi dengan sistem pengaturan nasional. Untk mengurangi resiko terhadap pemaparan inhalasi, penting untuk memiliki ventilasi yang sangat baik dan memakai respiator dengan tipe filter yang tepat. c. Ingesti Sebagai Jalur Pemaparan Ingesti merupakan jalur utama masuknya senyawa yang terkandung dalam makanan dan minuman. Zat kimia yang tertelan masuk kedalam tubuh melalui absorpsi di saluran gastrointestinal. Jika tidak diabsorpsi, zat kimia itu tidak dapat menimbulkan kerusakan sistematik. Absorpsi zat kimia sapat berlangsung commit to user 28 sepanjang saluran pencernaan, dari mulut sampai rektum, tetapi lokasi utama absorpsi adlah usus halus karena fungsi fisiologisnya didalam mengabsorpsi zat gizi. Gambar 6. Sistem gastrointestinal Sumber : Palupi, 2000 Ingesti merupakan jalur utama masuknya senyawa yang terkandung dalam makanan dan minuman, penejelasan mengenai makanan dan minuman adalah sebagai berikut : 1 Makanan Ingesti makanan yang terkontaminasi zat kimia berbahaya berkadar tinggi memang dapat menimbulakn kerusakan yang serius pada kesehatan manusia. Sebagai contoh adalah karena memakan roti yang terbuat dari biji gandum yang sebelumnya commit to user 29 disemprot dengan fungisida alkilmerkuri, metilmerkuri adalah bentuk merkuri yang paling beracun yang terbukti dapat menyebabkan efek yang serius pada sistem saraf, yang ada pada beberapa kasus parah. 2 Air Ribuan zat kimia organik berhasil diidentifikasi dalam air minum diseluruh dunia, banyak diantaranya ditemukan dalam konsentrasi yang rendah. Ada beberapa unsur kimia pokok dalam air yang dapat menimbulkan masalah kesehatan akut, kecuali terjadin pencemaran besar-besaran pada air. Air biasanya tidak dapat diminum karena rasa, bau, dan tampilannya tidak dapat diterima. Masalah yang berkaitan dengan unsur kimia pokok dalam air minum muncul terutama dari kemampuan unsur tersebut untuk menimbulkan efek yang merugikan kesehatan setelah periode paparan yang panjang.

8. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun