Kemudian sisa dari jerami padi juga dijadikan penutup tanah mulsa alami sekaligus sebagai pupuk alami oleh petani.
4.1.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Kaban sampai akhir tahun 2009 tercatat sebanyak 996 jiwa atau 238 Kepala Keluarga KK, yang terdiri dari 501 jiwa laki-laki dan
495 jiwa perempuan. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikannya dapat di lihat pada tabel 3. di bawah ini :
Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Penddikan Formal di Desa
Kaban Tahun 2009
No Tingkat Penddikan Formal
Jumlah Penduduk Jiwa Persentase
1 2
3 4
5 6
7 Belum Sekolah
Tidak Tamat SD Tamat SD
Tamat SMP Tamat SMA
Tamat Akademi Tamat Perguruan Tinggi
59 44
105 258
482 31
17 5,92
4,42 10,54
25,90 48,39
3,11 1,71
Jumlah 996
100
Sumber : Kantor Kepala Desa Kaban, Tahun 2010 Dari Tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk sudah
menamatkan pendidikan SMP dan SMA yaitu sebanyak 258 jiwa 25,9 dan 482 jiwa 48,39 . Sedangkan tamat Akademi dan Perguruan tinggi masih
sangat sedikit, yaitu 31 jiwa 3,11 dan 17 jiwa 1,71 .
4.1.3. Perekonomian Desa
Sebagai daerah penelitian pada umumnya, sumber mata pencaharian penduduk di Desa Kaban adalah sektor pertanian. Komposisi penduduk Desa
Kaban menurut sumber mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa
Kaban Tahun 2009 No
Mata Pencaharian Jumlah Kepala Keluarga
KK Persentase
1 2
3 4
5 PNS
Petani Pedagang
Pensiunan Buruh Tani
12 223
16 4
18 4,40
81,68 5,86
1,47 6,59
Jumlah 273
100 Sumber : Kantor Kepala Desa Kaban, Tahun 2010
Dari tabel 4. menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk Desa Kaban mempunyai mata pencaharian dari sektor pertanian sebanyak 223 Kepala
Keluarga KK atau 81.68 . Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh sektor pertanian.
4.1.4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Desa Kaban saat ini dinilai masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia masih sangat minim.
Seperti sarana transportasi, di Desa Kaban hanya ada 1 jenis angkutan umum saja. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
masyarakat. Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pembangunan. Dari tabel 5. dapat dilihat sarana dan prasarana di Desa Kaban
masih jauh dari memadai, khususnya pada sekolah. Akibatnya, untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP, SMA maupun kejenjang yang lebih tinggi harus
dilakukan di luar Desa Kaban.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Kaban Tahun 2009
No Mata Pencaharian
Jumlah unit 1
2
3 4
Sekolah: -
SD -
SMP -
SMA -
SMK Fasilitas Kesehatan :
- Rumah Sakit
- Puskesmas
- Pustu
- Polindes
- Posyandu
Tenaga Medis : -
Dokter -
Bidan -
Perawat Tempat Ibadah :
- Mesjid
- Gereja
Fasilitas Umum Kantor Kepala Desa
Loss 1
- -
-
- 1
- -
1 -
3 -
- 2
1 1
Jumlah
Sumber : Kantor Kepala Desa Kaban, Tahun 2010 4.2.
Karakteristik Petani Responden
Adapun karakteristik petani responden dalam penelitian ini meliputi luas lahan, umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, pengalaman bertani
cabai merah dan jumlah tanggungan. Karakter petani responden dapat dilihat pada tabel 6.
Dari tabel 6. dapat diketahui bahwa rata-rata luas lahan yang ditanami tanaman cabai oleh petani di Desa Kaban adalah 0,16 Ha dari range 0,04-0,50 Ha.
Dimana rata-rata luas lahan sampel yang memilih perlakuan ekstensif lebih sedikit dari pada perlakuan intensif yaitu 0,16 Ha dan 0,26 Ha.
Rata-rata umur petani adalah 44,9 tahun dengan range 25-65 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan dari petani responden ada pada usia produktif,
dimana dianggap masih memiliki tenaga kerja yang potensial untuk mengusahakan usahatani cabai merah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Karakteristik Petani Cabai Menurut Sistem Pengelolaannya
No Uraian
Satu an
Intensif Biasa
Total Range
Rataan Range
Rataan Range
Rataan 1
Luas Lahan Ha
0,16-0,5 0,24
0,04-0,15 0,11
0,04-0,5 0,16
2 Umur
Thn 32-64
44 25-65
45,44 25-65
44,9 3
Tingkat Pendidikan
Thn 6-16
10,93 0-13
8,8 0-16
9,6 4
Pengalaman Bertani
Thn 8-46
22,6 3-45
22,68 3-46
22,65 5
Pengalaman Bertani cabai
Thn 3-20
8 1-15
6,48 1-20
7,05 6
Jumlah Tanggungan
Jiwa 0-5
2,8 1-4
2,64 0-5
2,7
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1. Tingkat pendidikan yang dijalani oleh petani responden memiliki rata-rata
9,6 tahun dengan range 0-16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan petani responden masih setingkat SLTP Sekolah Lamjutan Tingkat
Pertama. Sedangkan untuk rata-rata lama bertani petani responden adalah 22,65 tahun dengan range 3-46 tahun. Hal ini menunjukkan pengalaman petani sudah
cukup tinggi untuk berbagai jenis komoditi. Pengalaman menanam cabai untuk setiap petani responden sangatlah
berbeda-beda. Sehingga perlakuan yang diterapkan juga berbeda. Rata-rata pengalaman bertani cabai petani responden adalah 7,05 tahun bila dianggap setiap
tanaman cabai hanya dapat bertahan setahun, dengan range 1-20 kali penanaman. Jumlah tanggungan keluarga petani rata-rata 2,7 atau 3 jiwa dengan range
0-5 jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan masih dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembantu tenaga kerja keluarga dalam proses
usahatani.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN