Karena model yang dihasilkan dengan regresi logistik bersifat non linier, persamaan yang digunakan untuk mendiskripsikan hasil sedikit lebih
komplek di banding regresi berganda. Variabel hasil Y adalah probabilitas mendapatkan 2 hasil atau lebih berdasarkan fungsi non linier dari kombinasi
linier sejumlah variabel bebas. Menurut Hosmer and Lemeshow dalam Handayani 2005 Regresi logistic
bertatar stepwise logistic regression digunakan untuk menentukan peubah- peubah penjelas yang bisa membedakan respon yang diamati. Prosedur ini
memilih atau menghilangkan peubah-peubah satu persatu dari model sampai ditemukan peubah-peubah yang berpengaruh nyata terhadap model.
2.3. Kerangka Pemikiran
Proses produksi usahatani dilihat dari sistem pengolahannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlakuan biasa dan perlakuan intensif. Pada kedua perlakuan
ini dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yaitu lahan, modal dan tenaga kerja. Petani dalam hal ini memilih diantara kedua perlakuan tersebut. Adapun
faktor-faktor pemilihan sistem pengelolaan, yaitu : tenaga kerja dalam keluarga, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani cabai merah.
Dari kedua perlakuan ini, faktor produksi akan mengakibatkan biaya produksi yang berbeda sesuai dengan perlakuan yang dipilih petani. Perlakuan ini
akan menghasilkan jumlah produksi yang berbeda. Cabai yang diproduksi akan dijual. Penjualan cabai akan memberikan penerimaan bagi petani.
Dengan membandingkan antara penerimaan dan biaya produksi yang dikeluarkan akan diperoleh pendapatan bersih petani antara mengunakan
Universitas Sumatera Utara
perlakuan biasa dan perlakuan intensif. Secara umum dapat digambarkan dalam skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Uji Beda Pendapatan Pada Berbagai Pengelolaan Cabai Merah.
Usaha Tani Cabai
Jumlah Produksi Harga jual
Penerimaan
Pendapatan Bersih Keterangan :
= Menyatakan adanya hubungan = Menyatakan mempengaruhi
Sistem Pengelolaan
Perlakuan Biasa Perlakuan Intensif
Faktor Produksi - Lahan
- Modal - Tenaga Kerja
Biaya Produksi Faktor pemilihan
sistem pengelolaan -
Tenaga kerja dalam keluarga
- Pendidikan
- Pengalaman
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1 Perbedaan pengelolaan usahatani memberikan pengaruh yang nyata
terhadap biaya produksi. 2
Perbedaan pengelolaan usahatani memberikan pengaruh yang nyata terhadap penerimaan.
3 Perbedaan pengelolaan usahatani memberikan pengaruh yang nyata
terhadap pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kaban, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara Proposive
sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah penelitian merupakan salah satu daerah penghasil cabai terbesar di Kecamatan Kabanjahe.
Dari Tabel 1.1. juga dapat ditemukan bahwa Kecamatan Kabanjahe pada tahun 2008 menghasilkan cabai dengan rata-rata produksi terbesar yaitu
14 TonHa. Kecamatan Kabanjahe memiliki rata-rata produksi terbanyak setelah Kecamatan Tiga Panah yang memiliki rata-rata produksi sebesar 15,36 TonHa.
Peneliti memilih Kecamatan Kabanjahe sebagai tempat penelitian selain dikarenakan Kecamatan Kabanjahe memiliki rata-rata produksi terbesar kedua di
Kabupaten Karo, selain itu juga Kecamatan Kabanjahe merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Karo. Sehingga dianggap informasi dan akses faktor
produksi yang didapatkan oleh petani untuk meningkatkan produksi cabai lebih mudah didapatkan dibandingkan petani dari kecamatan lain.
3.2. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling Sampling Acak Sederhana, dimana sampel lebih dari 30 dan
kurang dari 500. Menurut Sevilla 1993, jumlah sampel ditetapkan dengan metode Slovin, yaitu :
Universitas Sumatera Utara