Gambaran Umum Perusahaan .1 Sejarah Ringkas dan Perkembangan RSUD Dr. R. M. Djoelham

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Ringkas dan Perkembangan RSUD Dr. R. M. Djoelham Sejarah RSUD Dr. R. M. Djoelham Kota Binjai yang sebelumnya bernama RSU Binjai belum terdokumentasikan secara lengkap. Penelusuran sejarah RSU Binjai diperoleh dari penuturan beberapa orang tua yang dianggap mengetahui asal mula berdirinya RSU Binjai. Cikal bakal RSU Binjai telah ada berdiri sejak zaman Kesultanan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Namun dengan kondisi luas bangunan yang tidak begitu besar, pasang-surutnya perlawanan terhadap penjajahan tidak mengubah kondisi dan fungsi rumah sakit yang pada masa itu hanya memiliki satu gedung dengan fasilitas peralatan medis yang sederhana sekali. Bangunan itu sekarang menjadi gedung induk yang telah banyak mengalami renovasi. RSU Binjai konon sudah berdiri sejak ± 1927, yang didirikan oleh Tengku Musa. Pada masa tersebut telah ada seorang dokter umum yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan baik bagi keluarga kesultanan maupun masyarakat, dokter tersebut adalah dr. Jalalludin Siregar. Tidak ada catatan resmi sampai kapan beliau melaksanakan pengabdiannya di RSU Binjai tempo itu. Pada periode berikutnya Dr. R. M. Djoelham diperkirakan sejak tahun1937 mulai melaksanakan dharma baktinya di bidang pelayanan kesehatan di RSU Binjai tersebut. Pada masa pendudukan Jepang, Dr. R. M. Djoelham Universitas Sumatera Utara disamping berjuang dalam bidang pelayanan kesehatan, juga aktif memperjuangkan kemerdekaan di wilayah Kota Binjai. Sekali lagi tidak ada catatan resmi sampai kapan beliau melaksanakan tugas pengabdian pelayanan kesehatan di cikal bakal RSU Binjai. Satu catatan penting antara periode tahun 1942-1945, Dr. R. M. Djoelham tercatat sebagai anggota dewan eksekutif Kota Binjai. Seiring dengan ditetapkannya kota Binjai sebagai kota administrasi, tahun1960 mulai dikenal suatu jawaban yang disebut Dinas Kesehatan Rakyat DKR. Pada awal mulai berdirinya DKR membawahi jajahan bidang kesehatan termasuk rumah sakit secara langsung. Dengan suatu pengertian bahwa kepala DKR adalah juga kepala pimpinan rumah sakit. Karenanya pada sekitar tahun 1963 pimpinan RSU Binjai saat itu dijabat oleh kepala DKR Kota Binjai tersebut. Kepala DKR Kota Binjai yang juga sekaligus Pimpinan RSU Binjai paa periode Tahun 1963 di jabat oleh Dr. Abdoellah Hoed. Pada masa itu belum ada perubahan yang berarti RSU Binjai masih dominan melaksanakan kesehatan dasar. Kondisi berlanjut pada periode tahun 1966-1971, Kepala DKR yang juga pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr. Maringan E. Hutapea. Keberadaan RSU Binjai yang merupakan bagian DKR masih melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan dasar, atau hal ini berarti tidak terdapat perkembangan yang berarti dalam peningktatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Periode tahun 1971-1976, kepala DKR yang juga pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr. H. Mayuddin, SKM. Perkembangan yang muncul pada periode Universitas Sumatera Utara ini adalah dengan diadakannya pemisahan Kepala DKR dinas kesehatan Kota Binjai dengan kepala pimpinan RSU Binjai. Pemisahan ini juga belum mengakibatkan peubahan berarti dalam penyelanggaraan pelayanan kesehatan RSU Binjai masih dominan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar. Selanjutnaya pada periode 1976-1980 pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr. H. Azwar Hamid. Pada periode ini RSU Binjai ditetapkan sebagai RSUD Kelas D yang merupakan rumah sakit pembantu, dengan Tanjung Pura sebagai rumah sakit induk. Sebagai rumah sakit pembantu hanya melenggarakan pelayanan kesehatan dasar, sementara pelayanan spesifik dilaksanakan di rumah sakit induk RSU Tanjung Pura. Perkembangan yang cukup berarti dalam pelenggaraan pelayanan kesehatan terjadi pada saat RSU Binjai dipimpin oleh Dr. H. Ahmad Yusmadi Yunus, yang memimpin pada periode tahun 1981-1985. Periode ini RSU Binjai tidak hanya melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, namun sudah ditambah beberapa Kunjungan Pelayanan Spesialistik dilaksanakan melalui Sistem Paket Pelayanan Dokter Spsialis dari Rumah Sakit Induk RSU Tanjung Pura. Pelaksanaan program sistem paket dokter spesialis ini adalah merupakan awal penyelenggaraan pelayanan empat spesialistik dasar, sekaligus sebagai langkah awal persiapan menuju RSUD kelas C. Perode selanjutnya adalah perode tahun 1985-1987, pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr. H. Sofyan Siregar, MPH. Pada kurun waktu tersebut, terbitlah kebijaksanaan Departeman Kesehatan RI untuk menempatkan dokter spesialis PPDS. Kebijaksanaann ini merupakan perwujudan pemernitah dalam upaya Universitas Sumatera Utara meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan spesialistik yang sangat diutuhkan oleh masyarakat daerah. Kebijaksanaan PPDS ini memungkinkan RSU Binjai memiliki empat pelayanan spesisialistik dasar. Pada tahun 1987, RSU Binjai yang telah memiliki empat pelayanan spesialistik dasar yakni pelayanan spesialistik penyakit dalam internis, pelayanan spesialistik kandungan dan kebidanan Obsgyn, pelayanan spesialistik Bedah dan pelayanan spesialistsik Kesehatan Anak. Dengan tersedianya hal tersebut, RSU Binjai telah memenuhi standar pelayanan klasifikasi rumah sakit umum daerah kelas C. Direktur RSU pada periode selanjutnya tahun 1878- 1990 dijabat oleh Dr. H. Abdul Syukur Pane. Pada periode ini tidak terjadi perubahan maupun perkembangan yang cukup berarti baik secara fisik maupun organisasi. Namun demikian pada periode ini sudah dilaksanakan pelayanan dengan pola tarif. Pada masa itu Kantor Dinas Kesehatan Kota Binjai tergabung dalam satu lokasi dengan RSU Binjai. Pada periode selanjutnya tahun 1990-1994 adalah periode Direktur RSU Binjai dijabat oleh Dr. H. Syamsul Ma’arif Pohan. Pada masa ini Kantor Dinas Kesehatan dipindahkan, sehingga bangunan gedung eks kantor Dinas Kesehatan diserahkan pemanfaatannya kepada RSU Binjai. Pada tanggal 18 Mei 1992, berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Binajai Nomor: 4 Tahun 1991, RSU Binjai diresmikan namanya menjadi RSUD Dr. R. M. Djoelham Kota Binjai. Peresmian nama ini sebagai data upaya penghormatan dam mengenang jasa besar Universitas Sumatera Utara seorang dokter yang cukup berperan baik dalam pengabdian di bidang kesehatan maupun pada masa perjuangan kemerdekaan. Perubahan nama menjadi RSUD Dr. R. M. Djoelham ini tidak merubah klasifikasi kelas rumah sakit. Perkembangan yang terjadi mulai adalah RSUD Dr. R. M. Djoelham tidak lagi hanya melayani pelayanan spesialistik dasar saja, namun telah bertmbah dengan pelayanan spesialistik lainnya THT dan Mata. Direktur RSUD Dr. H. M djoelham selanjutnya adalah dr. H. Mahim MS Siregar, yang menjabat sejak tahun 1994-2001. Pada masa ini, upaya peningkatan dan pengembangan rumah sakit, namun penambahan ruangan saranaprasarana pelayanan belum terlaksanan secara maksimal. Di samping keterbatasan dana APBD Pemerintah Kota Binjai, juga karna kurangnya dukungan dana dari APBD Pemerintah Sumatera Utara maupun APBN. Upaya penambahan fasilitas dilakukan dengan tidak hanya bertumpu pada dana APBDAPBN, terobosan nyata telah dilakukan dengan permohonan hibah kepada konsul Pemerintah Jepang di Sumatera Utara. Pada tanggal 4 Desember 2008 sampai dengan sekarang Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Binjai adalah Dra. Sri Sutarti, Apt. MM melanjutkan pengembangan yang telah terbina dan terlaksana pada periode sebelumnya dan penataan manajemen yang berkiualitas dan peningkatan kualitas SDM rumah sakit. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Visi, Misi, Moto, Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Pengelola RSUD dr. R. M. Djoelham Kota Binjai

a. Visi Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas menuju Binjai sejahtera dan Indonesia sehat 2010. b. Misi a. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan kepuasa pelanggan. b. Menyelenggarakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan menjunjung tinggi etika, norma dan hukum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. c. Menyelenggarakan pengelolaan manajemen rumahsakit secara profesional d. Menyelenggarakan pemanfaatan sumber daya rumah sakit untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat. e. Menyelenggarakan upaya penelitiian dan pengembangan rumah sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. c. Motto “ Cepat, Tepat, Selamat” d. Tugas Pokok menurut Perda No. 8 Tahun 2001 RSUD Dr. H. M. Djoelham Kota Binjai mempunyai tugas yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Melaksanakan upaya kkesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna degan mengutamakan upaya penyembuhan, upaya pemulihan yang dilakukan secara serasi denga upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upayan rujukan. 2. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit. e. Fungsi menurut Perda No. 8 Tahun 2001 Dalam rangka melaksanakan tugas pokok tersebut, RSUD Dr. R. M. Djoelham Kota Binjai mempunyai fungsi yaitu: 1. Menyelenggarakan pelayanan medis 2. Menyelenggarakan layanan penunjang medis dan non-medis 3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keprawatan 4. Menyelenggarakan pelayanana rujukan 5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan 6. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

4.2 Analisis Deskriptif Penelitian