1.4 Manfaat Hasil Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuanserta sikap menghadapi sindrom premenstruasi. 1.4.2
Manfaat aplikatif a.Bagi Mahasiswi.
Sebagai sumber informasi dan bahan masukkan bagi remaja agar lebih mengenal sindrom premenstruasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Konsep Perilaku.
Perilaku berdasarkan pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia itu pada
hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Dengan begitu perilaku manusia adalah bentangan yang sangat luas , mencakup, berjalan, berbicara,
beraksi, berpakaian dan lain sebagainya. Dengan kata lain, perilaku manusia adalah segala kegiatan manusia yang tidak dapat diamati secara langsung.
Notoatmodjo,2003
Perilaku terbentuk dari dua faktor utama, yaitu faktor eksternal stimulus yang berasal dari luar diri manusia, dan faktor internal respon yang berasal dari
dalam diri manusia itu sendiri. Faktor eksternal didapatkan dari lingkungan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya. Faktor internal menentukan
respon seseorang terhadap stimulus yang dia terima seperti perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya. Iin Dwi,2008
Benjamin Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2003, membagi perilaku dalam 3 domain ranahkawasan, yaitu kognitif cognitive, afektif affective,
psikomotor psychomotor. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, kedua domain
diukur sebagai berikut : 1.
Sikap attitude 2.
Pengetahuan knowledge
Universitas Sumatera Utara
2.2 Sikap
2.2.1. Pengertian Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek Notoatmodjo, 2007.
Menurut Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2007, sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :
1 Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. 2 Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3 Kecenderungan untuk bertindak trend to behave.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan :
1. Menerima receiving
Menerima, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat
dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah – ceramah.
2. Merespons responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah
adalah berarti orang menerima ide tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Menghargai valuing
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatuyang dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi Notoatmodjo, 2007.
2.2.2 .
Arah sikap Sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju,
apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orang yang setuju, mendukung
atau memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang positif sebaliknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan memiliki
sikap yang arahnya negatif Azwar, 2009.
Menurut Wijaya 2008, sikap menghadapi premenstrual syndrome yaitu : I.
Sikap positif ditunjukkan dengan mampu melakukan penanganan dini dan pencegahan dini terhadap sindrom premenstruasi.
II. Sikap negatif ditunjukkan bila wanita tersebut tidak mampu
melakukn penanganan dan pencegahan terhadap sindrom premenstruasi.
Menurut Azwar 2009, sikap dapat bersifat postif dan dapat pula bersifat negatif. I.
Menurut Mappiare dalam Ardhiana 2009, sikap positif remaja dalam menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan menjadi bangga atau
toleran dengan tubuhnya sendiri, mempergunakan dan melindungi tubuh sendiri secara efektif disertai dengan rasa kepuasan personal, percaya diri.
Universitas Sumatera Utara
II. Menurut Suryobroto dalam Ardhiana 2009, sikap negatif remaja dalam
menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan tidak percaya diri, ragu – ragu dalam mengambil tindakan, takut dan cemas.
2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain :
1Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3 Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4 Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif
Universitas Sumatera Utara
cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, sehingga akan berakibat terhadap sikap konsumen.
5 Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga sangat menentukan sistem kepercayaan, sehingga konsep tersebut mempengaruhi
sikap.
6 Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego Azwar, 2009.
2.2.4. Cara Pengukuran Sikap Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-
pernyataan hipotetis, kemudian ditanyakan pendapat responden Notoatmodjo, 2007.
2.3 Pengetahuan
2.3.1. Pengertian Bila ilmu merupakan sejumlah pengetahuan yang disusun secara logis dan
sistematik, maka pengetahuan ialah sesuatu yang diketahui melalui pancaindra dan pengolahan oleh daya fikir. Fungsi dari pengetahuan itu sendiri ialah untuk
mengubah cara hidup seseorang sehingga lebih selaras dengan gerak hidup dari
Universitas Sumatera Utara
yang diketahui. Menurut Gazalba dalam Bakhtiar 2006, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah
hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu.
2.3.2. Tingkatan Pengetahuan Benjamin Bloom 1956, seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi
taxonomy pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat
dibagi dalam 6 kategori yaitu :
1 Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2 Pemahaman Comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut
secara benar.
3 Aplikasi Application
Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi di sini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4 Analisis Analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5 Sintesis synthesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6 Evaluasi Evaluation
Evauasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian berdasarkan kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat – tingkat tersebut Notoatmodjo, 2007.
2.3.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh :
1 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
2 Pengalaman
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar
selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan.
3 Usia
Semakin tua semakin bijak, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran fisik dan mental Hanna, 2009.
4 Informasi
Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang
berperan penting bagi pengetahuan adalah media massa. Pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan bisa didapat dari beberapa
sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik, pendidikan sekolah, penyuluhan Oktarina, 2009.
5 Lingkungan Budaya
Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir
selama jenjang hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
6 Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah
Notoatmodjo, 2007.
2.4Sindrom Premenstruasi
2.4.1. Pengertian Sindrom premenstruasiadalah sekelompok gejala yang terjadi dalam fase
luteal dari siklus haid Rayburn, 2001. Nama lain PMS adalah PreMenstrual Tension yang merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang
terkait dengan siklus menstruasi wanita Wijaya, 2008. Sindrom premenstruasi adalah kumpulan gejala yang timbul saat menjelang haid yang menyebabkan
gangguan pada pekerjaan dan gaya hidup seseorang Agustina, 2010.
2.4.2. Etiologi Etiologi yang belum jelas diketahui mempersulit mencari penyebab dan
efek dari perubahan fisiologis Rayburn, 2001. Etiologi PMS tidak diketahui Jones-Llewellyn, 2002. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab
timbulnya PMS di antaranya kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar hormon estrogen
progesteron, dan peningkatan aktivitas hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon adrenal. Selain itu, juga diduga ada faktor endogenous endorphin
withdrawal, hipoglikemi, defisiensi vitamin dan mineral A, E, B6, kalsium, sekresi prolaktin yang berlebih, dan faktor genetik Agustina, 2010.
2.4.3. Gejala Menurut Dickerson 2003, dikelompokkan ke dalam tiga symptoms. Tiga
gejala tersebut yaitugejala perilaku,gejala psikologis dan gejala fisik. “Gejala perilaku mencakup lelah, insomnia susah tidur, makan berlebihan, dan
perubahan gairah seksual. Sedangkan gejala-gejala seperti mudah tersinggung,
Universitas Sumatera Utara
mudah marah, depresi, mudah sedih, cengeng, cemas, susah konsentrasi, bingung, sulit istirahat, dan merasa kesepian masuk ke dalam gejala psikologis. Secara fisik
muncul juga gejala sakit kepala, payudara bengkak serta teraba keras, nyeri punggung, nyeri perut dan rasa penuh, bengkak pada kaki dan tangan, mual, nyeri
otot dan persendian. Dickerson menyebutnya sebagai gejala fisik Agustina, 2010. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan antara16-45 tahun mengalami gejala-
gejala premenstruasi yang dapat mengganggu Wijaya, 2008.
2.4.4. Diagnosis Kriteria diagnostik PMS antara lain sedikitnya timbul satu gejala PMS
yang terjadi dalam waktu lima hari sebelum menstruasi selama tiga siklus haid Agustina, 2010. Gejala PMS yang bisa timbul antara lain cemas, cepat marah,
berat badan bertambah, payudara sakit, edema pada esktremitas, abdomen terasa penuh, nafsu makan bertambah, depresi, cepat lupa,
cepat menangis, bingung, insomnia Baradera, 2007. Kemudian, gejala yang timbul menghilang dalam waktu empat hari sejak awal haid dan tidak kambuh
setidaknya hingga hari ke-13 siklus haid Agustina, 2010. Diagnosis PMS dibuat setelah mengevaluasi periodisitas gejala mood dan fisik, dengan memastikan
bahwa ada periode bebas gejala setelah menstruasi dan gejala-gejala tersebut tidak dapat dijelaskan oleh penyakit lain Jones-Llewellyn, 2002.
2.4.5 Tipe – tipe sindrom premenstruasi Terdapat beberapa macam tipe dan gejala sindrom premenstruasi, Dr. Guy
E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS membagi sindrom premenstruasi menurut gejalanya yakni sindrom premenstruasi
tipe A,H,C, dan D. 80 gangguan sindrom premenstruasi termasuk tipe A, penderita tipe H sekitar 60, sindrom premenstruasi C 40, dan sindrom
premenstruasi D 20. Kadang – kadang seorang wanita mengalami kombinasi gejala, misalnya tipe A dan D secara bersamaan dan setiap tipe memiliki
gejalanya sendiri – sendiri. Tipe – tipe sindrom premenstruasi antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Tipe A Sindrom Premenstruasi tipe A anxiety ditandai dengan gejala seperti rasa
cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat
menstruasi. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan
hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada
penderita sindrom premenstruasi bisa jadi kekurangan vitamin B6 ayam, ikan, hati, telur dan magnesium berbagai jenis kacang polong, apel,
alpukat, pisang serta banyak mengkonsumsi makanan berserat dan sayuran berwarna hijau tua seperti brokoli dan mengurangi atau membatasi
minum kopi.
b. Tipe H Sindrom premenstruasi tipe H hyperhydration memiliki gejala edema
pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum menstruasi. Gejala tipe
ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe sindrom premenstruasi lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar
sel ekstrasel karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi penimbunan air dan
natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan
gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari – hari.
c. Tipe C Sindrom premenstruasi tipe C craving ditandai dengan rasa lapar ingin
mengkonsumsi makanan yang manis – manis biasanya coklat dan karbohidrat sederhana biasanya gula. Pada umumnya sekitar 20 menit
setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia
Universitas Sumatera Utara
seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam
tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam
lemak esensial omega 6, atau kurangnya magnesium.
d. Tipe D Sindrom premenstruasi tipe D depression ditandai dengan gejala rasa
depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata – kata verbalisasi, bahkan kadang – kadang
muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh
diri. Biasanya tipe D berlangsung bersamaan dengan tipe A, hanya sekitar 3 dari seluruh tipe benar – benar murni tipe D. Sindrom premenstruasi
tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon estrogen dalam siklus menstruasi terlalu tinggi
dibandingkan dengan hormon progesteronnya. Kombinasi tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam
amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B terutama B6. Meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan tipe D yang terjadi bersamaan dengan tipe
A. Saryono,2009, hlm 37
Universitas Sumatera Utara
2.4.6. Penanganan Penanganan yang dilakukan tergantung dari gejala yang timbul. 1 Beberapa orang bisa mengobati sendiri dengan melakukan olahraga
teratur serta memodifikasi makanan dengan mengurangi lemak.
2 Terapi obat khusus yang bisa digunakan dengan menggunakan obat penghilang nyeri,
anti depresan atau menggunakan pil KB yang mengandung drospirenon BKKBN,
2010. 3 Progesteron sinetik dalam dosis kecil dapat diberikan selama 8 sampai
10 hari sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif dari estrogen.
4 Pemberian testosteron dalam bentuk methiltestosteron 5 mg sebagi tablet isap dapat
pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen Wiknjosastro, 2006.
2.4.7. Pencegahan Pencegahan PMS dapat dilakukan dengan cara :
1 Melakukan diet yang sehat yang mengandung cukup buah dan sayuran
atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung cukup
vitamin dan mineral seperti A, B6, E dan kalsium. 2 Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
3 Menghindari dan mengatasi stres. 4 Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan
risiko menderita PMS.
5 Mencatat jadwal siklus haid serta kenali gejala PMS. 6 Memperhatikan apakah sudah dapat mengatasi PMS pada siklus-siklus
datang bulan berikutnya Wijaya, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Mahasiswi