Kewajiban penerima lisensi Paten berdasarkan Laporan Akhir Tentang Kompilasi Bidang Hukum Perjanjian Yang Dikeluarkan Oleh Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2006 adalah :
71
1 Membayar royalty sesuai dengan perjanjian;
2 Melaksanakan perjanjian lisensi sesuai dengan perjanjian.
E. Jenis Lisensi Paten
1. Lisensi Secara Sukarela dan Lisensi Wajib
Pada dasarnya, terdapat dua tipe lisensi, yaitu lisensi secara sukarela dan lisensi wajib. Lisensi sukarela didasarkan atas perjanjian para pihak berdasarkan
prinsip-prinsip umum dalam hukum kontrak, sedangkan lisensi wajib melibatkan intervensi pemerintah dalam melaksanakannya. Dalam hal ini, lisensi diberikan tanpa
memerlukan perjanjian dari pemegang hak paten. Di Indonesia, lisensi wajib diatur berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Pasal 74 sampai
Pasal 87. Lisensi wajib harus bersifat non eksklusif, artinya bahwa disamping orang yang memegang lisensi wajib masih dapat di pihak lain mengerjakan dan
melaksanakan Paten yang bersangkutan, dan penggunaannya juga hanya untuk keentingan pasar dalam negeri.
72
Objek dari ketentuan lisensi wajib ini adalah paten yang tidak digunakan. Tujuannya, untuk menjamin agar inventor, baik asing maupun domestik, dan
71
Ibid.
72
Sudargo Gautama, Pembaruan Undang-undang Paten, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1998, hal. 70.
Universitas Sumatera Utara
pemegang paten national dapat melaksanakannya dalam wilayah Negara Indonesia, sehingga tidak menghambat pembangunan ekonomi–industri dan perdagangan-
nasional. Selain itu, ketentuan ini juga ditujukan untuk mencegah impor barang yang sama ke dalam wilayah Indonesia.
Ketentuan yang berkaitan dengan lisensi wajib ini merefleksikan perhatian pemerintah terhadap upaya perlindungan kepentingan nasional, kepentingan publik,
dan agar teknologi yang dipatenkan tersebut tidak disalahgunakan. Sejalan dengan pernyataan tersebut, berdasarkan kepentingan nasional, pertahanan keamanan, dan
kepentingan publikseperti kesehatan, makanan, dan untuk mengawasi pelaksanaan suatu paten, Undang-Undang Paten memberlakukan ketentuan tentang lisensi wajib
dan pembatalan atau penarikan revocation atas suatu Paten. Lisensi wajib diberikan oleh pengadilan niaga setelah mempertimbangkan:
73
1 kemampuan dan fasilitas yang memadai dari pemohon yang mengajukan
permohonan lisensi wajib untuk melaksanakan paten yang bersangkutan secara penuh;
2 usaha wajar yang dilakukan oleh pemohon untuk mendapatkan lisensi atas
dasar persyaratan yang normal; 3
apakah paten yang bersangkutan memberikan kemanfaatan pada sebagian besar masyarakat.
Tampaknya, beberapa negara berkembang berharap memperoleh teknologi asing melalui lisnsi wajib, yaitu . Namun demikian, sekalipun lisensi wajib diyakini
sebagai instrument utama untuk mengaktifkan paten yang tidak dilaksanakan, secara praktis, hal ini tidak dapat bekerja secara maksimal. Bahkan lebih ekstrim, Yanke
menyarankan, agar dinyatakan bahwa secara tekhnis, lisensi wajib merupakan suatu
73
httpwww.dgip.go.idebhtmlhkifilecontent, terakhir diakses tanggal 27 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
proses yang sangat sulit karena lisensing semata-mata tanpa mentransfer know how dari pemegang paten tidak dapat diharapkan menjadi efektif dan efesien.
74
2. Lisensi Secara Eksklusif dan Non Eksklusif