Konsultasi Negosiasi Perlindungan Hukum Terhadap Penerima Lisensi Paten di Indonesia

maupun pelaksanaan putusan arbitrase Internasional tersebut mengikuti tata cara sebagaimana ditentukan dalam hukum acara perdata.

2. Konsultasi

Dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Perkara APS tidak ada dijelaskan mengenai arti ataupun makna dari konsultasi. Dalam Black’s Law Dictionary diartikan bahwa konsultasinadalah act of consulting or conferring; e.g. patient with doctor, client with lawyer. Deliberation of persons on some subject. 174 Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak tertentu yang disebut dengan klien dengan pihak lain yang merupakan konsultan yang memberikan pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya. 175 Bagi para pihak tidak ada keterikatan ataupun kewajiban untuk mengikuti pendapat dari konsultan yang ditunjuk oleh para pihak tersebut. Hal ini berarti bahwa dalam penyelesaian secara konsultasi sebagai pranata Alternatif Penyelesaian Sengketa APS, peran konsultan dalam menyelesaikan perselisihan yang ada hanyalah memberikan pendapat hukum sebagaimana yang diminta oleh para pihak yang bersengketa, yang 174 Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal. 86. 175 http:www.artikel-hukum34-pengaturan-alternative-dispute-resolution-adr-kajian- terhadap-undang-undang-nomor-30-tahun-1999.html?, diakses tanggal, 23 April 2011. Universitas Sumatera Utara untuk selanjutnya keputusan mengenai penyelesaian sengketa tersebut akan diambil sendiri oleh para pihak. 176

3. Negosiasi

Negosiasi merupakan cara untuk mencari penyelesaian masalah melalui diskusi musyawarah secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa, yang hasilnya diterima oleh para pihak tersebut. 177 Dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa APS menjelaskan bahwa pada dasarnya segala sesuatu yang menurut Undang-undang yang berlaku dapat diadakan perdamaian dapat dinegosiasikan. Hal ini akan berakibat bahwa negosiasi sebagaimana halnya perdamaian hanya dapat dilakukan jika pihak yang benegosiasi mempunyai kekuasaan untuk melepaskan hak-haknya atas hal-hal yang termaktub dalam kesepakatan tertulis tersebut. 178 Ada beberapa tahapan dalam proses negosiasi, yaitu sebagai berikut: 1 Tahap Persiapan Dalam tahap ini, para pihak mempersiapkan apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak. Dalam tahap persiapan ini masing-masing pihak perlu mempersiapkan berbagai alternatif lainnya apabila alternatif terbaik atau maksimal 176 Gunawan Widjaja, ibid., hal 87. 177 http:www.artikel-hukum34-pengaturan-alternative-dispute-resolution-adr-kajian- terhadap-undang-undang-nomor-30-tahun-1999.html?, diakses tanggal, 23 April 2011. 178 Ibid., hal. 90. Universitas Sumatera Utara tidak tercapai. Selain itu, para pihak juga perlu memperhitungkan tentang kepentingan dan kebutuhan alternatif merekaorang lain. Tindakan selanjutnya adalah merencanakan hal yang berkaitan dengan negotiating convention, seperti strategi tentang seberapa terbukanyainformasi yang harus atau dapat diberikan dan seberapa jauh kita harus mempercayai perunding lawan. 179 2 Tahap Tawaran Awal Pada tahap tawaran awal ini para pihak mempersipakan strategi yang berkaitan dengan pihak mana yang terlebih dahulu menyampaikan tawaran. Terhadap tawaran pihak lawan yang sifatnya ekstrem, strategi terbaik adalah menghentikan negosiasi sampai mereka memodifikasi tawaran atau segera melakukan kontra tawaran yang kita miliki. 180 3 Tahap Pemberian Konsensi Pada tahap ini, konsensi yang harus dikemukakan mengacu pada konteks negosiasi yang diberikan oleh pihak lawan. Seorang perunding harus melakukan perhitungan yang matang pada tahap ini, karena agresifitas kita sangat tergantung atas bebagai factor, seperti seberapa jauh kita menjaga hubungan baik dengan perunding lawan, empati kita terhadap kebutuhan lawan dan fairness. 181 179 Suyud Margono, Alternative Dispute ResolutionArbitrase, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000, hal. 53. 180 Ibid., hal. 54. 181 Ibid. Universitas Sumatera Utara 4 Tahap Akhir Pada tahap akhir proses negosiasi ini dapat berlangsung efektif apabila terdapat berbagai keadaan yang mempengaruhinya baik secara langsung ataupun tidak secara langsung, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 182 a Para pihak bersedia bernegosiasi secara sukarela b Para pihak siap bernegosiasi c Para pihak punya kewenangan mengambil keputusan dalam negosiasi tersebut d Para pihak punya posisi tawar yang relatif seimbang, sehingga dapat menciptakan saling ketergantungan e Para pihak punya kemauan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

4. Mediasi