Adapun komposisi inti sawit dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi inti sawit
Komponen Jumlah
Minyak 47 – 52
Air 6 – 8
Protein 7,5 – 9,0
Selulosa 5
Abu 2
Sumber : Ketaren 2008
2.2. Minyak Inti Sawit PKO
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit Palm Kernel Oil dan sebagai hasil samping ialah bungkil
inti kelapa sawit Palm Kernel Meal atau pellet. Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa gugus
asam lemak yang terikat dalam trigliserida- trigliserida yang terkandung dalam lemak ini jenisnya lebih satu. Jenis lemaknya meliputi C6 asam kaproat sampai C18 jenuh
asam stearat dan C18 tak jenuh asam oleat dan asam linoleat Winarno. 2004. Mutu minyak dan bungkil inti sawit terutama tergantung pada mutu inti sawitnya
sendiri. Minyak inti sawit dikehendaki mempunyai kadar ALB yang rendah, warna kuning muda dan mudah dipucatkan. Jadi sama juga sepetri minyak sawit. Bungkil
inti sawit dikehendaki berwarna muda dan nilai gizinya tidak rusak, terutama kandungan asam amino dan protein Mangoensoekarjo. 2003.
Universitas Sumatera Utara
Minyak inti sawit juga dapat mengalami hidrolisis. Hal ini lebih mudah terjadi pada inti pecah dan inti berjamur. Faktor yang menentukan pada peningkatan ALB
minyak inti sawit adalah kadar asam permulaan, proses pengeringan yang tidak baik, kadar air akhir dalam inti sawit kering, dan kadar inti pecah. Inti sawit pecah dan
basah akan menjadi tempat biakan mikroorganisme jamur. Pada suhu tinggi inti sawit dapat mengalami perubahan warna. Minyaknya
akan berwarna lebih gelap dan sulit untuk dipucatkan. Suhu tinggi pada pengolahan minyak sawit adalah perebusan, yaitu sekitar 130
o
C. Suhu kerja maksimum dibatasi seperti itu untuk menghindarkan terlalu banyak inti yang berubah warna
Tim Penulis PS.2000.
2.3. Bungkil Inti Sawit
Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil
berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. Selain itu bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. Bungkil kelapa sawit ini
termasuk dalam jenis pakan konsentrat atau pakan penguat. Yang mana mempunyai manfaat sebagai sumber energi, protein,vitamin, dan mineral.Ketaren. 2008.
Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan
sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin
dan mineral. Standar kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg
Universitas Sumatera Utara
pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17 protein, serat kasar 12 http:www.bungkil-inti-sawit
Zat makanan yang terkandung di dalam bungkil inti sawit cukup bervariasi, tetapi kandungan yang terbesar adalah protein antara 18-19. Bungkil ini kurang
disenangi ternak, dan karena kandungan serat kasarnya cukup tinggi maka kurang cocok diberikan untuk ternak monogastrik. Untuk itu biasanya pemberiannya
dicampur dengan makanan lain yang disukai ternak dan baik diberikan pada ternak sapi perah dan kerbau. Tingkat pemberiannya 10-15 pada pakan ternak yang
diberikan Tim Penulis PS. 2000. Di Indonesia pabrik yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan bungkil
inti kelapa sawit adalah pabrik ekstraksi minyak kelapa sawit di Belawan – Deli. Minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit tersebut hampir seluruhnya
diekspor. Dengan peningkatan nilai ekspor maka diperlukan standart dan pengawasan mutu bungkil inti sawit untuk memberikan jaminan mutu pada konsumen. Standart
mutu bungkil inti sawit dipaparkan pada tabel 2.
Tabel 2. Standar Mutu Bungkil Inti Sawit
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Kadar air, bb
maks. 7 2
Kadar minyak, bb maks. 12
3 Kadar protein, bb
maks. 12 4
Kadar abu, bb maks. 6
Sumber : SNI 0l-0008-1987
Universitas Sumatera Utara
2.3. Protein dan Asam Amino 2.3.1. Protein