Belanja Online Sebagai Gaya Hidup Studi Deskriptif Pada Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara

(1)

PEDOMAN WAWANCARA 1. Identitas Subyek Penelitian

Nama : ... TTL : ... Alamat asal : ... Alamat kos : ... Umur : ... Jurusan/ Fakultas : ... Semester : ...

2. Daftar Pertanyaan

Subyek Penelitian : Mahasiswa yang menggunakan online shop

A. Perilaku konsumsi mahasiswa FISIP pada produk online

1. Kebutuhan apa saja yang anda konsumsi dalam menggunakan jasa online ?

2. Apa yang anda beli ketika berbelanja melalui jasa online shop? 3. Bagaimana perasaan anda ketika menggunakan online shop untuk memenuhi konsumsi anda?

4. Berapa kali anda dalam satu bulan membeli barang dengan menggunakan online shop?

5. Berapa persentase dari kiriman orang tua yang anda gunakan gunakan untuk membeli barang dengan menggunakan jasa online dalam satu bulan ?

6. Berapa banyak uang yang anda keluarkan dalam satu bulan untuk membeli barang yang anda inginkan di online shop?


(2)

konsumsi anda? Jika iya mengapa demikian?

8. Bagaimana pengaruh jasa online shop tersebut terhadap perasaan anda mengenai kepuasan yang anda dapatkan dan nilai prestis bagi anda? 9. Apakah pola konsumsi anda menjadi berubah setelah anda mengenal online shop ?

10. Bagaimana perubahan yang anda rasakan setelah anda menggunakan jasa online shop ?

B. Faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa FISIP dalam belanja

online

1. Sebelum ada online shop dimana anda sering membeli kebutuhan konsumsi?

2. Setelah ada online shop apa yang anda rasakan? 3. Siapa yang mengenalkan anda dengan online shop?

4. Apakah anda juga memperkenalkan online shop bagi teman atau orang terdekat anda?

5. Apakah ada saling tukar informasi antar teman yang menggunakan online shop dalam pemilihan berbelanja?

6. Hal-hal apa yang membuat anda tertarik menggunakan jasa online shop dalam pemilihan berbelanja?

7. Menurut ada apa saja kelebihan dalam pemilihan berbelanja menggunakan jasa online shop?

8. Selain kelebihan adakah kekurangan dalam berbelanja menggunakan online shop?

9. Menurut anda apa yang mendorong anda memilih jasa online shop dalam berbelanja?


(3)

C. Makna belanja online bagi mahasiswa FISIP

1. Tahukah anda mengenai jasa pembelian online? Menurut anda apa itu online shop?

2. Apakah Anda pernah berbelanja melalui jasa online? Jika pernah bagaimana pengalaman anda saat melakukannya?

3. Mengapa Anda memilih online shop dalam pemilihan berbelanja? 4. Pendapat anda tentang pembelian melalui jasa online ?

5. Siapa yang memeperkenalkan anda dengan online shop? 6. Kapan anda mengenal online shop?

7. Dimanakah biasanya Anda menggunakan Internet untuk mengakses pembelian melalui online shop?

8. Tujuan apa saja yang inginkan ketika anda memilih online shop dalam berbelanja?

9. Seberapa petingkah online shop bagi pemilihan berbelanja anda? 10. Keuntungan apa sajakah yang anda dapatkan ketika anda menggunakan jasa online shop?

11. Perubahan apa sajakah yang begitu nampak ketika anda menggunakan jasa online shop?

12. Bagaimana pengaruh kebutuhan konsumsi anda terhadap jasa online shop?

13. Kepuasan seperti apa yang anda dapatkan dalam berbelanja menggunakan jasa online shop?

14. Selain anda mendapatkan barang yang anda inginkan nilai apalagi yang anda dapatkan dalam berbelanja menggunakan jasa online shop?


(4)

(5)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Siska Usia : 21 tahun

Jurusan : Ilmu Komunikasi Semester : 7

2. Nama : Debby Usia : 20 tahun

Jurusan : Administrasi Bisnis Semester : 6

3. Nama : Fitri Usia : 22 tahun

Jurusan : Ilmu Kesejahteraan Sosial Semester : 8

4. Nama : Putri Usia : 21 tahun Jurusan : Ilmu Politik Semester : 7

5. Nama : Fani Usia : 22 tahun Jurusan : Ilmu Sosiologi Semester : 8

6. Nama : Ade Usia : 22 tahun


(6)

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara Semester : 9

7. Nama : Yanti Usia : 22 tahun

Jurusan : Ilmu Kesejahteraan Sosial Semester : 8

8. Nama : Clara Usia : 23 tahun Jurusan : Sosiologi Semester : 9


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Dari Sumber Buku:

Abdullah, Irwan. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2006.

Ariyanto, Puguh. Hubungan antara Keinovatifan dengan Perilaku Membeli pada Remaja Putri. Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. 2003. Baudrillard, Jean P. Mayarakat Konsumsi, Kreasi Wacana: Yogyakarta. 2004. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di masyarakat. Kencana grup: Yogyakarta. 2008.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Kencana: Jakarta. 2007.

David, Chaney. Lifestyle, sebuah pengantar komprehensif. Jalasutra: Yogyakarta. 2009.

Giddens, Anthony. Konsekuensi-Konsekuensi Modernitas. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004.

Ibrahim, Idi Subandy. Lifestyle ecstasy: Kebudayaan pop dalam masyarakat

komoditas Indonesia. Jalasutra: Yogyakarta. 2004.

Indrakusuma, J. Ellitan. Analisis Multi Atribut yang Mempengaruhi Preferensi Bekerja Online Produk Tiket Pesawat di Kalangan Mahasiswa UKWMS. 2008. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta,Prenhallindo. 1997.

Laohapensang, O. Factors influencing internet shopping behaviour: a survey of

consumers in Thailand, Journal of Fashion Marketing and Management. 2009.

Mietha, Jurnal

Sarwono, W, Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. 2005.

Suhartini. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Belanja Secara Online diKomunitas Kaskus Semarang. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2011.


(8)

Sulianta, Feri. Smart Online Marketer. Andi: Yogyakarta. 2011.

Soedjatmiko, Haryanto. Saya Berbelanja maka Saya Ada. Yogyakarta: JalaSutra. 2008.

Spread Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media. 2005.

Spradley, James.P. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tira Wacana Yogya. 1997.

Sumber Internet :

Sumber Skripsi :

Inggrid, 2006. Facebook (Studi Deskriptif Mengenai Facebook di Kalangan Mahasiswa FISIP USU), Antropologi FISIP USU.

Lubiyana, Khalida. 2010. Eksposur Media Massa Televisidan Internet Sebagai Stimulant Perilaku Konsumsi (Studi Deskriptif Gaya Hidup dan Masyarakat


(9)

BAB III

PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA FISIP USU TERHADAP PRODUK ONLINE

Perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencapai kepuasan maksimal batin mahasiswa. Perilaku konsumtif didorong karena telah banyaknya tempat-tempat hiburan,mall dan tempat perbelanjaan, kafe, dan lain-lain sehingga pola konsumsi telah berubah yang mulanya hanya untuk memenuhi kebutuhan menjadi sarana pembentukan identitas diri dalam pergaulan sehari-hari3

Perilaku konsumtif tersebut dialami oleh mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa konsumtif memilih menghabiskan waktunya berada di mallsaat pulang kuliah ataupun pada hari libur untuk mengkonsumsi barang-barang yang kurang diperlukan dan berada di tempat hiburan demi kepuasan semata untuk meningkatkan prestise

.

4

3

Lubiyana, Khalida. 2010. Eksposur Media Massa Televisidan Ineternet Sebagai Stimulant

Perilaku Konsumsi (Studi Deskriptif Gaya Hidup dan Masyarakat Konsumsi di Kalangan Remaja

Putri di Surabaya), Sosiologi FISIP UNAIR.

. Dalam setiap perilakunyamahasiswa bersikap konsumtif untuk mendapatkan pakaian, gadget, sepatu, serta tempat-tempat yang menawarkan gaya hidup modern yaitu kafe, restoran cepat saji, dan tempat bioskop.

4

Prsetise ialah suatu masalah kehormatan sifatnya relatif, dalam arti kehormatan harus kita kaitkan dengan kebudayaan /sistem sosial tertentu


(10)

Keberadaan media massa dan iklan yang dapat ditemui dapat mengubah perilaku sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Media merupakan unsur penting dalam pergaulan sosial masa kini.Sebagaimana belanja dengan sistem

online yang menggunakan media massa sebagai alat pemasaran. Media

menciptakan suatu gaya hidup dan akan dilihat oleh masyarakat, sehingga tanpa disadari masyarakat mengikutinya. Seperti Siska dan baju yang dikenakan selalu mengikuti trend masa kini. Perilaku konsumsi yang dia tunjukan karena diterpa oleh produk-produk yang dia lihat di media baik itu elektronik, cetak bahkan media online.

Bagi Siska, demikian biasa sapaan teman-temannya, penampilan itu nomor satu. Inilah hal utama yang diperhatikan ketika ingin kekampus. Karena, baginya orang-orang selalu memperhatikan dalam hal berpakaian. Apalagi menurutnya berpakaian itu harus mencocokkan antara baju, tas bahkan sepatu. Berikut penuturan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi semester 6 Siska (21 tahun) sebagai berikut :

”Penampilan itu penting sekali, di mana-manakan orang-orang selalu menyoroti penampilannya, setidaknya kita harus terlihat rapi. Apalagi komunikasi yah, yang jelas pintar-pintarnya kita lah mencocokkan apa yang kita kenakan”.

Online shop bagi Siska sudah tidak asing, baginya tokoonline yang

bermunculan sekarang itu sangat membantu dirinya menemukan pakaian-pakaian yang tidak ada atau susah didapatkan di mall atau distro di Medan.


(11)

Menurut Siska, dia bisa berbelanja dua kali sebulan lewat online shop. Bahkan untuk membeli satu item, dia mengeluarkan uang sebanyak tiga ratus ribu rupiah. Menurut Siska, dia mulai tertarik belanja onlinesejak memiliki facebook.

Facebook merupakan akun yang sangat mudah untuk membeli barang. Cukup

dengan berteman di facebook, memilih barang, mentransfer uang, barang yang diinginkan langsung dikirim ke rumah. Mengunjungi toko online yang ada di akun

facebook merupakan salah satu bagian aktivitas dari kesehariannya. Berikut

pemamparannya:

“Pertama kali tau online shopping itu awalnya dari akun facebook, kan banyak itu sekarang shop-shop online di FB, lebih simple. Kalau uang yang saya keluarkan sekitar 300 ribuanlah termaksud juga sama ongirnya”.

Yang menarik ketika disinggung mengenai apakah pernah membeli buku

via online, Siska mengatakan tidak pernah, sambil tertawa. Identiknya bahwa

mahasiswa lekat dengan buku tidak tampak disini. Berikut alasannya: ”Kalau buku, jujur saya tidak pernah beli lewat online shop. Soalnya bisa beli di titi gantung, lagian di perpustakaan, sudah banyak tersedia”.

Siska mengaku bahwa kegiatannya belanja online sudah merasukinya terlalu berlebihan karena rasa inginnya memiliki barang tersebut. Berikut pemaparannya:

“Perilaku saya terbilang boros mungkin oleh sebagian orang, akan tetapi saya berbelanja bukan didasarkan bahwa saya tidak membutuhkan barang-barang tersebut, itu karena saya memang butuh. Soal penampilan saya menurut saya biasa-biasa

saja, orang-orang seumuran saya juga

berpenampilan seperti ini, saya mengenakan busana yang memang saya suka. Tapi mungkin saya di


(12)

bilang konsumtif karena selalu ngiutin tren-trenan kali yahh.. hahaha..”

Siska juga menjelaskan bahwa belanja itu merupakan kesenangan dan kebutuhan juga. Dia menambahkan penampilan ke kampus itu penting, maka untuk terus menunjang penampilan harus terlihat menarik, caranya dengan berbelanja barang-barang yang dibutuhkan. Berikut pernyataanya :

”Belanja satu kebutuhan dan kesenangan bagi saya. Dan saya sangat sangat senang berbelanja. Untuk menunjang penampilan kalau ke kampus. Yang jelas penampilan itu penting, karena kita di kampus itu dilihat oleh banyak orang, asalkan jangan terlihat aneh saja.”

Belanja online bagi siska merupakan aktivitas yang sangat penting, untuk menunjang penampilan sehari-hari ketika berada di kampus atau dikeramaian pada saat di luar rumah. Belanja online sangat membantunya dalam hal mencari suatu mode atau trend berpakaian saat ini.

Mahasiswa memilih untuk membeli online agar tidak dikatakan gagap teknologi. Mahasiswa akan merasa lebih nyaman masuk menjadi manusia modern. Pembuktian dari manusia modern adalah salah satu cara dengan mengerti perubahan yang ada seperti perubahan cara berbelanja yang saat ini sering disebut dengan online shop. Seperti yang diungkapkan oleh Debby (20 tahun) mahasiswa Jurusan Aministrasi Bisnis:

“Sebenarnya membeli di toko bisa, tetapi saya ingin di online, biar kelihatan ngikutin zaman aja”.

Media online bagi Debby salah satu pemicu untuk membeli sesuatu yang baru, unik dan keren untuk memperlengkap penampilannya. Sama seperti dalam


(13)

hal belanja online, menurut Debby ini sebuah pengaruh trend saja. Seperti yang dituturkannya :

“Karna temen-temen yang lain pada belanja online saya jadi ikut-ikutan aja mau nyoba gimana rasanya belanja di internet, trus barang yang dijual juga bagus-bagus, di online shop juga gak pasaran modelnya”

Debby juga mengungkapkan jika belanja adalah kesenangan sekaligus kebutuhan baginya. Tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh informan sebelumnya, bahwa Debby juga sangat memperhatikan penampilannya jika berangkat ke kampus.

Fitri (22 tahun) Mahasiswa FISIP semester 8 Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial ini menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi barang dengan online merasa puas dan senang. Perkenalan yang singkat dengan online shop sudah menjadi kebutuhan baginya untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Berikut wawancara dengan Fitri:

“Belanja itu sebuah kebutuhan untuk saya. Karna ingin terlihat menarik pasti ujung-ujungnya belanja. Entah pakaian, atau barang-barang lain yang lagi trend. Saya bahkan hampir setiap malam membuka akun dan melihat barang-barang atau foto barang yang di tag di facebook saya. Lagian saya banyak berteman dengan shop-shop online di pertemanan facebook saya. Saya senang ketika kebutuhan saya terpenuhi jadi kalau gak beli online rasanya ada yang kurang, udah biasa soalnya”.

Fitri menyatakan bahwa tindakannya mengkonsumsi barang online adalah suatu kebiasaan yang harus dilakukan karena sudah menjadi kebutuhan. Ketika


(14)

disinggung tentang berapa sering dia memesan barang-barang lewat online shop, Fitri menjelaskan bahwa tidak begitu sering. Fitri mengaku bahwa :

“Kadang dalam sebulan saya hanya membeli barang satu atau dua kali. Tapi kalau membuka atau melihat barang-barang online shop, hampir setiap malam.”

Mengunjungi toko online yang ada di media sosial merupakan kegiatan yang bisa mengusir kejenuhan baginya. Kegiatan belanja online baginya hanya kesenangan semata, maka dari itu Fitri memasukkan kegiatan belanja online sebagai rutinitasnya. Berteman dengan toko-tokomedia sosial di facebookmenjadi salah satu hiburannya ketika suntuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Seperti yang diungkapkannya berikut ini:

“Kalau punya teman online shop di facebook itu seru rasanya karna bisa lebih tau produk yang lagi up to date lewat foto-foto produk yang mereka upload, jadi kalau saya lagi suntuk dengan tugas-tugas kampus suka lihat-lihat foto-foto itu sembari menghilangkan kebosanan aja. Hehe...”

Meskipun sudah hampir satu tahun mengkonsumsi barang lewat online

shop Fitri sekalipun belum pernah tertipu oleh jasa online shop.Awalnya juga

sedikit takut untuk melakukan pemesanan lewat online shop namun dengan kejelian Fitri untuk mencari informasi mengenai alur, cara, dan kejelasan online shopmembuat Fitri merasa nyaman mengkonsumsi barang lewat online shop karena memberikan warna sendiri bagi pemenuhan konsumsi juga memberikan satu nilai yaitu nilai eksistensi diri di lingkungan sekitar.

Ketika ditanya bagaimana cara memilih toko online yang jujur, Fitri menjelaskan ketika belanja harus teliti sebelum memesan dari satu toko seperti


(15)

mengecek di halaman media sosial Facebook dan Twitter dari toko online tersebut dan bisa dilihat dari jumlah fans atau jumlah like(penyuka), pengikut, juga dari komentar-komentar sesama pengguna media sosialdan bisa melihat penjualnya aktif dalam menjawab pertanyaan yang masuk.

Foto 4

Barang yang Dibeli dari Online Shop

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar diatas adalah contoh gambar barang belanjaannya yang di beli melalui online shop. Kemeja dan T-Shirt serta bukti pembayaran transaksi pada saat mengirim sejumlah uang pada penjual online.


(16)

3.1. Pergeseran Pola Belanja

Perkembangan teknologi mengalami perubahan pesat saat ini, juga diikuti dengan kemajuan dalam dunia media massa.Seperti contohnya, di dalam dunia internet yang semakin ramai dengan berbagai sosial media dan aplikasi menarik dan dapat diakses melalui smartphone/handpone/tablet. Dalam penelitian ini,ditemukan bahwa teknologi telah memasuki kehidupan mahasiswa FISIP USU. Setiap hari mereka selalu menggunakan media massa elektronik, internet dan televisi yang semuanya berhubungan dengan kemajuan teknologi.Perkembangan media massa tersebut juga diiringi dengan perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi dalam dunia internet ini membuat mayoritas mahasiswa mengatakan bahwa mereka mengakses internet setiap harinya.Kini mengakses internet dapat dilakukan melalui

handphone/smartphone.Sehingga tidak lagi perlu menyalakan

komputerataulaptop.Kemajuan teknologi dalam dunia gadget itu pula diiringi semakin banyak social media, aplikasi, blog, website, maupun online shop di dunia internet.

Saat ini berbagai program acara maupun iklan dari berbagai produk dapat dijumpai di media massa dan media sosial. Tayangan tersebut seperti iklan, gaya hidup dan model pakaian yang dikenakan oleh artis di dalam sinetron, film, iklan yang dibintangi oleh tokoh idolamereka yang paling sering mempengaruhi perilaku konsumsi. Iklan yangditampilkan atau divisualisasikan secara unik, berlebihan dan nyata dengan kalimat yang sangat memikat, sehingga membuat penasaran atau tertarik untuk mencoba atau membeli produk dari iklan tersebut.


(17)

Apalagi sekarang ini, apapun bisa didapatkan dengan mudahnya di dalam internet termasuk urusan berbelanja.Tak heran sekarang banyak dijumpai

onlineshop yang ada di berbagai media sosialseperti facebook, twitter, instagram,

blog, website, katalog online, maupun stylebarang dan gaya hidup artis atau

pengguna internet lainnya dari foto yang diposting di sosialmedia.Gambar-gambar atau kalimat-kalimat yang ada di dalam internet yang dapat mempengaruhi minat konsumsi mahasiswa sangat beragam saat ini.Gambar dari produk-produk yang ditampilkan dalam website dan online shop di sosial media tersebut dikemas secara menarik dan diberikan keterangan lengkap mengenai detailproduk tersebut. Sehingga semakin menarik perhatian siapapun yang melihat produk tersebut untuk membelinya. Trendfashion style yang ada di dunia internet ini juga lebih up

to date dibandingkan di toko konvensional.Tidak hanya gambar-gambar di online

shop saja yang mampu membuat menarik pembeli, tetapi gambar-gambar yang

diupload oleh artis ataupun teman yang ada disosial media juga dapat membuat

mahasiswa tergoda untuk membeli barang yang sama seperti yang digunakan oleh mereka.Hal ini menimbulkan kesadaran bagi mahasiswa apa yang artis tersebut gunakan merupakan sesuatu yang up to date atau sedang booming dan layak untuk diikuti.

Perilaku konsumsiyang mereka lakukan menggeser pola belanja saat ini, dengan dipengaruhi apa yang didapatkan atau dilihat melalui media massa yang sangat beragam. Dari tayangan di media massa tersebut, mayoritas mahasiswa


(18)

menjadi semakin konsumtif dan hedonistic 5

5

Hedonistic merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

dalam melakukan perilaku konsumsinya.Untuk berbelanja memenuhi kebutuhan primernya seperti pakaian, sepatu, tas mereka cenderung ingin tampil untuk mengikuti perkembangan jaman serta merek dari pakaian tersebut. Model pakaian yang sedang up to date yang sering mereka lihat di media massa seperti televisi dan internet menjadikan acuan merek untuk tampil trendy mengikuti zaman, Terlebih untuk berbelanja pakaian, mahasiswa sering berbelanja pakaian sampai lebih dari dua kali setiap bulannya untuk mengikuti trend model atau motif fashion apa yang sedang up date.Hal ini diperkuat oleh pernyataan Putri (21 tahun) mahasiswa Jurusan Ilmu Politik:

“Online Shop saat ini lagi nge-hits banget, soalnya di toko online barangnya jarang ada di toko offline, buat aku online shop juga sangat membantu dalam model berbusana. Karena biasanya barang yang ditawarkan selalu update”.

Pernyataan Putri membuktikan bahwa online shop di kalangan mahasiswaFISIPsudah begitu terkenal. Putri menyatakan bahwa online shop sangat membantu untuk memilih model berbusana karena di online shop barang selalu update.

Menyinggung masalah model pakainan yang up to date informan ini sangat tau banyak mengenai mode-mode pakaian yang lagi trend saat ini. Semua itu didapatnya karena rajin mencarike toko-toko online. Penampilan baginya menjadi kebutuhan menunjang ketika ke kampus. Seperti yang diutarakannya :

April 2014


(19)

“Kalau soal penanpilan itu menjadi prioritas bagiku. Saya harus menyediakan pakaian-pakaian, sepatu yang berbeda dengan yang lain agar bisa pede. Saya gak nyaman lihat orang pakai sesuatu yang sama dengan punyaku. Jadi biasanya, baju-baju atau sepatu bahkan tas aku order langsung lewat online shop”.

Cewek yang memakai jilbab di kampus ini mengaku, bahwa dia selalu berpenampilan sesuai dengan tempatnya. Maksudnya, bahwa dia tidak ingin terlihat berlebihan ketika berada di kampus. Seperti yang diungkapkannya :

“Bagi saya penampilan memang penting bagi saya, orang selalu melihat kita pertama kali itu dari penampilan kita. Tapi kalau saya sendiri, penampilan harus kita sesuaikan dengan sikon, misalnya kalau kita berada di kampus tidak mungkin kita berdandan ketika kita ingin ke mal atau penampilan kita ketika mau pergi nongkrong ke café”.

Kalau berbicara penampilan pasti tidak terlepas darimana mendapatkan baju-baju atau yang lainnya. Putri mengaku dia adalah tipekal orang yang senang berbelanja karena kebutuhannya.Untuk kegiatan berbelanja, Putri tidak terlalu pusing. Biasanya dia memesan baju lewat sepupunya yang kebetulan mempunyai

shop online yang berada di Jakarta. Untuk penampilan, uang yang menjadi salah

satu penunjang. Seperti pernyataannya sebagai berikut :

“Untuk baju-baju, sepatu atau wedges yang biasa saya kenakan setiap harinya, biasanya saya memesan langsung ke sepupu saya yang kebetulan mempunyai shop online di Jakarta. Karena, menurut saya fashion atau mode lebih cepat muncul atau keluar di pasaran, beda sekali dengan di Medan yang lama baru masuk ke sini. Nah, uang menurut saya yang saya harus sediakan, biasanya satu kali pembelian minimal 150 – 250 ribuan dalam satu kali pembelian”.


(20)

Foto 5

Online Shop di Facebook

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar tersebut merupakan salah satu contoh toko online yang sering di kunjungi oleh Fani (22 tahun) mahasiswa Jurusan Ilmu Sosiologi. Facebook adalah salah satu media sosial yang menghubungkan Fani dengan toko online ini. Informan ini adalah salah satu yang gemar belanjaonline. Media online menjadi salah satu pemicu informan tersebut untuk membeli. Menurut Fani, dengan adanya media seseorang dapat melihat sesuatu yang baru, unik dan keren untuk memperlengkap penampilannya. Sama seperti dalam hal berbelanja online, menurut Fani ini sebuah pengaruh trend saja. Masyarakat Indonesia tidak dapat melihat atau tinggal diam melihat hal-hal yang baru, jadi harus mencoba baru mereka bisa tenang, ungkapnya. Berikut peryataannya :

“saya sering membuka akun-akun di internet ketika ingin mencari barang-barang seperti baju, aksesoris, bahkan pernah mengorder seprai melalui akun facebook. Hahaa…, kalau saya malas untuk

pergi mencari-cari ke pusat perbelanjaan.Apalagikan kalau mahasiswa kegiatan


(21)

di kampus sangat padat jadi belanja via online yang lebih saya pilih.”

Fani mengungkapkan malas untuk berbelanja ke mall sebab keterbatasan waktunya dengan kegiatan kampus dan tugas-tugas kampus menjadi halangan dirinya untuk mencari dan membeli barang yang diinginkannya, namun dengan adanya online shopmempermudah membeli barang-barang yang sulit ditemukan di toko atau di mall.Online shop bisa dikatakan sebagai pasar elektronik, dimana segala macam kebutuhan yang diinginkan dapat dengan mudah dicari dan didapatkan. Hal itu membuat online shop memiliki tempat sendiri di hati sebagian mahasiswa. Visual yang menarik membuat mata dimanjakan oleh tampilan awal barang yang disajikan oleh online shop.

Tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh informan sebelumnya, Fani juga sangat memperhatikan penampilannya jika berangkat ke kampus. Karena menurutnya kampus juga merupakan tempat untuk bersaing dan tentunya kelihatan cantik.Kampus yang seharusnya dianggap sebagai tempat belajar yang cukup kompeten karena mahasiswa dapat menggantungkan impian, cita- cita, dan masa depan. Ruang kuliah sebagai pusat ilmu dimana mahasiswa tidak sekedar datang untuk kuliah, dan ujian, tetapi kampus menjadi agen pengembangan bakat dan penanaman nilai-nilai, sehingga dari ruang kuliah dan berbagai kegiatan kampus diharapkan akan lahir mahasiswa yang kreatif, kritis, bertanggungjawab, dan bermoral.

Bagi Fani, uang merupakan salah satu faktor pendukung ketika ingin memiliki penampilan yang menarik. Dengan uang maka apa yang kita inginkan


(22)

dapat kita beli. Untuk berbelanja, Fani terkadang berbelanja kebanyakan di toko

offline tapi menurutnya dia sering juga mencoba berbelanja lewat online shop.

Seperti yang dituturkannya :

“Online Shopping memang sangat asik, karena kita tinggal pilih barang, masukkan kode, sms adminnya, transfer uang dan barang langsung dikirimkan ke rumah kita. Shopping tanpa harus bermacet-macet di jalan, tanpa harus banyak buang-buang waktu kita. Kegiatan online shopping sangat memudahkan kita, dan shop online itu juga punya banyak pilihan barang, dari fashion, elektronik, buku semuanya lengkap.”

Belanja online sudah menjadi kebiasaan buat Fani, selain bisa menghemat waktu juga bisa bebas memilih barang-barang yang disukai tanpa harus keluar masuk toko seperti toko offline. Dengan bermodal koneksi internet saja berbelanja

online sangatlah mudah, Fani bisa menjelajahi semua toko online baik dalam

maupun luar negeri.

Belanja lewat toko onlinememang sangat membantu untuk jenis-jenis barang yang tidak didapatkan di sekitar kita. Seperti yang diungkapkan Fani, bahwa ketika ingin membeli barang lewat toko online maka harus terima juga resikonya, kegiatan ini sangat memudahkan dan juga penuh resiko. Seperti yang diungkapkannya :

“Dengan adanya internet memang semuanya gampang, dari ketemu teman jauh mudah bahkan belanjapun lebih mudah, tapi kita juga harus terima resiko kalau belanja via online soalnya terkadang barang yang kita lihat di fotonya belum tentu sesuai dengan aslinya. Terus, resiko pengiriman juga tidak dijamin sama shop onlinenya, misalnya kalau


(23)

barangnya tidak kunjung datang, rusak atau yang lain-lain, seperti itu…”

Selain untuk kegiatan belanjaonline, internet bagi Fani merupakan salah satu aktivitas untuk menghilangkan kejenuhan baginya. Internet menyediakan banyak fasilitas seperti chatting, facebook-kan, twitter-an, dan lain-lain sebagainya. Seperti yang diungkapkannya :

“Yang saya paling senang dengan internet di kampus bisa online berjam-jam karna ada wifi dan tidak ada capenya menurut saya. Mau lewat laptop atau sekarang yang saya sangat gemari lewat smartphone, kita bisa bbm-an, twitteran, bahkan facebookan sama teman atau admin dari shop online. itu semua sangat asik”.

Salah satu perubahan yang tampak dan menjadi topik perbincangan yang hangat adalah pola berbelanja dengan cara menggunakan fasilitas internet. Fani menganggap bahwa belanja online adalah kegiatan yang memenuhi kepuasan dirinya sendiri.

3.2. Istilah Komunikasi Belanja Online

Istilah-istilah khas yang terdapat pada jasa online shop hanya akan ditemui jika menggunakan jasa online shop. Pasar tradisional dan modern mungkin tidak akan menggunakan istilah-istilah yang ada pada online shop karena istilah tersebut merupakan trendseter komunikasi baru pada online shop. Komunikasi bahasa yang hanya dapat dikomunikasikan dengan sesama pengguna jasa online shop. Hal itu di perjelas dengan pernyataan Putri (21 tahun) sebagai berikut:

“Ya kalau di online shop itu ada istilah yang harus diketahui. Seperti COD, PreOrder, Ready, Ongkir


(24)

dan sebagainya. Awalnya saya tidak tahu tapi sekarang sudah paham”

Perubahan pola interaksi terhadap penggunaan online shop juga merupakan salah satu kriteria dari proses sosial yang dinamis. Perubahan komunikasi dalam transaksi belanja merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat selalu dinamis. Komunikasi yang mengalami perkembangan yang semula komunikasi pada proses transaksi menggunakan komunikasi verbal menuju kepada komunikasi non verbal, yang sebenarnya tujuannya sama yaitu untuk mengkomunikasikan proses jual beli namun dengan perubahan zaman adapun pergeseran bahasa untuk berkomunikasi. Pernyataan yang sama diungkapkan oleh Putri (21 tahun) mahasiswa Jurusan Ilmu Politik mengungkapkan bahwa terdapat istilah–istilah khas yang ada di online shop. Ungkapan Putri sebagai berikut :

“Online shop itu punya istilah bahasa yang sedikit beda misalnya kalau memanggil costumer wanita pakai istilah sist”.

Istilah “sister” yang disingkat “sist” dalam Bahasa Indonesia berarti panggilan untuk perempuan dan dipakai dalam belanja onlineuntuk berinteraksi agar penjual dan pembeli menjalin hubungan yang terkesan akrab layaknya seseorang yang sudah dekat.

Adapun istilah yang digunakan dalam berkomunikasi menggunakan jasa

online shop. Berikut adalah istilah yang khas yang sering digunakan dalam online


(25)

Tabel 3

Istilah Khas dalam Belanja Online

Istilah Khas Arti

Bookmark Lokasi penempatan sebuah web page untuk

disimpankan di browser, sehingga memudahkan saat mengunjungi toko online itu lagi.

Landing Page Halaman web tujuan ketika sebuah link di klik.

Landing Page berisi penjelasan tentang produk.

Cart Keranjang adalah sebutan online shop untuk

menyimpan item produk yang dipilih

Check Out Proses mengakhiri belanja disebuah online shop

seperti halnya kasir.

Ebanking Elektronik bank yaitu layanan untuk memudahkan

transaksi bank menggunakan media internet.

Paypal Media pembayaran yang digunakan untuk transaksi

online di luar negeri.

PM atau Privat Message digunakan untuk saling berkirim pesan antara penjual dan customer/pembeli.

Live Chat Fasilitas yang terdapat disebuah online shop yang

memberikan kesan.

COD. Cash On Delivery adalah layanan antar langsung produk ke tangan

customer.

Rekber rekening bersama adalah pihak ketiga yang menjadi mediator

pembayaran antara customer dan penjual.

Testimonial adalah arus balik dari customer yang pernah

membeli atau mencoba produk yang ditawarkan.

Soldout adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan

barang yang dipilih custumer habis atau tidak tersedia.


(26)

harus menunggu barang yang di pesan sesuai dengan jumlah kuota pemesanan.

Ongkir singkatan dari ongkoskirim yang berarti adalah jasa

pengiriman barang online.

Agan atau Gan Nama panggilan yang sering digunakan untuk

customer laki-laki.

Sister atau Sist Nama panggilan yang sering digunakan untuk

customer perempuan.

Sumber: 3.3. Produk yang Dikonsumsi

Konsumsi barang melalui jasa online shop bagi mahasiswa saat ini sudah menjadi fenomena nyata yang ada pada kondisi mahasiswa FISIP. Sebagian mahasiswa mengetahui apa itu online shop walaupun tidak semua mahasiswa menggunakan jasa tersebut sebagai pemenuhan kebutuhan. Mahasiswa yang sudah merasa mendapatkan keuntungan akan tetap menggunakan online shop dalam memenuhi kebutuhannya. Komoditas barang yang sering di konsumsi para pengguna jasa online shop ini adalah sebagian besar untuk memenuhi konsumsi sandang. Pakaian salah satu yang sangat diminati para pengguna jasa online shop. Mahasiswa laki-laki atau perempuan komoditas barang-barang konsumsi hampir sama yaitu pakaian.

Informan yang satu ini seorang cowok, yang sampai sekarang masih terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Negara angkatan 2009 ini senang mengakses internet dimana saja, baik lewat laptop maupun


(27)

smarthphonemiliknya. Walaupun seorang cowok,Ade termaksud tipe orang yang senang belanjaonline.

Penampilan bagi Ade bukan hal terpenting, asal tidak ketinggalan saja, tambahnya. Teknologi yang serba canggih sekarang ini, membuat cowok yang satu ini tertarik untuk mencoba hal-hal yang baru lewat dunia maya. Termaksud dengan memanfaatkan internet untuk berbelanja barang-barang yang sulit didapatkan di daerah tempat tinggalnya. Berikut penuturannya:

“Walaupun saya cowo’ tapi saya sering juga belanja, apalagi sekarang belanja dengan sistem online, lebih asik soalnya kadang barang yang di toko offline biasa barang yang dicari tidak ada dijual langsung di Medan, jadi kebanyakan barangnya lebih bagus kalau toko via online”.

Mengunjungi toko online bagi Ade bisa juga dikatakan rutin tiap kali membuka internet. Ini berarti bahwa kegiatan belanja online telah menjadi kebutuhan baginya, berikut ini pernyataannya:

“Saya lumayan sering belanja online, kalau dalam sebulan itu bisa satu sampai dua kali pesan barang. Biasanya yang saya pesan itu barang-barang elektronik dan juga baju. Kalau biaya yang saya siapkan tidak cukup banyak, palingan itu 500 ribu sebulan.”

Satu hal yang menarik dalam wawancara ketika ketika ditanya mengenai apakah pernah belanja buku atau membuka toko buku online, informan cowok ini mengaku tidak pernah membuka atau membeli buku di toko online. Ini menjadi hal yang menarik karena, biasanya mahasiswa yang identiknya dengan buku kuliah justru tidak diutamakan. Alasannya setiap orang bahwa kalau membeli buku itu biasanya langsung ke toko terdekat.


(28)

Intinya bahwa, belanja online bagi Ade adalah memenuhi kebutuhannya, dalam mencari barang-barang yang dia tidak dapatkan di daerah tempat tinggalnya. Toko online merupakan fasilitas yang amat sangat penting untuk memenuhi keinginanya dalam mendapatkan barang dengan cepat, murah terjangkau oleh kantong mahasiswa.

Berbagai macam barang yang sering dikonsumsi oleh sebagian mahasiswa yang menggunakan online shop antara lain :

Tabel 4

Subjek Penelitian dan Barang Konsumsi

No Nama Subjek Barang-barang yang di konsumsi

1. Siska Pakaian, aksesoris,kosmetik 2 Debby Pakaian, sepatu, tas.

3 Fitri Pakaian, jam tangan, tas, sepatu 4 Putri Pakaian, dompet, tas

5 Fani Pakaian, aksesoris, produk kecantikan 6 Ade Handphone, pakaian, jam tangan 7 Yanti Pakaian, aksesoris

8 Clara Pakaian, tas, aksesoris kamar

Tabel diatas merupakan barang-barang yang dibeli melalui online shop. Beberapa barang sangat terlihat dominan yang sering dikonsumsi menggunakan jasa online shop adalah pakaian. Fashion merupakan produk yang banyak dipasarkan melalui media sosial, karena fashion banyak digemari oleh kalangan mahasiswa. Fashion adalah apa yang selama ini dikenakan pada tubuh seseorang. Meskipun dalam pengamatan fashion mewujudkan kecenderungan imitasi dan


(29)

diferensiasi yang bersifat kontradiktif dan dinamika fashion sedemikian rupa sehingga popularitas ekspansinya mengakibatkan kerusakan dirinya sendiri. Namun pada kenyataannya sekarang mahasiswa sangat tertarik terhadap fashion, karena fashion itu merupakan gambaran dari identitas diri seseorang.

Yanti adalah seorang mahasiswi Kesejahteraan Sosial FISIP yang sangat suka dengan aktivitas berbelanja. Baginya berbelanja merupakan kebutuhannya. Yanti mengatakan kebutuhan karena belanja bukan untuk dirinya saja tetapi untuk kesenangan orang lain juga. Yanti juga punya toko online, barang-barang yang dijualnya segala macam pakaian ala korea yang di pesan langsung dari Kota Bandung secaraonline. Menurutnya, aktivitas belanja dengan memanfaatkan internet sebagai salah satu fasilitas teknologi sekarang ini betul-betul mempermudah Yanti dalam berbisnis. Artinya bahwa Yanti dengan mudah memesan barang tanpa harus jauh-jauh keKota Bandung. Seperti dalam pernyataannya berikut ini:

“Online Shopping itu mempermudah kita, tanpa harus kemana-mana kita sudah bisa dapatkan barangnya, cukup transfer barang dikirim”

Media online betul-betul memberikan sesuatu yang baru bagi masyarakat. Media juga dapat menciptakan seseorang terjebak dalam permainan pasar, artinya bahwa kita masuk dalam dunia konsumerisme. Seperti halnya Yanti, tertarik belanja online awalnya karena terdorong oleh lingkungan sekitarnya seperti teman-temannya yang senang memakai pakaian ala korean style, dari situlah Yanti memulai memikirkan membuat usaha sendiri. Seperti yang diutarakannya:


(30)

”Media online memberikan saya ide untuk membuka usaha, dengan memanfaatkan internet saya dapat berbelanja dalam jumlah banyak di beberapa kota besar. Kalau dikatakan bahwa media memicu saya berprilaku konsumtif itu memang benar, tapi saya berprilaku demikian karena sebuah tuntutan yang saya harus kerjakan”

Peranan media online disini terlihat dapat membentuk perilaku seseorang, dengan adanya media seseorang lebih pintar dalam melihat hal-hal yang menghasilkan ide untuk berbisnis. Belanja menurutnya adalah hobi sekaligus kebutuhan baginya. Dengan kesenangannya berbelanja online, Yanti telah merintis usaha melalui media sosial dan menawarkan barang-barang jenis pakaian dan aksesoris.

Latarbelakang mahasiswi ini berbelanja bukan hanya sekedar kebutuhannya semata, tapi untuk kebutuhan dan kesenangan orang lain atau bisa dikatakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Ini dapat kita lihat lewat pernyataannya berikut ini :

“Pertama karena saya sekarang pedagang jadi shopping merupakan kebutuhan bagi saya, bisa diartikan bahwa saya shopping demi memenuhi kebutuhan orang lain untuk kebutuhan pribadi saya juga, hahaha”.

Belanja online saat ini sudah sangat disenangi oleh para mahasiswa bahkan remaja-remaja. Uang bukan penghalang bagi mereka untuk berbelanja. Apapun yang mereka suka bisa langsung beli, hanya dengan minta sama orangtuanya.

Awalnya Yanti mencoba belanja via online, karena usulan dari teman supaya lebih mudah dalam hal men-suplay barang-barang tokonya. Lewat situs


(31)

multiplay.com, Yanti mulai mencoba melihat-lihat trend yang digemari masyarakat Medan. Aksesoris bahkan pakaian ala korean style menjadi pilihannya. Seperti penuturannya berikut ini :

“Pertamanya itu saya belanja lewat situs internet tertentu, tapi sekarang saya gabung di multiplay semacam situs yang pertama kali menyedikan shopping online. Kebetulan sekarang pengguna Facebook dan Smartphone banyak jadi saya lebih suka memasarkan lewat akun ini”.

Memasarkan barang lewat akun Facebook dan Smarthphone terbilang ampuh saat ini. Jumlah pengguna facebook yang banyak membuat seseorang dengan gampang memasarkan. Dengan men-tag foto ke semua pertemanan kita, barang langsung dapat dilihat oleh orang-orang.

Internet menawarkan fasilitas yang lengkap, ramai diakses oleh setiap kalangan dari atas sampai bawah. Ini yang membuatnya senang bebelanja toko

online dibanding harus memesan langsung ke toko offline yang ada di Indonesia.

Untuk frekuensi membeli barang, responden ini mengatakan bahwa dia dapat 10-15 kali dalam sebulan memesan barang. Seperti dalam penegasannya berikut ini :

“Kalo saya beli lewat toko offline, pasti harganya sudah mahal, karena sudah kena pajak., iya kan. Kalo saya pesan dari Bandung via online bisa lebih murah, harganya bisa lebih murah sekitar 50% gitu. Pembelian barang bisa sampai 10-15 kali dalam sebulan, tergantung orderan atau pesanan pelanggan saya”.

Bagi Yanti, usaha online shop menguntungkan baginya maka dia menggelutinya. Banyaknya orang-orang disekitarnya yang menyukai produk dari luar kota maka Informan ini berusaha memanfaatkan situasi untuk berbisnis


(32)

barang-barang atau pakaian Korean style yang dibeli lewat belanja online. Akhirnya belanja online menjadi suatu kebutuhan baginya, dan dia belanja untuk memenuhi kebutuhan orang lain juga.

3.4. Jenis Transaksi Pembayaran

Banyaknya pilihan transaksi metode pembayaran belanja online saat ini disatu sisi memudahkan, tapi di sisi lain juga menyulitkan pelanggan yang tidak paham. Sebab, tanpa adanya pengetahuan yang cukup mengenai metode pembayaran online pembeli akan menganggap belanja online itu rumit dan memilih untuk berbelanja secara konvensional saja.

Ada beberapa proses transaksi pembayaran pada online shop antara lain sebagai berikut:

3.4.1. Transfer Langsung

Dalam transaksi secara online, ada suatu cara dalam pembayaran. Sebelum membayar pembeli melakukan pemesanan terlebih dahulu. Bila pembeli melakukan pembelian di toko online atau sebuah situs maka pemebeli dapat memilih suatu barang yang akan dibeli. Setelah memilih kemudian melakukan negoisasi dengan pihak penjual. Selanjutnya calon pembeli diharuskan membayar harga barang yang sudah disepakati termasuk dengan biaya ongkos kirimnya. Bukti pengiriman dan penerimaan barang akan diterima setelah transaksi pembayaran.


(33)

Pembeli biasanya melakukan pembayaran dengan transfer langsung melalui bank. Setelah pembayaran secara langsung selesai barang akan langsung dikirim ke alamat pembeli. Model transaksi langsung ini adalah yang sering dilakukan dan sangat diminati. Selain praktis juga lebih efisien waktu karena tidak harus meluangkan waktu yang lama.

Berikut adalah bukti penerimaan barang melalui transfer langsung yang dikirim melalui salah satu jasa pengiriman yang ada di Indonesia:

Foto 6

Contoh Bukti Penerimaan Barang Lewat JNE

Sumber: Dokumen Pribadi

Keberadaan jasa kurir sebagai pihak ketiga untuk berkirim barang yang dijual online adalah salah satu yang menjadi penyangga bisnis online. Tanpa keberadaan mereka, bisnis online tidak akan bisa semarak saat ini, bahkan trend -nya antara penyedia jasa kurir pun bersaing untuk memeberikan biaya murah dengan berbagai kemudahan lainnya. Berbagai kemudahan ini misalnya saja:


(34)

1. Layanan informasi untuk mengalkulasi biaya pengiriman barang

2. Anda bisa melakukan pengecekan (tracking) perihal barang yang sudah dikirm dengan menginputkan nomor resi. Hal ini dilakukan langsung menggunakan

website yang disediakan pihak jasa kurir.

3. Menggunakan berbagai metode pengepakan barang. Beberapa barang yang cukup berharga dikenakan asuransi untuk pengamanan bahkan barang yang rapuh akan dikemas sedemikian rupa untuk menjaganya tepat dalam kondisi baik. Bahkan mahkluk hidup yang diperdagangkanpun dikemas sedemikian rupa agar sampai di tujuan dengan baik.

4. Berbagai paket pengiriman. Mulai dari paket besok sampai, paket regular, atau paket biaya termurah. Sehingga penggunan dapat mengalkulasi layanan seperti apa yang hendak digunakan untuk berkirim barang.

Beberapa jasa kurir yang sering digunakan untuk bisnis online antara lain:

1. TIKI (Tititipan Kiat)

2. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)

3. Paket POS

Seperti halnya Debby, responden ini mengungkapkan bahwa barang yang sering dibeli menggunakan jasa online shop ini adalah dengan cara transfer langsung dan menggunakan jasa pengiriman. Seperti yang diutarakannya :

“Saya biasanya kalo belanja online pembayarannya melalui transfer langsung via ATM, karna lebih


(35)

simple jadi gak ribet, JNE salah satu jasa pengiriman yang sering saya pakai, lebih terpercaya dan cepat”

Ungkapan Debby membuktikan bahwa penggunaan jasa online shop lebih ditekankan pada sistem kepercayaan, selain itu juga ada sisi lain yang diminati oleh para pengguna jasa online shop ini ialah kepraktisan dalam membeli barang yang diinginkan.

Debby menambahkan bahwa jasa pengiriman barang juga sangat berperan dalam proses pembelian online. Jasa pengiriman barang yang terpercaya dan cepat juga menjadi alasan Debby untuk selalu menggunakan jasa pengiriman barang tersebut dalam proses pengiriman barang. menceritakan selalu menggunakan jasa pengiriman barang disalah-satu jasa pengiriman ternama di kota Medan tersebut sehingga memberikan informasi tambahan untuk memperoleh data penelitian.

3.4.2. COD (Cash On Delivery)

Cara transaksi ini adalah cara paling konvensional digunakan. Cash On

Delivery (COD) merupakan transaksi dimana penjual dan pembeli bertatap muka

langsung dan pembeli menyerahkan uangnya secara langsung biasanya barang atau jasa yang dibeli juga ditransaksikan secara langsung kecuali jika pesanan. Metode ini adalah cara yang kurang efektif namun lebih aman jika dibanding metode lain. Maka dari itu, masih banyak yang melakukan dengan metode ini. Kelemahannya utamanya adalah jika tempat penjual dan pembeli berjauhan, metode ini sangat tidak efektif digunakan.


(36)

3.5. Masalahyang Muncul Ketika Belanja Online

Pengalaman Clara (23 tahun) mengenai kesan ketika menggunakan jasa

online shop. Menurutnya online shop memberikan warna baru dalam

mengkonsumsi barang. Clara yang dahulu mengkonsumsi barang dengan langsung mengunjungi toko atau pasar sekarang sudah sering menggunakan

online shop untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Mahasiswa jurusan

Sosiologi yang sudah mengenal online shop sejak dua tahun lalu ini mengaku dalam setiap bulan pasti membeli barang lewat toko online dan hampir dua puluh persen kiriman orang tua dibelanjakan untuk kepentingan pribadinya. Bagi Clara uang bukan sesuatu yang sulit, keadaan ekonomi orangtuanya yang lebih membuat informan ini mampu membeli suatu produk barang tanpa harus bekerja. Uang bulanan terkadang habis sebelum waktunya dikarenakan seringnya Clara belanja diluar kendali.

Selama dua tahun belanja onlineClara menceritakan beberapa kali tertipu dengan barang yang dibelinya lewat online shop. Alasannya pernah tertipu karena terkadang tidak mencari informasi yang jelas mengenai toko online yang di kunjunginya. Menurutnya kejeliannya dalam mencari informasi masih sangat kurang, dikarenakan Clara sudah terlanjur suka dan kemudian langsung memesan. Berikut penuturannya:

“Aku pernah tertipu sama barang kiriman online, aku minta warna hijau malah dikasih warna biru, itu belum seberapa malah pernah dulu pas awal–awal tahu online shop udah transfer tapi barang gak sampai untung cuma aksesoris kamar”


(37)

Meskipun pengalamannya dalam membeli produk melalui online pernah kecewa saat barang diantarkan ke rumahnya berbeda dengan model dan warna di pesan,dan barang tidak kunjung datang,hal itu tidak membuat Clara kapok untuk tetap belanja secara online. Tapi menjadikan pengalaman buruk itu menjadi pelajaran berharga di kemudian hari.Seperti yang diutarakannya :

“Kalau kapoksihenggak karna menurutku kalau kita lebih teliti buat cari penjual yang jujur dijamin gak bakal ketipu lagi, cukup untuk gak belanja di tempat penjual yang udah pernah nipu aku aja, karna gak semua penjual seperti itu”

Belanja sudah menjadi hobi bagi banyak wanita, termasuk Claragemar berbelanja tak hanya di pasar tradisional, mall, bahkan melalui belanjaonline.Selain menjadi hobi, barang-barang dionline shopping membuat Clara tergugah untuk membelinya. Apalagi bujukan dan rayuan iklan di dunia maya yang menjadi tak dapat membuat Clara menghindar. Berikut penuturannya :

“Akuhobi shopping, soalnya kalau belanja itu untuk mendapatkan penampilan yang terbaik di kalangan teman-teman. Dah gitu gak mesti keluar rumah

karna ada online shopping, suka banget sama online

shop.

Online Shop saat ini merupakan warna baru pemilihan berbelanja bagi

sebagian mahasiswa, bukan hanya menjadi suatu pemenuhan kebutuhan akan tetapi ada faktor yang lebih dominan. Sebagian mahasiswa memilih untuk menggunakan jasa online shop karena berbagai alasan yang dipaparkan oleh beberapa narasumber. Pada awalnya ajang coba-coba dan selanjutnya menjadi suatu kebutuhan baik itu kebutuhan lahiriah dan bahkan batiniah. Mahasiswa mengaku menggunakan jasa online shop dengan berbagai alasan hanya untuk


(38)

sekedar ajang coba-coba, pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan, memenuhi kepuasan sesaat, sebagai ajang eksistensi diri dilingkungan sekitar sampai menjadi ajang peluang bisnis.


(39)

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA FISIP BELANJA ONLINE

Dari pemaknaan informan terhadap belanja online, dapat dilihat bahwa, belanjaonline sebagai suatu aktivitas yang sangat membantu dalam hal mencari barang-barang yang sulit didapatkan di toko offline. Selain itu dengan adanya internet membuka pemikiran bagi mahasiswa untuk menjadikan internet sebagai lahan usaha mereka contohnya saja, membuka toko online di akun facebook. Internet menjadi ruang yang tidak hanya sebagai tempat mencari bahan-bahan kuliah, sebagai tempat mempererat jejaring sosial, tempat menemukan mode-mode fashion, mencari ketenangan, menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas kuliah.Aktifitas yang dlakukan sudah menjadi “rutinitas” bagi mereka. Maka belanjaonline sudah menjadi sebuah gaya hidup atau dapat dikatakan sebagai sebuah budaya dikalangan mahasiswa.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa melakukan belanja online diantaranya sebagai berikut:

4.1. Efisiensi Waktu

Belanja online dikatakan efisien karena tidak ada tenaga yang dikeluarkan (untuk jalan dari toko satu ke toko yang lain). Konsumen lebih memilih belanja secara online karena waktu yang dipakai relatif sedikit daripada belanja secara


(40)

offline yang membutuhkan waktu yang relatif lama, dan di toko online barang yang dijual biasanya sudah disertakan spesifikasi barang yang sangat lengkap.

4.2. Akses yang Mendukung

Saat ini semakin majunya teknologi membuat konsumen dengan mudah mengakses internet. Pada zaman sekarang ini, apapun bisa didapatkan di dalam internet termasuk urusan berbelanja. Tak heran sekarang ini banyak sekali dijumpai online shop yang ada di berbagai media sosial, website khusus dari suatu brand, ataupun katalog online dari sebuah produk. Gambar-gambar atau kalimat-kalimat yang ada di dalam internet yang dapat mempengaruhi minat konsumsi konsumen sangat beragam saat ini, seperti banyaknya online shop yang ada di sosial media.

Asumsi ini diperkuat oleh pernyataan Siska (21 tahun) Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasisebagai berikut:

“Kalau aku sukanya belanja online itu gampang karna sekarang kita punya alat yang bisa mengakses contohnya blackberry. Tinggal mencari barang yang diinginkan langsung ke toko online lalu order, transfer, barang sampai ke rumah”.

Bagi Siska belanja online memudahkan dalam membeli suatu produk yang diinginkan tanpa harus datang ke tokonya secara langsung. Dari penjelasannya tersebut dapat disimpulkan online shop sudah menjadi hal yang umum di kalangan mahasiswa.Kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam dunia internet ini membuat mayoritas responden mengatakan mengakses internet setiap harinya. Kemudahan dalam mengakses internet sekarang ini semakin mudah karena


(41)

kemajuan teknologi yang berkembang semakin pesat. Saat ini mengakses internet dapat dilakukan melalui handphone/smartphone. Sehingga tidak lagi perlu untuk menyalakan komputer/laptop. Kemajuan teknologi dalam dunia gadget itu pula diiringi semakin banyak social media, applikasi, blog, website, maupun online shop di dunia internet.

4.3. Perbandingan Harga

Toko online tidak membutuhkan biaya tetap yang tinggi seperti sewa gedung dan karyawan yang banyak, toko online juga tidak dibebani aneka pungutan liar yang biasa dikenakan pada toko offline. Untuk belanja online hanya diperlukan sedikit biaya ongkos kirim dan biaya pulsa. Karena itu toko online dapat memangkas harga jualnya tanpa mengurangi kualitas barang yang dijual.

4.4. Sebagai Pemenuhan Prestise

Perilaku-perilaku konsumsi yang mahasiswa lakukan terpengaruh dengan apa yang mereka dapatkan atau lihat melalui media massa sangat beragam. Mulai dari intensitas mereka mengunjungi mall atau pusat perbelanjaan, merek yang mereka pilih dan tempat makan atau nongkrong yang biasa mereka kunjungi. Dari paparan atau tayangan yang ada di dalam media massa tersebut, mayoritas mahasiswa menjadi semakin konsumtif dan hedonistic dalam melakukan perilaku konsumsinya. Untuk berbelanja memenuhi kebutuhan primernya seperti pakaian, sepatu, tas mereka cenderung ingin tampil untuk mengikuti perkembangan jaman serta merek dari pakaian tersebut. Model pakaian yang sedang up to date yang sering mereka lihat di media massa seperti televisi dan internet menjadikan acuan


(42)

merek untuk tampil trendy mengikuti zaman, terlebih untuk berbelanja pakaian, responden sering berbelanja pakaian sampai lebih dari empat kali setiap bulannya untuk mengikuti trend model atau motif fashion apa yang sedang booming dipakai banyak orang dan tentunya oleh artis-artis pula.

4.5. Ketersedian Barang di Pasar

Ada kalanya sebuah barang yang konsumen cari sangat sulit didapatkan di tempat tinggal konsumen, misalnya jika konsumen ingin membeli suatu produk dan ternyata produk tersebut tidak ada di Medan tapi ada sebuah toko online di Jakarta yang menjual barang itu, mau tidak mau, konsumen harus membeli barang itu dari toko online yang berpusat di Jakarta.

Sebagian besar responden mengganggap faktor yang melatarbelakangi mereka belanja dikarenakan kebutuhan dan kesenangan baginya, tapi tanpa disadari mereka menjadi seseorang yang konsumeris. Artinya, apa yang mereka anggap kebutuhan belum tentu merupakan sebuah kebutuhan yang sebenarnya. Mereka hanya dikuasai oleh para kaum kapitalis yang membuat suatu produk semenarik mungkin sehingga, konsumen terperdaya dan membuat mereka harus membeli. Mungkin ini yang membuat mereka menyebut shopping itu sebuah kebutuhannya, walaupun tidak semua responden yang menggap demikian.

Lewat produk, trend, merek, gaya, dan tanda-tanda yang ditawarkan, media online menjaring masyarakat khususnya mahasiswa dan para remaja untuk terperangkap di dalam budaya konsumsi. Lebih jauh, konsumsi yang meliputi tanda, simbol, ide, dan nilai, digunakan sebagai cara memisahkan satu kelompok


(43)

sosial dengan kelompok sosial yang lain. Terlihat pada para informan, aktivitas belanja hanya dijadikan sebagai interaksi antara individu dengan masyarakat.

Bagi informan media online benar-benar menawarkan hal-hal yang baru bahkan kenyamanan bagi mereka, sehingga secara tidak sadar mereka telah terperangkap dalam ruang gaya hidup yang ditawarkan kaum kapitalis. Dari sinilah mereka dikuasai oleh kekuatan pasar, yang menyimulasi kebutuhan-kebutuhan mereka yang semestinya barang-barang tersebut bukan sesuatu yang sangat dibutuhkannya baginya. Mereka akan menjadi orang-orang yang memiliki sifat konsumtif.

Belanjaonline merupakan kegiatan yang digemari bagi kedelapan informan. Disini penulis menganalisis kegiatan ini dari aspek gaya hidup. Pada mulanya belanja hanya merupakan suatu konsep yang menunjukkan suatu sikap untuk mendapatkan barang-barang sebagai keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang tersebut. Akan tetapi, konsep belanja itu sendiri telah berkembang sebagai sebuah cerminan gaya hidup dan rekreasi di kalangan masyarakat. Belanja merupakan suatu gaya hidup tersendiri, yang bahkan menjadi suatu kegemaran bagi sejumlah orang.

Jika dilihat dari hasil penelitian, responden memaknai gaya hidup sebagai tindakan yang membedakan dirinya dengan orang lain sehingga mereka ingin dikatakan memiliki ciri khas. Misalnya saja, dalam hal berpakaian, jenis musik yang mereka gemari, potongan rambut, serta merek-merek handphone atau


(44)

pakaian pun dijadikan gaya hidup. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.

Dari sini dapat dilihat peranan media online yang membuat seseorang dapat ketergantungan. Dengan adanya media online seseorang dapat lebih mudah untuk mencari informasi atau melihat hal-hal yang baru sedang orang-orang bicarakan atau trend-trend yang terbaru dikalangan masyarakat berduit. Internet menjadi gaya hidup baru sekarang ini. sebagai seorang mahasiswa, para informan dituntut untuk selalu kelihatan keren ketika berada di kampus. Ini semua karena pengaruh media, baik itu media elektronik, media cetak, bahkan media online. Misalnya saja, pihak produsen sengaja membuat suatu iklan atau film dengan tema remaja, di dalam iklan atau film tersebut bukan saja cerita yang masyarakat tonton, akan tetapi masyarakat juga melihat dari cara selebriti atau pemeran film atau sinetron berpakaian, berdandan dan sebagainya.

Seperti halnya pemahaman gaya menurut pandangan informan selalu arahnya ke fashion, style, mode. Mahasiswa yang dilihat sebagai kaum terpelajar yang seyogyanya berbelanja buku untuk menunjang pelajaran dikampus malah lebih mementingkan hasrat mereka untuk memilih berbelanja barang-barang yang mereka inginkan.

Perilaku semacam ini dikenal sebagai perilaku konsumtif mahasiswa. Hal-hal yang ingin mereka beli dapat langsung dibeli. Terlihat dari hampir semua informan, suatu barang yang mereka inginkan dapat mereka dapatkan dengan mudah, mereka tidak segan-segan mengeluarkan uang berapapun itu untuk


(45)

membeli sesuatu yang mereka perlukan tak terkecuali busana yang menunjang penampilannya. Pendapatan orang tua mereka yang terbilang lebih dari segi keuangan membuat mahasiwa atau informan ini merasa dapat membeli.

Giddens 6

Belanjadijadikan sebagai sebuah kebutuhan yang mereka anggap sebagai suatu kebutuhan sebenarnya itu bukan merupakan kebutuhan sebenarnya. Kaum kapitalis yang bermain di dalam menciptakan suatu kebutuhan. Pasar menciptakan barang yang disukai konsumen, membuat iklan atau promosi semenarik mungkin, merumuskan bahwa gaya hidup semakin penting dalam penyusunan identitas diri dan aktivitas keseharian. Kenapa sampai dikatakan demikian karena, dasar pemikiran ini ingin mengklaim bahwa bergaya merupakan kebutuhan pokok, sama posisinya akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Seperti yang diungkapkan hampir seluruh informan bahwa:

“Belanja merupakan kesenangan dan kebutuhan bagi saya”

Giddens ingin menunjukkan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah kelompok tertentu saja, tapi hampir semua kini kehidupan. Faham ideologis gaya hidup telah menggantikan nilai-nilai kultural, yang tadinya hanya untuk pemenuhan kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang menjadi tanda, bahwa pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok yang muncul sebagai akibat dukungan media.

6


(46)

sehingga terdapat kesan bahwa produk yang ditawarkan produsen itu layak dijadikan sebagai salah satu barang yang wajib kita miliki.

Sama halnya dengan hasil penelitian yang peneliti dapatkan, penampilan ke kampus sudah bukan barang asing lagi yang mereka lakukan. Berdandan dan berpakaian semenarik mungin merupakan hal biasa yang dijumpai di universitas-universitas. Sehingga menurut para informan, bagaimana menciptakan suatu gaya tersendiri sehingga orang-orang disekeliling dapat memperhatikan mereka.

Kebutuhan seorang mahasiswa seperti buku pelajaran bukan lagi sebuah keharusan yang mereka harus beli. Gaya hidup yang mereka anut sekarang telah bergeser nilainya, penampilan yang ditawarkan media menjadi prioritas oleh hampir sebagian besar mahasiswa, karena kampus selain tempat mencari inli dapat digunakan sebagai tempat gaul-gaulan, nongkrong, dan pamer-pamer barang yang mereka miliki dengan mahasiswa lain. Seperti pernyataan Informan:

“Mengenai buku pelajaran sebagai seorang mahasiswa, tidak perlu membeli lewat online shop. Di toko-toko buku juga ada di sediakan, dapat pinjam di perpustakaan pinjam milik teman, atau bahkan bahan kuliah dapat langsung di searching di internet”

Sementara menurut pandangan Giddens, bahwa kehidupan sistem sosial tidak mempunyai kebutuhan apapun, yang memiliki kebutuhan hanyalah manusia sebagai pelaku sosial. Tentu saja keputusan untuk bergaya dikembalikan pada manusia, sebagai pelaku budaya. Image negatif dan positif tentang gaya hidup sesuatu, merupakan konsekuensi masing-masing yang harus diterima oleh orang-orang yang bergaya, yang muncul atas setuju atau ketidaksetujuan mengenai hal


(47)

tersebut. Batasan moral dan etika ketimuran atau kebarat-baratan, merupakan perdebatan yang tidak akan pernah selesai dan akan terus berlangsung, selama masih ditemukan sesuatu yang dianggap sebagai pertentangan kode etik sosial dan budaya.


(48)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Belanja

Online sebagai Gaya Hidup Masa kini Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera

Utara, maka yang dapat dikemukakan sebagai kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian. Pemaknaan responden dapat dikatakan sebuah fakta bahwa kebanyakan mahasiswa atau informan memilih berbelanja dikarenakan kebutuhan untuk menunjang penampilannya ke kampus, bahkan dengan belanjamahasiswa dapat lebih yakin dengan produk-produk yang mereka kenakan karena intinya bahwa apa yang mereka pesan lewat online shop dapat berbeda dengan apa yang orang kenakan disekitar kita.

Mahasiswa USU memaknai belanja onlinesebagai ajang mampu tidaknya memanfaatkan teknologi zaman sekarang, terlihat dari kebiasaan dan ketertarikan mahasiswa sekarang menggunakan internet.Dengan adanya media online masyarakat atau khususnya dalam penelitian ini mahasiswa USU mampu melihat trendfashion di media online dengan membuka media sosial sebagai penghubungnya sehingga mereka dikatakan tidak ketinggalan zaman, dapat dikatakan bahwa mahasiswa USU memaknai belanja online sebagai kiblat dari segi fashion.

Belanja onlinemenjadi perubahan gaya hidup yang terjadi oleh mahasiswa, penampilan ke kampus dijadikan suatu hal yang membandingkan mereka dengan


(49)

teman yang lain, dalam artian bahwa lewat penampilan mereka dapat melihat status sosial atau status ekonomi dari masing-masing orang. Terjadinya perubahan membeli mahasiswa sekarang, yang seyogyanya mahasiswa membeli buku tetapi lebih memilih membeli hal-hal yang berkaitan dengan penampilannya. Ini dikarenakan adanya pengaruh media elektronik yang memicu mahasiwa membeli di luar kesadarannya, misalnya saja iklan-iklan yang ditayangkan di televisi, sinetron-sinetron remaja yang berperan sebagai mahasiswa, disini hanya memperlihatkan cara berpakaian kaum selebriti yang nantinya membuat mahasiswa mengkonsumsi hal yang sama ketika berada di kampus.

Penggunaan jasa online shop saat ini sedikit banyak mampu mengubah pola berkonsumsi mahasiswa, yang pada mulanya mengkonsumsi barang atau jasa adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi karena berkaitan dengan aktivitas yang sesuai dengan fungsinya namun saat ini berubah atau beralih pada pola untuk membentuk suatu identitas yang di dukung oleh objek sekitarnya atau komunitasnya. Secara sosiologi komsumsi memiliki pengertian sebagai pemanfaatan barang dan materi lebih dari daya fungsi yang tujuannya mengacu pada pemanfaatan keinginaan, mimpi, komunikasi, dan eksis (nilai prestise). Pada tataran yang nyata konsumsi dikontruksikan sebagai “srategi keinginan” untuk memaksimalkan dunia (kenyataan, sosial, sejarah).

Kampus yang seharusnya hanya sarana belajar mahasiswa kini dengan berbagai faktor yang mempengaruhi berkembangnya gaya hidup konsumtif di kalangan mahasiswa, kampus lantas berubah menjadi tempat ajang pamer penampilan dan gaya hidup. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya belanja


(50)

online bagi Informan yaitu ketertarikan terhadap fashion yang dipasarkan via

online merupakan karna adanya akses yang mendukung menjadi faktor terbesar

yang mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran fashion. Tidak hanya karena alasan itu saja, tentunya perilaku yang di ambil mahasiswa karena adanya informasi yang lebih lengkap

dan up to date mengenai fashion yang ditawarkan online shopping tentunya hal

tersebut dapat meningkatkan kecenderungan oleh mahasiswa untuk melakukan konsumsi.

Belanja dijadikan atau dianggap sebagai sebuah kebutuhan bagi sebagian besar Informan. Hal ini sangat menguntungkan bagi para pemilik modal (kaum kapitalis), sehingga secara tidak sadar mereka telah terperangkap dalam ruang gaya hidup yang ditawarkan kaum kapitalis. Media online benar-benar menawarkan hal-hal yang baru bahkan kenyamanan bagi mereka. Dari sinilah mereka dikuasai oleh kekuatan pasar, yang menyimulasi kebutuhan-kebutuhan mereka yang semestinya barang-barang tersebut bukan sesuatu yang sangat dibutuhkannya baginya. Mereka akan menjadi orang-orang yang memiliki sifat konsumtif. Artinya bahwa apa yang mereka anggap kebutuhan belum tentu merupakan sebuah kebutuhan yang sebenarnya. Mereka hanya dikuasai oleh para kaum kapitalis yang membuat suatu produk semenarik mungkin sehingga, konsumen di perdaya dan membuat mereka harus membeli. Mungkin ini yang membuat mereka menyebut “shopping”itu sebagai kebutuhannya.

Teknologi pada zaman sekarang merupakan bentuk dari suatu perubahan berkonsumsi yang tidak lepas dari sebagian kebutuhan masyarakat. Perubahan


(51)

cara manusia berkonsumsi adalah salah satu bentuk perubahan perilaku sosial yang membuktikan bahwa manusia adalah mahkluk yang dinamis. Mengingat perubahan dan perkembangan di era globalisasi yang semakin maju. Fenomena belanja online sudah menyebar diberbagai kalangan. Perubahan konsumsi sebagian kalangan yang terjadi pada kehidupan sosial secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan sosial. Belanja online memberikan warna baru bagi perubahan konsumsi masyarakat, belanja online bukan hanya sekedar perubahan pemilihan berbelanja, namun sudah menjadi bagian dari perubahan sosial budaya dalam masyarakat tidak terkecuali kalangan mahasiswa.

Pemaparan hasil wawancara dengan berbagai subjek penelitian dapat disimpulkan bahwa fenomena online shop di kalangan mahasiswa khususnya FISIP sudah menjadi pokok perbincangan yang hangat. Online shop bukan hanya sekedar pilihan berbelanja namun sebagai bukti bahwa adanya pergeseran dan perubahan cara belanja mahasiswa FISIP dalam memanfaatkan teknologi yang ada.

5.2. Saran

Penulis dapat memberikan saran kepada para mahasiswa FISIP yang cenderung memilih online shop dalam memenuhi kebutuhan yaitu bahwa online shop memberikan berbagai kemudahan yang instan dalam transaksinya, selain itu juga sebagai bahan pertimbangan mahasiswa FISIP membuktikan bahwa online shop juga menimbulkan kekecewaan karena barang yang diinginkan tidak sesuai yang dikehendaki. Kewaspadaan terhadap penggunaan online shop sebaiknya


(52)

menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak yang menggunakan online shop sebagai cara belanja untuk pemenuhan kebutuhan.

Saran yang diberikan kepada para pengguna jasa online shop adalah dengan menggunakan situs resmi yang terpercaya dan memilih kualitas barang yang tinggi ketika melakukan transaksi belanja online. Online shop memberikan berbagai kemudahan dalam proses transaksinya oleh sebab itu disarankan kepada para pengguna jasa online shop harus lebih jeli memanfaatkan jasa tersebut dan memilih barang yang dapat digunakan secara fungsi barang tersebut


(53)

BAB II

GAMBARAN UMUM FISIP USU

2.1. Sejarah Berdirinya FISIP USU

Sejak awal pendirinya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU merupakan sebuah yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BUMN pada tahun 2003.

Kini USU memiliki 14 fakultas yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doctoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Kelahiran fakultas ini tidak jauh berbeda dengan fakultas lainnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Dalam proses pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karena karenanya, pada tahun ajaran 1980/1981, FISIP USU hanya membuka 2 (dua) jurusan saja yaitu Jurusan Ilmu Komunikasi dan


(54)

Ilmu Administrasi Negara. Walaupun FISIP USU baru resmi terbentuk pada tahun 1982, tetapi cikal bakal FISIP USU itu sudah muncul pada tahun 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80, pada tanggal 1 Juli 1980. Perkuliahan pertamakali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.

Foto 1

Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Sumber: Dokumen Pribadi

Lebih kurang dalam waktu satu tahun, keluar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara.


(55)

Pembentukan jurusan di FISIP USU tidak berjalan sesuai dengan urutan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud R.I. Nomor : 0535 / 0 / 83 itu, karena pembukaan Jurusan pada tahap awal di lakukan pada Semester tujuh yang didasarkan pada pilihan mahasiswa. Selain itu juga bergantung pada ketersediaan staf pengajar.

Dewasa ini FISIP USU mempunyai 6 (enam) Departemen, satu Program Diploma III, dan Satu Program Pasca Sarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Ilmu Administrasi yang dibagi ke dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi, dan Departemen Ilmu politik. Program Studi Diploma III Administrasi, Perpajakkan, dan Pogram Studi S2 Megister Studi Pembangunan.

Dekanat

Dekan : Prof.Dr.Badaruddin, M.Si

Pembantu Dekan I : Drs.Zakaria, MSP

Pembantu Dekan II : Dra. Rosmiani, MA


(56)

Departemen / Program Studi

Administrasi Negara

Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Sekretaris : Dra.Elita Dewi, MSP

Ilmu Komunikasi

Ketua : Dra.Fatma Wardy Lubis, MA

Sekretaris : Dra. Dayana, M.Si

Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ketua : Hairani Siregar, S.Sos, MSP

Sekretaris : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si

Sosiologi

Ketua : Dra.Lina Sudarwaty, M.Si

Sekretaris : Drs. T. Ilham Saladin, MSP

Antropologi

Ketua : Dr. Fikarwin Zuska

Sekretaris : Drs.Agustrisno, M.SP

Ilmu Politik


(57)

Sekretaris : Drs. P. Antonius Sitepu, M.Si

Administrasi Perpajakan

Ketua : Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si

Sekretaris : Arlina, SH, M.Hum

Administrasi Niaga / Bisnis

Ketua : Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA

Sekretaris : M.Arifin Nasution, S.Sos, MSP

Magister Studi Pembangunan

Ketua : Prof. Dr. M. Arif Nasution

Sekretaris : Dr. R.Hamdani Harahap, M.Si

2.2. Visi dan Misi FISIP USU

Adapun Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah:

“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat”.

Dengan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah:


(58)

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagi suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap terbuka dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.


(59)

2.3. Struktur Organisasi di FISIP

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, mahasiswa selalu dianggap sebagai sosok yang dapat berpikir kritis, realistis dan dialektis. Bahkan tak jarang sering radikal dan revolusioner (Ari Sulistyanto, 1994). Karena sebagai bagian dari generasi muda (pemuda), status kemahasiswaannya menyandang nilai lebih dari pemuda lainnya. Melalui kajian-kajian dan pemikiran-pemikiran yang metodis, mahasiswa diharapkan mampu menangkap, menganalisis, dan mensintesakan setiap perubahan-perubahan dan dinamika kehidupan yang terjadi dalam masyarakat. Baik itu menyangkut kehidupan politik, sosial, ekonomi, hak asasi maupun permasalahan-permasalahan lain yang mengharuskan mahasiswa untuk menyikapi dan menyuarakan pemikirannya.

Dan tentu saja, sikap dan suara mahasiswa tersebut memerlukan wadah sebagai penyalurnya. Yang diantaranya dapat berupa organisasi-organisasi kemahasiswaan yang cukup banyak tersedia di dalam maupun di luar kampus. Organisasi tersebut dapat berlatarbelakang keagamaan, politik, dan berdasarkan jurusan.

Dalam hal ini, mahasiswa di FISIP USU mengikuti kegiatan dan organisasi seperti berikut:

a. Organisasi Berlandaskan Keagamaan

Di FISIP ada beberapa organisasi keagamaan yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). Mahasiswa yang disamping menekuni


(60)

aktifitas perkuliahan tapi juga menyempatkan untuk mengikuti aktifitas organisasi kemahasiswaan. Keaktifan di organisasi ini biasanya dilandasi oleh bakat, hobi, tuntutan jiwa organisasi dan kepemimpinan, tuntutan sosial atau bisa jadi karena pelarian dari aktifitas perkuliahan yang kadang dianggapnya membosankan. Mereka ingin bergabung dengan sesama rekan mereka yang seagama.

Selain yang telah memiliki komisariat tersendiri di FISIP USU seperti organisasi keagamaan yang disebutkan diatas, mahasiswa juga ada yang ikut dalam wadah organisasi mahasiswa yang berlatarbelakang keagamaan yang ada di tingkat universitas (tidak memiliki komisariat di FISIP). Organisasi seperti IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

b. Organisasi Berlandaskan Politik

FISIP juga memiliki organisasi politik yakni, GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia). Organisasi ini melibatkan mahasiswa yang berkumpul dalam satu wadah organisasi yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu sama-sama bergerak di bidang politik.

c. Organisasi Berlandaskan Jurusan (HMJ)

Organisasi ini merupakan organisasi yang didirikan jurusan dan keanggotaannya adalah otomatis bagi setiap mahasiswa yang ada di jurusan tersebut. Masing-masing jurusan memiliki nama organisasi yang berbeda di setiap jurusannya. Organisasi ini merupakan perpanjangan tangan jurusan (Ketua jurusan dan elemen akademis) pada kepentingan mahasiswa di jurusan tersebut.


(61)

Berikut ini merupakan nama-nama Himpunan Mahasiswa (HMJ) yang ada di FISIP USU Medan:

Tabel 2

Himpunan Organisasi Mahasiswa Jurusan FISIP USU

No Jurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan

1 Ilmu Administrasi Negara IMJIAN (Ikatan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara)

2 Ilmu Komunikasi IMAJINASI (Ikatan Mahasiswa Jurusan Komunikasi)

3 Antropologi INSAN (Ikatan Dongan Sabutuha

Antropologi)

4 Sosiologi IMASI (Ikatan Mahasiswa Sosiologi) 5 Ilmu Kesejahteraan Sosial IMKS (Ikatan Mahasiwa Sosiaologi)

6 Program Studi Perpajakan IMPROSAJA (Ikatan Mahasiswa Program Studi Administrasi Perpajakan)

7 Politik IMAJIP (Ikatan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Politik)

Istilah organisasi yang ada di masing-masing organisasi tersebut memiliki kepengurusan setiap satu tahun sekali dan menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan jurusan, misalnya penyambutan mahasiswa baru pada setiap awal tahun akademik baru. Masing-masing kepengurusan HMJ bertanggungjawab kepada jurusan dan merupakan komunikator dari PEMA (Pemberitahuan Mahasiswa) yang ada di fakultas (dalam hal ini dipimpin oleh Gubernur Mahasiswa).


(62)

2.4. Sarana atau Fasilitas Kampus

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU berada di Jln. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Kampus FISIP dikelilingi area yang hijau dan rindang yang terletak di Kota Medan. Kampus FISIP USU juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan tenaga pendidik. Lokasi kampus sangat strategis dan mudah dijangkau oleh banyak kendaraan.

Adapun sarana atau fasilitas Kampus FISIP USU sebagai berikut:

1. Ruang Dekan

2. Ruang Dosen

3. Gedung A

4. Gedung B

5. Gedung C

6. Gedung D

7. Gedung E

8. Gedung Tax Centre

9. Mushola


(63)

11. Kantin

12. Jaringan Wifi

13. Laboratorium

14. Perpustakaan

15. Tempat Parkir Motor dan Mobil Pegawai

16. Tempat Parkir Motor dan Mobil Mahasiswa

17. Taman Kampus

18. Koridor

Foto 2

Aktivitas Mahasiswa Online di Koridor

Sumber: Dokumen Pribadi

Kampus FISIP USU menyediakan ruang terbuka yang terletak di beberapa titik akses atau hotspot, titik itu anatara lain berada pada:


(1)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan segala perlengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Belanja Online Sebagai Gaya Hidup (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara).Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana dalam bidang Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berisi kajian analisis yang didasarkan pada observasi partisipasi dan wawancara penulis yang membahas mengenai belanja online sebagai gaya hidup Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berada di Jalan. Dr. A. Sofyan Nomor 1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumsi mahasiswa pada produk online, makna belanja online mahasiswa melalui kajian Analisis Gaya Hidup dan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi Mahasiswa FISIP dalam memilih berbelanja dengan sistem online. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP memaknai belanja online sebagai aktivitas memanfaatkan waktu luang, menghemat waktu belanja, tempat melihat trend produk terbaru yang fashionable, sebagai ladang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(2)

usaha. Hal inilah yang melekat di masyarakat, bahwa belanjaadalah kegiatan hura-hura yang menghabiskan uang.

Dalam penelitian ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa ada sejumlah pengaruh dari gaya hidup yang terdiri dari kondisi ekonomi keluarga, lingkungan tempat tinggal (kost atau rumah), hubungan (pergaulan) mahasiswa dengan masyarakat, perkembangan informasi, dan teknologi, sehingga menimbulkan gaya hidup konsumtif. Di samping itu juga ada hubungan dengan tata kehidupan kampus yang mempengaruhi gaya hidup dan konsumtif yang dilakukan mahasiswa. Semua pernyataan tersebut bertujuan untuk meningkatkan prestise

dikalangan mahasiswa yang selalu berhubungan dengan gengsi.

Skripsi ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca untuk perbaikan menuju kesempurnaan skripsi ini. Dengan demikian penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, khusunya mahasiswa antropologi, yaitu sebagai penambah wawasan selama masa perkuliahan, dan juga bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang diteliti.

Medan, Agustus 2014 Penulis


(3)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK.. ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR FOTO ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tinjauan Pustaka ... 6

1.4. Lokasi Penelitian ... 14

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15

1.6. Metode Penelitian ... 16

1.6.1. Tipe Penelitian ... 16

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data... 17

1.6.2.1. Data Primer ... 17

1.6.2.1.1.Observasi ... 17

1.6.2.1.2. Wawancara ... 18

1.6.2.2. DataSekunder... 19

1.6.3. Teknik Analisis Data………. 20

1.7. Pengalaman Penelitian ... 20

BAB II GAMBARAN UMUM FISIP USU 2.1. Sejarah Berdirinya FISIP USU ... 27

2.2. Visi dan Misi FISIP USU ... 31

2.3. Struktur Organisasi di Kampus FISIP USU ... 33

2.4. Sarana atau Fasilitas Kampus ... 36

BAB IIIPERILAKU KONSUMSI MAHASISWA FISIP USU TERHADAP PRODUK ONLINE 3.1. Pergeseran Pola Belanja ... 47

3.2. Istilah Komunikasi Belanja Online ... 54

3.3. Produk yang Dikonsumsi Mahasiswa ... 57

3.4. Jenis Transaksi Pembayaran ... 63

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(4)

3.4.1. Transfer Langsung ... 63

3.4.2.COD (Cash On Delivery) ... 66

3.5. Masalah yang Muncul Ketika Belanja Online ... 67

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA FISIP BELANJA ONLINE 4.1. Efisisen Waktu ... 70

4.2. Akses yang Mendukung ... 71

4.3. Perbandingan Harga ... 72

4.4. Sebagai Pemenuhan Prestise ... 72

4.5. Ketersedian Barang di Pasar ... 73

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DAFTAR INFORMAN


(5)

xi

DAFTAR FOTO

Foto 1 : Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ... 28

Foto 2 : Aktivitas Mahasiswa Online di Koridor ... 37

Foto 3 : Hotspot Jaringan Sticker Logo USUNETA ... 38

Foto 4 : Barang yang Dibeli dari Online Shop ... 47

Foto 5 : Online Shop di Facebook ... 52

Foto 6 : Bukti Penerimaan Barang Lewat JNE ... 67

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kelebihan dan Kekurangan Toko Konvensional dengan Toko

Online... 5 Tabel 2 : Himpunan Organisasi Mahasiswa Jurusan FISIP USU………….. 25 Tabel 3 : Istilah Khas dalam Belanja Online………... 58 Tabel 4 : Subjek Penelitian dan Barang Konsumsi………...…... 62