Keberhasilan dalam Hidup Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB II

23 Jadi yang dimaksud Pengembangan Diri dalam penelitian ini adalah proses perubahan yang meliputi aspek fisik, spiritual, mental dan sosio- emosional pada siswa di sekolah dasar dengan melalui kegiatan-kegiatan di luar mata pelajaran yang dapat mengembangkan potensi, bakat, dan minat siswa secara optimal.

C. Keberhasilan dalam Hidup

Umumnya, keberhasilan hidup selama ini hanya dilihat dari seberapa besar penghasilan yang didapatkan. Seseorang disebut sukses hidupnya manakala berhasil menjadi kaya, rumahnya besar, tabungan banyak dan memiliki investasi dimana- mana. Akan tetapi, ukuran keberhasilan hidup sebenarnya adalah seberapa jauh seseorang memberi manfaat bagi orang lain. William Stern, pelopor teori konvergensi Ahmadi dan Uhbiyati, 1991 mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Dalam ruang permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong tetapi bukanlah ia yang menyebabkan perkembangan itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong. Sebagai contoh: anak dalam tahun pertama belajar mengoceh, baru kemudian becakap- 24 cakap, dorongan dan bakat itu telah ada, di meniru suara-suara dari ibunya dan orang di sekelilingnya. Ia meniru dan mendengarkan dari kata-kata yang diucapkan kepadanya, bakat dan dorongan itu tidak akan berkembang jika tidak ada bantuan dari luar yang merangsangnya. Dengan demikian jika tidak ada bantuan suara-suara dari luar atau kata-kata yang di dengarnya tidak mungkin anak tesebut bisa bercakap-cakap. Stern menolak atau tidak setuju dengan teori nativisme dan teori empirisme yang berat sebelah. Menurut Stern, perkembangan manusia adalah hasil perpaduan kerjasama antara faktor bakat dan faktor lingkungan. Manusia memiliki potensi berkembang yang dibawa sejak lahir dan lingkungan membantunya merangsang dari luar. Jadi, teori konvergensi menyatakan bahwa perkembangan anak merupakan hasil proses kerjasama antara faktor bakat atau bawaan dan faktor lingkungan termasuk pendidikan. Jika faktor bakat atau bawaan seorang anak dinilai baik, akan tetapi dalam perkembangannya, mungkin rusak karena faktor lingkungan pendidikan yang tidak menunjang. Sebaliknya, jika faktor bakat atau bawaan tidak baik namun lingkungan pendidikan menunjang, maka perkembangan anak dapat lebih baik. Bisa dikatakan keberhasilan hidup manusia ditentukan oleh faktor pembawaan dan lingkungan. 25 Pembawaan atau potensi setiap orang berbeda-beda, hal ini dapat dilihat dari perilaku manusia sebagai hasil belajarnya. Gagne dan Briggs 1974 mengemukakan lima kategori yaitu intelectual skill, cognitive strategies, verbal information, motor skill dan attitude. Bloom 1975 mengemukakan tiga kategori sesuai domain-domain perilaku individu yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif berkenaan perkembangan kecakapan dan keterampilan intelektual meliputi pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, penguraian analysis, memadukan synthesis dan penilaian evaluation. Afektif berkenaan dengan perubahan minat, sikap, nilai-nilai, perkembangan apresiasi dan kemampuan menyesuaikan diri. Domain psikomotor berkenaan dengan keterampilan-keterampilan gerak. Masing- masing domain tersebut memiliki tingkat kesukaran berbeda-beda pula. Umumnya pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan potensi, bakat, dan kemampuan secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan kemampuan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadi maupun kebutuhan masyarakat Munandar dalam Sunarno, 2007. Namun, kenyataan di lapangan, sistem pendidikan, yang diterapkan di sekolah- 26 sekolah hingga sekarang masih mementingkan aspek kognitif daripada aspek lainnya. Menurut Suyanto dan Djihad Rahman, 2004, proses pendidikan kita saat ini terlalu mementingkan perkembangan aspek kognitif pada tataran pengetahuan dengan mengabaikan persoalan kreativitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran di sekolah-sekolah lebih menekankan pada perkembangan dua jenis kecerdasan, yakni kecerdasan linguistik dan kecerdasan matematis-logis. Praktik nyata ini bertentangan dengan teori unsur kecerdasan yang ada dalam diri setiap individu. Gardner Uno, 2009 menyatakan bahwa setiap individu memiliki setidaknya delapan unsur kecerdasan yang berbeda- beda yaitu kecerdasan logis matematis, kecerdasan linguistik verbal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan ruang visual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musik, kecerdasan hubungan sosial, dan kecerdasan naturalis Dalam rangka memfasilitasi potensi siswa yang bermacam-macam itulah, maka di dalam struktur kurikulum dimasukkan tidak hanya muatan pendidikan berupa mata pelajaran maupun muatan lokal akan tetapi juga Pengembangan Diri. Kegiatan Pengembangan Diri penting sebagai pelengkap pengembangan potensi siswa di luar mata pelajaran dan muatan lokal. 27

D. Pelaksanaan Pengembangan Diri di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pelayanan Perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Turitempel T2 942014032 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pelayanan Perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri Turitempel T2 942014032 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang T2 942009046 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah SD di Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo T2 942013018 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah SD di Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo T2 942013018 BAB I

0 0 10

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru Sekolah Dasar Kabupaten Wonosobo T2 BAB II

0 1 27