Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam distribusi skor dan persentase terhadap kategori dengan
skala penilaian yang telah ditentukan. Persentase penilaian kelayakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 7. Penilaian Kelayakan Persentase Penilaian
Interpretasi 76-100
Sangat Layak 56-75
Layak 40-55
Cukup 0-39
Kurang Layak Sumber: Suharsimi Arikunto 1993: 208
Untuk mengetahui kualitas dari produk media yang dikembangkan layak atau tidak, maka peneliti menggunakan kriteria minimal penilaian
yang termasuk kategori “Baik”. Jika penilaian media pembelajaran minimal mendapatkan nilai “Baik”, maka media yang dikembangkan “Layak”
digunakan sebagai media pembelajaran.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan Produk Media Pembelajaran
1. Tahap Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan adalah menganalisis kebutuhan dengan melakukan observasi di SMK Negeri 1 Bantul. Observasi dilakukan
selama Praktik Pengalaman Lapangan PPL yaitu pada bulan Juli sampai bulan September 2014. Observasi dilakukan dua tahap yaitu pada tahap
pertama dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran di kelas, sedangkan pada tahap kedua dilakukan untuk mengamati lingkungan
sekolah termasuk ketersediaan fasilitas. Observasi pada tahap pertama dilakukan di kelas XI Akuntansi 2 pada
saat pelajaran Akuntansi. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru belum menggunakan media pembelajaran yang optimal. Guru
menggunakan slide powerpoint dalam menjelaskan materi ajar yang akan disampaikan. Buku teks yang digunakan guru lebih dari satu buku dan
begitu pula dengan siswanya. Hal ini dilakukan karena slide powerpoint belum dapat mencakup seluruh materi ajar yang akan disampaikan. Guru
meminta siswa mengambil buku lain di perpustakaan pada saat akan mengerjakan latihan soal. Hal ini membuat waktu dalam kegiatan
pembelajaran tidak efisien. Guru juga lebih memprioritaskan media pembelajaran untuk praktik secara manual seperti blangko untuk
menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan.
50
Observasi tahap kedua dilaksanakan untuk mengamati lingkungan sekolah dan ketersediaan fasilitas. Hasil dari observasi tersebut adalah
tersedianya fasilitas yang memadai berupa Laboratorium Akuntansi. Laboratorium tersebut menunjang penelitian yang akan dilakukan yaitu
pengembangan media pembelajaran Akuntansi berbentuk Modul Pembelajaran Digital yang berbasis komputer.
Dari observasi tersebut maka perlu dikembangkannya media untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar dapat mempermudah pembelajaran
dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang cocok digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah modul
pembelajaran digital. Modul digital dikembangkan agar tersedia bahan ajar yang lebih praktis sehingga siswa tidak perlu membawa buku yang
banyak. Selain itu untuk memanfaatkan fasilitas berupa Laboratorium Akuntansi yang ada.
2. Tahap Perencanaan
a. Menetapkan Tujuan dan Materi
Pada tahap ini ditetapkan tujuan pembuatan media yaitu untuk menyajikan materi akuntansi secara lengkap, praktis, dan sistematis.
Selain itu diharapkan dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran
akuntansi. Pada tahap ini juga dikemukakan dasar pemilihan materi
pokok Akuntansi Utang. Materi akuntansi utang dipilih bersama guru SMK Negeri 1 Bantul yang mengampu mata pelajaran Akuntansi.
Menurut guru, materi akuntansi utang merupakan materi yang sulit dan