Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Anak Remaja

4. Para remaja yang mempunyai kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan kenakalan, memerlukan dukungan simbolis sebagai dasar pembenaran dari perbuatan yang dilkukan.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Anak Remaja

Kenakalan remaja tidak timbul dan ada begitu saja dalam setiap kehidupan, karena kenakalan – kenakalan tersebut mempunyai penyebab yang merupakan faktor – faktor terjadinya kenakalan remaja. Mengetahui sebab musabab timbulnya kenakalan anak remaja harus diperhatikan faktor – faktor dari dalam diri anak tersebut, faktor keluarga, lingkungan dan lain – lainnya yang dapat mempengaruhi seseorang anak itu melakukan kenakalan. Kenakalan anak remaja sering terjadi dalam masyarakat bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri. Kenakalan anak remaja tersebut timbul karena adanya beberapa sebab dan tiap – tiap sebab dapat ditanggulangi dengan cara – cara tertentu. 1. Faktor Internal Faktor internal, yaitu faktor kejahatankenakalan berasal dari kemampuan fisik, dan moral anak itu sendiri seperti: 37 37 Bunadi Hidayat, Pemidanaan dan Pertanggungjawaban Pidana Anak di Bawah Umur, Alumni Bandung, Bandung, 2010, hal. 77 a. Faktor pembawaan sejak lahirketurunan yang bersifat biologis, misalnya: cacat fisik, cacat mental dan sebagainya. b. Pembawaan sifat, watak yang negatif, yang sulit diarahkandibimbing dengan baik, misalnya terlalu bandel, mokong atau betik. Universitas Sumatera Utara c. Jiwa anak yang masih terlalu labil, misalnya: kekanak – kanakan, manja dan sebagainya. Perkembangan jiwa anak akan selalu mengikuti perkembangan fisik anak itu dendiri dan sifat – sifat tadi hanya dimiliki oleh anak remaja. d. Tingkat intelegensi yang kurang menguntungkan, misalnya berpikir lambankurang cerdas. e. Kurangnya tingkat pendidikan anak baik dari visi agama maupun ilmu pengetahuan. f. Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan anakremaja. g. Tidak memiliki hobi dan bakat yang jelas dan kuat, sehingga mudah dipengaruhi oleh hal – hal negatif. h. Tingkatan usia yang masih rendah, misalnya di bawah usia 7 tahun yang belum dapat diminta pertanggung – jawaban hukum pasal 4 undang – undang Nomor 3 Tahun 1997 LN Tahun 1997 Nomor 3 tentang peradilan anak. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal ini tidak kalah pentingnya dengan faktor internal. Hal ini disebabkan jiwa anak yang masih labil, acapkali lebih mudah dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor ini berasal dari lingkungan orang tua, keluarga atau masyarakat yang kurang menguntungkan, seperti: 38 38 . Ibid, hal. 79. Universitas Sumatera Utara a. Cinta kasih orang tua yang kurang harmonis, kesenjangan kasih sayang antara orang tua dan anak, pemerataan kasih sayang yang tidak seimbang perlakuan yang tidak adil dalam keluarga, terjadi broken home keluarga yang tidak utuh dan sebagainya. b. Kemampuan ekonomi yang tidak menunjang atau ada kesenjangan sosial ekonomi bagi keluarga si anak. c. Kesalahan pendidikan yang diterapkan orang tua terhadap anak, baik dalam pendidikan keluarga, formal maupun masyarakat dan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan orang tua. d. Kurangnya sosok teladan yang baik dari orang tua dalam mendidik dan membimbing anak, termasuk tingkat kejujuran dan kedisiplinan orang tua itu sendiri. e. Kurang tertanamnya rasa tanggung jawab yang terlatih di rumah, misalnya tanpa ada jadwal kegiatan tertentu bagi anak, seperti; waktu belajar, membantu orang tua, bermain, makan dan sebagaianya. f. Lingkungan rumah yang kurang menguntungkan bagi anak g. Bergaul dengan teman yang kurang menguntungkan, misalnya; di masyarakat, di sekolah dan sebagainya. Faktor – faktor penyebab kenakalan remaja yang telah diuraikan di atas, ada beberapa faktor lain yang ditinjau dari lingkungan tempat anak bertumbuh dan berkembang. Faktor – faktor lingkungan tersebut terdiri: Universitas Sumatera Utara 1. Lingkungan Keluarga Keluarga menjadi tolak ukur orang menilai kepribadian dan keberadaan anak di luar lingkungan keluarga. Keluarga adalah satu – satunya tempat pendidikan awal sebelum berlangsung ke instansi lain di luar keluarga. Berbagai problem yang menyangkut kenakalan anak ahkir – ahkir ini tidak lepas dari keterkaitannya dengan lingkungan keluarga. 2. Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan satu – satunya tempat anak mendapatkan pendidikan secara formal dengan kesungguhannya melaksanakan tugas untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah membimbing anak didik menjadi warga negara pancasila yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, bermoral, berkesadaran masyarakat serta bertanggungjawab terhadap kesejateran masyarakat. 3. Lingkungan Masyarakat Masyarakat adalah keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya tersusun dari berbagai sistem dan sub sistem sala satunya adalah keluarga. Proses untuk membentuk seorang individu masyarakat mendapat peranan penting terutama dalam membentuk mentalitas hidup seorang anak. Keberadaan kenakalan remaja di Kota Medan sudah menjadi perhatian yang sangat serius di kalangan masyarakat. Menurut PKPA Pusat Kajian dan Penelitian Anak keberadaan anak atau remaja yang nakal sering melakukan tindakan – tindakan kriminal yang mereka lakukan seperti perkelahian yang tidak Universitas Sumatera Utara diinginkan, yang melakukan pencopetan, mengganggu ketentraman pengguna jalan atau memaki, mencoret, atau merampak hak orang lain. 39 1. Andri Saragih adalah anak berumur 16 tahun bertempat tinggal di daerah Terminal Amplas Medan dan biasanya sering mangkal di terminal Amplas. Andri ini seorang anak putus sekolah dikarenakan keluarga yang broken home, ayah dan ibunya menikah lagi dengan orang lain. Andri sendiri ini adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dalam hal ini Lembaga Dinas Sosial belum ada melakukan kerjasama atau memberikan perhatian dalam penanggulangan dan pencegahan kenakalan remaja di Kota Medan. Adapun bentuk terjadinya kenakalan remaja di Kota Medan adalah sebagai berikut: Sejak kecil dia tidak perna merasakan kasih sayang kedua orang tuanya dan Andri ini sudah terbiasa hidup di terminal Amplas sejak usia 11 tahun. Dengan kondisi keluarga yang broken home, Andri pun merasa tidak mempunyai harapan untuk bersekolah dan mencapai cita – citanya lagi menjadi seorang polisi. Seiring waktu berjalan Andri pun stres terkadang dia melamun dan merenung di suatu tempat. Tiba – tiba kawannya datang dan mengajak dia pergi ke suatu tempat, awalnya dia di tawarkan untuk merokok, berlanjut keenakan menghisap sebatang rokok dan ahkirnya ketagihan. 39 Hasil wawancara dengan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak di Kampung Susuk Ujung pada tanggal 10 Mei 2013 Universitas Sumatera Utara Dengan rasa tidak puasnya lagi, awalnya mencoba dengan ganja kemudian akhirnya ketagihan dan hampir setiap harinya dia memakai ganja, karena menurut Andri apabila dia memakai ganja dapat menghilangkan stres dan semua beban pikiran yang di dalam benaknya hilang begitu saja. Dan segala sesuatu apapun itu bentuknya Andri sanggup melakukan apapun demi memenuhi kebutuhan memakai ganja, seperti merampok dan menodong orang – orang. 40 2. Vany simanjuntak seorang anak perempuan berumur 17 tahun bertempat tinggal di Terminal Amplas, anak pertama dari empat bersaudara. Vany terjun ke jalanan semenjak dia berumur 15 tahun, dimana dia terikut dengan kawan – kawannya yang hidup di jalanan. Vany mempunyai kedua orang tua yang masih ada, akan tetapi ayahnya seorang pekerja supir angkot, sedangkan ibunya bekerja sebagai pedagang asongan di pinggiran terminal Amplas. Vany putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi dari keluarga yang tidak mampu membiayai pendidikan sekolahnya. Bagi vany makan sehari – hari sangat sulit sulit apalagi untuk bersekolah. Vany ingin sekali mendapatkan pendidikan sekolah, akan tetapi keterbatasan ekonomi kedua orang tuanya yang tidak mampu memberika dia bersekolah akhirnya dia memutuskan untuk terjun dalam kehidupan jalanan. 40 Hail wawancara dengan Andri salah seorang anak remaja di sekitar Terminal Amplas Medan pada tanggal 10 Juni 2013 Universitas Sumatera Utara Pada saat Vany mengamen terkadang orang pengguna jalan, terutama pennguna mobil seperti orang kaya, tidak mau memberikan uang dari hasil ngamennya. Orang kaya ini mau memarahi atau mengusir Vany ketika pada saat dia mengamen, bukan mendapat uang dari hasil mengamen akan tetapi di marah – marahi oleh pengguna jalan tersebut. Terkadang Vany kesal dengan tindakan yang mereka perbuat tersebut, dengan rasa kesalnya Vany pun membalas dengan memaki dan mencoret mobil pribadi tersebut. 41 3. Menurut Andri: bentuk terjadinya kenakalan yang lain yaitu penganiayaan. Contohnya , beberapa anak – anak SMP yang sekolahnya berada di sekitar amplas, pulang dari sekolah tidak ada sebab tiba – tiba salah seorang dari anak SMP tersebut menyerang teman Andri yang sesama anak jalanan. Mereka tidak terima karena memukuli temannya ini tanpa sebab, apalagi yang mereka pukuli ini adalah seorang anak perempuan yang tidak tahu apa – apa. Andri dengan teman – temannya tidak terima dengan perbuatan seperti itu, akhirnya mereka menyerang balik anak SMP tersebut dengan memukuli sama seperti apa yang mereka lakukan terhadap temannya. 42 41 Hail wawancara dengan Vany salah seorang anak remaja di sekitar Terminal Amplas Medan pada tanggal 10 Juni 2013 42 Hasil wawancara, op.cit, pada tanggal 9 Juni 2013 Penuturan beberapa anak remaja di atas, adapun bentuk – bentuk kenakalan yang mereka lakukan adalah kebiasaan memakai ganja, memaki – maki, mencoret mobil pengguna jalan dan mencopet. Universitas Sumatera Utara

BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA DALAM