B. Dampak Kenakalan Remaja Di Dalam Pendidikan
Pendidikan formal dilaksanakan dalam semesta pendidikan nasional. Menurut TAP MPR No. IIMPR1988, Pendidikan nasional berdasarkan
pancasila, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Mahaesa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, pekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cedas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
27
27
R. Sudarsono, op cit, hal. 129
Sekolah merupakan satu – satunya tempat anak mendapatkan pendidikan secara formal dengan kesungguhannya melaksanakan tugas untuk
mewujudkan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah membimbing anak didik menjadi warga negara pancasila yang berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa, bermoral, berkesadaran masyarakat serta bertanggung jawab terhadap kesejeteraan masyarakat.
Tidak jarang sekolah menjadi tempat yang turut mempengaruhi pola kejahatan anak remaja, diantaranya :
a. Sekolah yang selalu berusaha memanjakan anak – anak yang sebenarnya kurang mampu.
b. Guru bersifat menolak reject c. Sekolah menerapkan disiplin secara kaku, tanpa menghiraukan perasaan anak
serta suasana sekolah yang buruk menimbulkan anak – anak yang suka membolos, malas belajar, melawan guru dan meninggalkan sekolah drop out.
Universitas Sumatera Utara
Dalam konteks ini sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja. Di kota – kota besar di Indonesia
masah remaja masih merupakan masa di sekolah terutama pada masa – masa permulaan. Dalam masa terebut pada umumnya remaja duduk di bangku sekolah
menengah pertama atau yang lebih setingkat. Selama mereka menempuh pendidikan formal di sekolah terjadi
interaksi antara remaja dengan sesamanya, juga interaski antar remaja dengan pendidik. Interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat
sampingan yang negatif bagi perkembangan mental sehingga anak remaja menjadi nakal.
Anak – anak yang memasuki sekolah tidak semua berwatak baik, misalnya penghisap ganja, cross boy dan cross girl yang memberikan kesan
kebebasan tanpa kontrol dari semua pihak terutama dalam lingkungan sekolah. Dalam sisi lain, anak – anak yang masuk sekolah ada yang berasal dari
keluarga yang kurang memperhatikan kepentingan anak dalam belajar yang kerap kali berpengaruh pada teman yang lain. Sesuai dengan keadaan seperti ini sekolah
– sekolah sebagai tempat pendidikan anak – anak dapat menjadi sumber terjadinya konflik – konflik psikologis yang pada prinsipnya memudahkan anak
menjadi nakal.
28
Pengaruh negatif yang menangani lansung proses pendidikan antara lain kesulitan ekonomi yang di alami pendidik dapat mengurangi perhatiannya
28
Ibid, hal, 130
Universitas Sumatera Utara
terhadap anak didik. Pendidik sering tidak masuk, akibatnya anak – anak didik terlantar, bahkan sering terjadi pendidik marah kepada muridnya.
“Biasanya guru marah apabila terjadi sesuatu yang menghalangi keinginannya tertentu, dia akan marah apabila kehormatannya direndahkan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, atau sumber rejekinya dan sebangsanya dalam keadaan bahaya, sebagian atau seluruh atau lain dari itu”.
29
Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil hukumansanksi – sanksi yang kurang menunjang terjadinya tujuan pendidikan,
ancaman yang tiada putus – putusnya disertai disiplin yang terlalu ketat, disharmonis antara didik dan pendidik, kurangnya kesibukan belajar di rumah.
Proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak kerap kali memberih pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap peserta
didik di sekolah sehingga dapat menimbulkan kenakalan remaja.
30
Adapaun beberapa hal yang terdapat dalam masyarakat kita yang mempengaruhi pola kehidupan remaja, antara lain:
C. Dampak Kenakalan Remaja Di Dalam Masyarakat