14
tidak lagi terlalu tergantung pada lingkungan tetapi pada saat tiba masa ke anak yaitu anak usia 6 tahun atau 7 tahun bagi anak normal. Pada tahap membaca ini
kemandirian anak pada saat membaca mulai ada tetapi anak belum bisa dilepas sepenuhnya saat membaca kata atau kalimat untuk itu tahap ini masih perlu ada
bantuan yang diberikan oleh guru atau orang tua kepada anak melalui berbagai latihan terbimbing.
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan tahap awal anak belajar membaca dengan fokus ada
pengenalan simbol-simbol huruf dan aspek-aspek yang mendukung pada kegiatan membaca lanjutan.Oleh karena itu, pengajaran remedial pada
membaca permulaan memiliki peranan penting untuk mengatasi kesulitan- kesulitan membaca yang dihadapi oleh anak.
4. Tujuan Membaca Permulaan
Membaca permulaan hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Erni Dwi Haryanti 2010: 18 mengemukakan bahwa tujuan membaca
permulaan adalah agar murid memiliki keterampilan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat
membaca lanjut. Membaca permulaan bertujuan memberikan kemampuan dasar untuk membaca yaitu murid mengenalmengetahui huruf dan terampil
mengubah huruf menjadi suara Esther Kartika, 2004: 116.
15
Selain tujuan tersebut, tujuan membaca permulaan adalah “murid dapat membaca kata-
kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat”. Membaca permulaan mempunyai sasaran. Salah satu ahli berpendapat bahwa sasaran
membaca permulaan adalah 1 murid dapat melafalkan huruf-huruf yang berbentuk dalam susunan kata, frase, kalimat dengan lancar, 2 murid dapat
menggunakan tanda baca dengan benar dalam membaca, 3 murid dapat membaca dengan kecepatan yang konstan dan 4 murid dapat memahami
isinya H. M. Roesdi, 2002: 3. Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
membaca permulaan bertujuan untuk memberi kemampuan dasar untuk membaca, sehingga murid mampu melafalkan huruf yang terbentuk dalam
susunan kata, frasa, atau kalimat. Selain itu juga dengan membaca permulaan murid dapat membaca dengan kecepatan yang konstan dan menggunakan tanda
baca dengan benar.
5. Metode Pengajaran Membaca Permulaan
a. Metode Kata Lembaga
bola - bo- la ── b - o - l - a ── bo – la ── bola
bola ─── bo - la ─── b - o ─── l - a bo -
la ─── bola Kepada murid disajikan kata-kata: salah satu di antaranya merupakan
kata lembaga, yaitu kata yang sudah dikenal oleh murid. Kata tersebut diuraikan menjadi suku kata, suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah itu
16
huruf dirangkai lagi menjadi suku kata, dan suku kata dirangkaikan menjadi kata.
b. Metode SAS
Dalam pelaksanaannya, metode ini dibagi dalam dua tahap, yakni: 1 tanpa buku, 2 menggunakan buku. Mengenai hal itu Momo 1979
mengemukakan beberapa cara. Pada tahap buku, pembelajaran dilaksanakan dengan cara-cara sebagai
berikut: 1 Merekam Bahasa Murid
Bahasa yang digunakan oleh murid di dalam percakapan mereka, direkam untuk digunakan sebagai bahan bacaan. Karena bahasa yang
digunakan sebagai bahan bacaan adalah bahasa murid sendiri maka murid tidak akan mengalami kesulitan.
2 Menampilkan Gambar Sambil Bercerita Dalam hal ini, guru memperlihatkan gambarkepada murid, sambil
bercerita sesuai dengan gambar tersebut. Kalimat-kalimat yang digunakan guru dalam bercerita itu digunakan sebagai pola dasar bahan membaca.
Contoh : Guru memperlihatkan gambar seorang anak yang sedang
menulis, sambil
bercerita, misalnya ini Adi. Adi duduk
dikursi. Ia sedang menulis surat.
17
a Membaca Gambar Contoh : guru memperlihatkan
gambar seorang ibu yang sedang memegang
sapu, sambil
mengucapkan kalimat, “ini ibu”. Murid
melanjutkan membaca
gambar tersebut dengan bimbingan guru.
b Membaca Gambar Dengan Kartu Kalimat Setelah murid dapat membaca gambar dengan dengan lancar, guru
menempatkan kartu kalimat di bawah gambar. Untuk memudahkan pelaksanaannya dapat digunakan media berupa papan selip atau papan
flanel, kartu kalimat, kartu kata, kartu huruf, dan kartu gambar. Dengan menggunakan kartu-kartu dan papan selip atau papan flanel, untuk
menguraikan dan menggabungkan kembali akan lebih mudah. c Membaca Kalimat Secara Struktural S
Setalah murid mulai dapat membaca tulisan di bawah gambar, sedikit demi sedikit gambar dikurangi sehingga akhirnya mereka dapat membaca
tanpa dibantu gambar, dalam kegiatan ini yang digunakan kartu-kartu kalimat serta papan selip atau papan flanel. Dengan dihilangkannya
gambar maka yang dibaca murid adalah kalimat:
18
Misalnya: ini bola ini bola adi
ini bola ali ini bola tuti
a. Proses Analitik A
Sesudah murid dapat membaca kalimat, mulailah menganalisis kalimat itu menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf.
Misalnya : ini bola
ini bola i
– ni bo – la i
– n – i b – o – l – a b.
Proses Sintetik S Setelah murid mengenal huruf-huruf dalam kalimat yang diuraikan,
huruf-huruf itu dirangkaikan lagi menjadi suku kata, suku menjadi kata, dan kata kalimat seperti semula.
Misalnya: i
– n – i b – o – l – a i
– ni bo – la i
– ni bo – la ini bola
19
Secara utuh, proses SAS tersebut sebagai berikut: ini bola
ini bola i
– ni bo – la i
– n – i b – o – l – a i
– ni bo – la ini bola
ini bola
6. Kemampuan Membaca Permulaan