Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kemampuan Membaca

41 Guru kelas menjadi salah satu informan untuk mendukung informasi yang diterima peneliti. Dari guru kelas diperoleh informasi terkait dengan faktor-faktoryang pendukung dan mempengaruhi kemampuan membaca permulaan murid. Agar informasi yang didapatkan dapat lebih jelas kebenarannya, peneliti juga melakukan wawancara kepada orang tua murid. Orang tua murid yang dimaksud yaitu orang tua yang ditemui peneliti selama melakukan proses penelitian. Sebagian murid kelas II SD Negeri Kraton diantar dan dijemput oleh orang tua masing-masing.Waktu tunggu orang tua dalam menjemput putra-putrinya dijadikan waktu wawancara guna mendapatkan tambahan informasi tentang murid. 5. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang pendukung dan penghambat kemampuan membaca permulaan murid kelas II SD Negeri Kraton Yogyakarta tahun ajaran 2016.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kemampuan Membaca

Permulaan Murid Kelas II SD Negeri Kraton Tahun Ajaran 2016 Membaca permulaan meliputi kemampuan anak mengenali huruf, menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf, awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau yang sama, memahami 42 hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, serta mampu membaca nama sendiri. Indikator yang terdapat dalam membaca permulaan pada penelitian ini yaitu anak mampu membaca gambar yang memiliki kata sederhana. Anak mampu menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf awal sama. Kemudian anak dapat menyebutkan satu per satu huruf yang membentuk kata, dan mampu menunjukkan huruf disebutkan, serta dapat menyebutkan huruf yang ditunjukkan. Dari observasi yang dilakukan pada murid kelas II SD Negeri Kraton diketahui bahwa terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat kemampuan membaca permulaan murid kelas II SD yaitu: a. faktor pendukung 1 Tersedianya perpustakaan yang memadai. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwaperpustakaandiSD tersebut cukup memadai. Hal ini dibuktikan dengan tersedianya buku-buku bacaan yang dapat menunjang kemampuan membaca murid kelas II SD. Dari hasil wawancara dengan murid, sebagai berikut. Peneliti : “Apakah kamu sering mengunjungi perpustakaan”? Murid :” Iya kadang-kadang aja pak” Peneliti : “Apakah buku-buku di perpustakaan cukup menarik”? Murid : ”Kurang menarik pak, bukunya itu-itu terus” Peneliti : “Buku apa saja yang kamu suka baca”? 43 Murid : “Buku bacaan, buku dongeng”. Peneliti : “Coba sebutkan salah satu judul buku yang pernah kamu pinjam” Murid : ” Judulnya, Bulan Sakit Dini Hari” 1352016 Dari hasil wawancara dengan guru, sebagai berikut. Peneliti : “Apakah ibu sering mengajak murid ke perpustakaan”? Guru : “Jarang mengajak murid ke perpustakaan” Peneliti : “Apa yang ibu lakukan saat berada di perpustakaan”? Guru : “Yang saya lakukan adalah memilih buku bacaan yang menarik untuk murid dan membawanya ke dalam kelas”. Peneliti : “Setiap hari apakah ada murid yang mengunjungi perpustakaan”? Guru : “Tiap hari ada murid yang mengunjungi perpustakaan”. 1252016 Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan yang terdapat di SD tersebut dapat menunjang kegiatan membaca murid.Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan murid dan peneliti dengan guru.Selain itu terlihat juga pada saat peneliti melakukan observasi bahwa perpustakaan di SD tersebut cukup memadai.Hal ini dibuktikan dengan tersedianya berbagai macam buku bacaan atau dongeng yang dapat dibaca dan dipinjam oleh murid sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca murid kelas II SD. 44 2 Guru memberi motivasi kepada murid untuk membaca. Menurut hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar guru terlihat memberikan dorongan kepada murid untuk membaca buku, misalnya dengan meminta murid pergi ke perpustakaan pada saat jam istirahat untuk meminjam buku yang murid sukai. Dari wawancara dengan guru, sebagai berikut. Peneliti : “Pernahkah ibu memberikan motivasi dalam membaca?” Guru : “Pernah” Peneliti :“Seperti apa motivasinya?” Guru : “Memberikan dorongan agar anak membaca buku bacaan yang ia sukai, misalnya murid saya minta untuk meminjam buku bacaan yang ada di perpustakaan” 12 Mei 2016 Berdasarakan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa guru sudah memberikan motivasi kepada murid untuk membaca. Hal ini dibuktikan bahwa pada saat peneliti melakukan observasi guru telah memberikan dorongan kepada anak untuk pergi mengunjungi perpustakaan dan melakukan wawancara dengan guru. 3 Guru menggunakan proses pembelajaran yang menarik. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru menggunakan media berupa alat peraga untuk mempermudah murid dalam memahami cerita yang disampaikan oleh guru. 45 Dari hasil wawancara dengan guru sebagai berikut. Peneliti : “Apakah ibu sudah memberikan pembelajaran yang menarik?” Guru : “Iya, kadang-kadang saya mengunakan alat peraga pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.” Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa guru kelas dua telah menggunakan proses pembelajaran yang menarik kepada murid kelas dua. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan dan wawancara oleh guru kelas telah melakukan proses pembelajaran yang menarik. 4 Bahan Bacaan yang cukup. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa pada saat murid meminjam buku di perpustakaan beberapa murid lebih menyenangi buku cerita atau dongeng, terbukti dengan beberapa murid meminjam buku cerita atau dongeng. Dari hasil wawancara dengan murid, sebagai berikut. Peneliti : “Buku seperti apa kamu senangi?” Reza : “Buku cerita”senin 23 mei 2016 Fikri : “Dongeng” senin 23 mei 2016 Rasya : “Buku cerita”senin 23 mei 2016 Dari hasil wawancara dengan guru sebagai berikut. Peneliti : “ Buku apa yang sering dibaca murid?” Guru : “ Murid lebih menyukai cerita dongeng.” 46 Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan murid lebih menyukai cerita dongeng sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti, hasil wawancara dengan murid, dan hasil wawancara dengan guru kelas. 5 Lingkungan Keluarga yang kondusif. Dari hasil wawancara dengan orang tua murid, sebagai berikut. Peneliti :“Pernahkah bapak ibu mengajak anaknya untuk belajar membaca di rumah? ” Ortu murid 1: “Habis magrib sama pulang sekolah”rabu, 11 Mei 2016 Ortu murid 2: “Iya, pernah pulang sekolah” rabu, 11 Mei 2016 Peneliti : “Buku apa saja yang biasa dibaca anaknya di rumah?” Ortu murid 1 : “Buku PKn, buku bahasa indonesia”rabu, 11 Mei 2016 Ortu murid 2: “Buku paket dari sekolah” rabu 11 Mei 2016 Peneliti : “Pernahkah putraputri bapakibu membaca di rumah?” Ortu murid 1 :“Iya pernah”rabu, 11 Mei 2016 Ortu murid 2: “Iya pernah” rabu, 11 Mei 2016 Peneliti : “Pernahkah bapakibumengajak putraputrinya mengajak pergi ke toko bukudi perpustakaan? ” Ortu murid 1 :“Iya pernah biasanya anak saya minta untuk memilih buku yang dia sukai untuk dibaca di rumah. ”rabu, 11 Mei 2016 Ortu murid 2: “Iya kadang-kadang,” rabu, 11 Mei 2016 Dari hasil wawancara dengan guru, sebagai berikut. 47 Peneliti :“Menurut ibu bagaimana seharusnya peran orang tua dalam mengajari anaknya dalam membaca? ” Guru : “Menurut saya sebaiknya orang tua harus telaten dalam mengajari anak dalam membaca, dan menyediakan buku bacaan yang menarik untuk anak ” rabu, 12 Mei 2016. Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membaca murid, hal ini dapat dibuktikan dengan orang tua yang mengajak anaknya ke toko bukuperpustakaan untuk membelikan buku bacaan agar bisa dibaca murid saat di rumah. Guru kelas juga berpendapat bahwa orang tua sebaiknya telaten dalam mengajari anak dalam membaca, dan menyediakan buku bacaan yang menarik untuk anak. b. faktor penghambat. 1 Sekolah belum melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjangpeningkatan kemampuan membaca. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa kegiatan- kegiatan yang menunjang peningkatan kemampuan membaca murid, belum dilakukan oleh guru bersama muridnya. Hal ini dibuktikan dengan belum dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan kemampuan membaca, yang menyebabkan murid mengalami kurangnya peningkatan kemampuan membaca. Dari hasil wawancara dengan murid, sebagai berikut. 48 Peneliti : “Pernahkah gurumu melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuan membaca?” Murid : “Iya, kadang-kadang.” 1252016. Dari wawancara dengan guru, sebagai berikut. Peneliti : “Mohon maaf ibu, pernahkah ibu melakukan kegiatan- kegiatan untuk meningkatkan kemampuan membaca pada murid nya?” Guru : “Kalau pernah sih ya tidak juga mas, paling ya cuma membaca teks secara individu atau secara bergantian.” 1252016 Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa murid dan guru belum melaksanakan kegiatan – kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kemampuan membaca.Kegiatan yang sudah dilakukan yaitu membaca teks secara individu atau secara bergantian. Selain kegiatan tersebut belm diadakan kegiatan lain, misalnya lomba membaca untuk murid kelas II. 2 Sekolah belum memiliki tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan. Menurut hasil observasi pada saat kegiatan membaca di luar jam pelajaran terlihat siswa hanya membaca di perpustakaan dan belum ada tempat khusus membaca selain di perpustakaan. Hasil wawancara dengan murid, sebagai berikut. 49 Peneliti : “Selain membaca di perpustakaan, apakah ada tempat khusus untuk membaca?” Murid : “Nggak ada pak,” 1252016 Dari wawancara dengan guru, sebagai berikut. Peneliti : “Maaf buk, apakah ada di kelas II tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan?” Guru : “Nggak ada mas, paling di bangku murid” 1252016. Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa murid dan guru sekolah belum ada tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan. Sekolah belum nemyediakan tempat lain selain perpustakaan, misalnya dengan membuat tempat yang menarik murid seperti taman bacaan. 3 Minat yang rendah Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa pada saat jam istirahat terlihat beberapa murid mengunjungi perpustakaan kemudian mengambil salah satu buku lalu membacanya. Dari hasil wawancara dengan murid, sebagai berikut. Peneliti : “Apakah kamu memiliki minat membaca?” Fikri : “Kadang-kadang suka” senin 23 mei 2016 Reza : “Ya pak” senin 23 mei 2016 Talita : “Ya pak, saya punya minat”senin 23 mei 2016 50 Dari hasil wawancara dengan guru sebagai berikut. Peneliti : “ Bagaimana minat membaca anak kelas II?” Guru : “Minat membaca anak kelas II sudah terlihat, hal ini ditandai dengan murid yang berjumlah 21 anak, hanya 3 anak yang masih belum lancar dalam membaca.” Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa murid memiliki minat dalam membaca. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara oleh murid dan guru kelas serta peneliti melakukan tes membaca kepada murid.

C. Pembahasan