22 Menurut Wiliams 2006: 44, format
test case yang disarankan dalam pengujian
functionality adalah: 1 test id adalah identifier dari test case, dimana identifier tiap test case harus unik; 2 description menggambarkan serangkaian
langkah-langkah atau input dari tes yang akan dijalankan; 3 expected result
adalah hasil yang diharapkan berdasarkan pada input yang dijelaskan dalam
kolom deskripsi; 4 actual result berisi hasil setelah tes dijalankan yang dapat
berisi sukses dan gagal. Jika tes gagal, dapat diisi dengan deskripsi kegagalan yang muncul.
Gambar 5. Format Test Case
Sumber: Wiliams 2006 Untuk pengujian subkarakteristik
security akan menggunakan software Acunetix Web Vulnerability Scanner WVS. Acunetix WVS adalah alat pengujian
keamanan untuk aplikasi web seperti SQL injections, cross site scripting dan
eksploitasi keamanan yang lain www.acunetix.com
.
b. Aspek Reliability
Menurut ISOIEC 1991, reliability adalah kemampuan sistem untuk
mempertahankan tingkat kinerja di bawah kondisi yang ditetapkan untuk periode waktu tertentu. Menurut Al-Qutaish 2010: 172, aspek
reliability adalah kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek reliability
23 merupakan tingkat konsistensi perangkat lunak dalam mempertahankan
kinerjanya. Subkarakteristik yang ada dalam aspek reliability adalah:
1 Maturity. Mencirikan kemampuan dalam menghindari kegagalan sebagai
akibat dari kesalahan dalam perangkat lunak. 2
Fault tolerance. Mencirikan kemampuan sistem untuk mempertahankan tingkat kinerja saat terjadi kesalahan.
3 Recoverability. Mencirikan kemampuan sistem untuk membangun kembali
kinerja dan memulihkan data saat terjadi kegagalan. Dalam penelitian ini, pengujian aspek
reliability berfokus untuk mengetahui kemampuan sistem dalam menghindari kegagalan dan tingkat
kinerja saat
kondisi tertentu.
Sehingga pengujian
dilakukan pada
subkarakteristik maturity dan fault tolerance. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan Web Application Perfomances Tool WAPT 8.1 dan LoadImpact
untuk mengukur tingkat kinerja kegagalan dan sukses sistem pengelolaan poin berbasis
web. WAPT adalah sebuah aplikasi untuk melakukan
load testing sebuah web SoftLogica, 2014. WAPT menyediakan berbagai tipe
load testing yaitu performance testing, capacity testing, stress testing, volume testing, endurance
testing, dan regression testing. Dalam penelitian ini, load testing yang digunakan adalah
stress testing. Tujuan dari dilakukan strees testing adalah untuk mengetahui kinerja sistem saat menangani kondisi beban yang tidak
normal, apakah sistem masih dapat mempertahankan kinerjanya. LoadImpact
memiliki fungsi yang sama dengan WAPT, dengan menggunakan LoadImpact
24 kita dapat mengetahui bagaimana kinerja sistem dalam menangani beban yang
berlebih LoadImpact, 2014.
Menurut Shanmugam dan Florence 2012: 40, pengukuran nilai reliability
berdasarkan dari jumlah masukkan atau test case yang dijalankan sistem yang
dihitung menggunakan software reliability models. Dalam penelitian ini,
pengukuran nilai reliability dihitung menggunakan software reliability model dari
Nelson yang biasa disebut dengan Model Nelson. Menurut Asthana dan Olivieri
2001: 2, Standar Telcordia GR 282 menetapkan sebuah sistem dapat dikatakan
reliable apabila hasil perhitungan menunjukkan 95 dari test case yang dijalankan berhasil lolos.
c. Aspek Usability