Gambar 24: Marcel yang mendapati Idrissa duduk di samping bar

72

1:22:25 Gambar 26: Idrissa berhasil pergi ke London lewat jalur laut

Faktor individu adalah faktor yang terdapat pada diri seseorang. Faktor ini sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perpindahan atau tinggal di daerahnya. Idrissa memiliki faktor individu tersebut antara lain umur yang masih muda, berjenis kelamin laki-laki dan belum menikah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Idrissa dapat menjadi tenaga kerja yang produktif di tempat tujuan. Ia dapat bersaing dengan penduduk asli setempat dalam hal persaingan kerja. Namun, Idrissa memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga sedikit menghambat jika ia menginginkan pekerjaan dengan jabatan yang tinggi. Representasi hidup idrissa sama halnya dengan kehidupan Chang. Chang bermigrasi pada umur 12 tahun itu berarti ia melakukan migrasi pada usia yang produktif. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa kehidupan imigran sangatlah kompleks. Mereka harus dapat bertahan hidup di lingkungan yang baru. Misalnya, tokoh Idrissa yang harus berjuang keluar dari Le Havre. Dia dianggap 73 sebagai orang yang mengancam keselamatan Le Havre karena ciri fisiknya yang mirip dengan orang timur tengah atau islam, yaitu berkulit hitam. Bahkan, Idrissa menjadi buronan polisi selama berada di Le Havre. Selain itu, kakek Idrissa yang bernama Mahamat Saleh telah menjadi penghuni pusat pengungsian Calais dan terancap di deportasi. Nama Idrissa dan Mahamat Saleh sangat identik dengan kaum Islam. Dengan begitu, semakin mengukuhkan bahwa Idrissa merupakan orang yang berbahaya dan wajib diamankan. Anggapan bahwa orang islam berbahaya dikenal dengan sebutan islamophobia. Isu tersebut berkembang sejak Negara Prancis kedatangan kaum teroris yang mengancam keselamatan negaranya. Oleh karena itu, pendatang, entah itu imigran legal atau illegal dengan berbagai faktor yang mendorongnya untuk bermigrasi, yang memiliki tanda “keislaman” cenderung akan dijauhi atau dikucilkan dari lingkungan. Kehidupan imigran legal ditunjukan melalui tokoh Chang. Dia dapat bertahan hidup dengan menikmati jaminan sosial, hak hidup, dan mendapat pekerjaan. Namun, hidupnya tidak juga sejahtera. Dia tetap hidup dalam kemiskinan dan hanya bekerja sebagai tukang semir sepatu yang selalu diremehkan dan direndahkan. 74

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap film Le Havre karya Aki Kaurismaki yang terdapat dalam bab IV, dapat diambil simpulan mengenai permasalahan yang sesuai dengan apa yang dirumuskan pada rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Analisis alur dalam film Le Havre karya Aki Kaurismaki. Alur dalam film Le Havre adalah alur maju atau alur progesif. Alur progresif dimulai dari tahap état initial situasi awal, provocation tahap pemunculan pemicu konflik, kemudian tahapan action dan sanction langsung menuju état final situasi akhir dengan akhir cerita. Cerita film ini berakhir dengan bahagia atau fin heureuse. Akhir yang bahagia ditunjukan dengan Idrissa yang kabur dari Le Havre menuju London berkat bantuan Marcel. Film Le Havre mengambil latar tempat atau setting sebuah kota pelabuhan yang memiliki nama Le Havre. Tokoh utama yang mendukung jalan cerita film ini bernama Marcel Max. Marcel dikisahkan sebagai seorang laki-laki paruh baya yang memiliki profesi sebagai tukang semir sepatu. Ia merupakan penduduk asli Le Havre yang tak sengaja bertemu dengan imigran gelap bernama Idrissa.