Manfaat Penelitian Batasan Istilah

11 pendapat dari Esten bahwa dialog yang baik adalah dialog yang mudah dituturkan dan mudah dipahami Dewojati, 2010: 175. Dialog merupakan kekuatan dari sebuah drama atau film karena melalui drama penulis skenario menyampaikan cerita, jalan cerita peristiwa, dan aksi yang dilakukan oleh para pemainnya. Ditambahkan oleh Schmitt dan Viala 1982: 110 bahwa didalam teks atau dialog terdapat didascalie atau disebut dengan petunjuk pementasan. Didascalie berfungsi sebagai pedoman pementasan yang didalamnya terdapat setting mengenai personil pemain atau tokoh dan latar scene atau lokasi yang akan digunakan. Melalui didascalie inilah karakter, gesture dan action dari para tokoh dalam pertunjukan dapat diidentifikasi, terlepas dari semua pembicaraan atau dialog antar tokoh dalam film Ubersfeld, 1996: 18. Unsur pembangun dalam film, antara lain: unsur penayangan dan unsur naratif. Unsur penayangan film yang berupa adegan merupakan sebuah karya seni, sedangkan unsur naratif yang berupa teks film merupakan karya sastra Prastia dalam Dewojati, 2010:28.

B. Pendekatan Struktural dalam Film

Pendekatan struktural digunakan karena dalam memenuhi sebuah cerita diperlukan analisis struktural sebab pendekatan struktural merupakan tugas prioritas dalam penelitian karya seni Teeuw,1988: 61. Menurut Abrams 1979: 3 dan Teeuw 1988: 50 ada empat pendekatan terhadap karya seni, yaitu: 1 pendekatan mimetik yang menganggap karya sebagai tiruan alam kehidupan ; 2 pendekatan pragmatik 12 yang menganggap karya itu adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu; 3 pendekatan ekspresif yang menganggap karya sebagai ekspresi perasaan, pikiran, dan pengalaman sastrawan penyair; dan 4 pendekatan objektif yang menganggap karya sebagai suatu yang otonom terlepas dari alam sekitarnya, pembaca, dan pengarang. Maka, yang penting adalah dalam kritik ini adalah karya seni itu sendiri, yang dianalisis khusus struktur intrinsiknya. Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini diterapkan pendekatan objektif yang menganggap karya sastra atau seni sebagai suatu yang otonom. Pendekatan objektif disebut juga dengan pendekatan struktural. Pendekatan struktural menurut Luxemburg 1992:38 adalah sebuah karya seni atau peristiwa di dalam masyarakat menjadi keseluruhan karena adanya relasi timbal balik antara bagian-bagiannya dan antara bagian dan keseluruhannya. Menurut pendapat Goldmann 1971:593, analisis struktural dilakukan oleh peneliti berdasarkan ketentuan bagian mana yang menjadi unsur dominan dalam data empirik sebuah karya seni. Abrams via Nurgiantoro, 2012: 36 menyatakan bahwa struktur dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya secara bersama membentuk kebulatan yang indah. Kebulatan yang indah tersebut adalah makna itu sendiri. Teeuw via Pradopo, 2008: 141 mengatakan bahwa analisis struktural merupakan prioritas atau langkah pertama