Gambar 21: Petugas pelabuhan sedang mengecek data peti kemas

66 Marcel : dari mana asalmu, Idrissa Idrissa : apa? Marcel : kamu mau pergi kemana? Idrissa : London London merupakan ibukota negara Inggris. Inggris dapat dikatakan sebagai ’negara imigran’ karena kebutuhan akan pekerja imigran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Para imigran diharapkan mampu membantu terwujudnya kekuatan pemerintah Inggris dalam bidang pertahanan dan ekonomi. Secara umum diketahui kebanyakan warga Negara Inggris adalah orang pendatang, keragaman ini disebabkan oleh banyaknya pendatang yang datang dari berbagai belahan di dunia, yang bermukim, bekerja, belajar, atau mencari suaka di Inggris. Oleh karena itu perbedaan bahasa, ras, budaya, agama dan kepercayaan bukanlah hal yang asing di negara ini. Arus imigrasi inilah yang sangat memberikan andil terhadap pertumbuhan penduduk Inggris. Meskipun orang Inggris mempunyai asal-usul yang berbeda baik dalam hal etnis, agama dan ras, mereka diharapkan hidup damai antara yang satu dengan yang lainnya. Terdapat kebijakan toleransi terhadap kebudayaan dan bangsa yang berlainan yakni adanya kebijakan Inggris yang melindungi orang dari adanya diskriminasi. Para imigran menentukan daerah tujuan dari para imigran lain yang sudah sukses lebih dulu. Misalnya ibu dari Idrissa yang telah sukses mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal di London. Hal tersebut mendorong imigran lain untuk mengikuti jejaknya. Dengan harapan memperoleh tempat tinggal dan pekerjaan di negara tujuan. 67 Chang memilih Le Havre sebagai daerah tujuannya. Le Havre adalah simbol dari dunia barat yang menjanjikan bagi Chang. Nyatanya, Le Havre tidak merubah hidupnya menjadi lebih baik. Ia masih teteap menjadi warga kelas bawah dengan pekerjaan sebagai tukang semir sepatu. c. Rintangan atau Hambatan Tokoh Idrissa dalam film Le Havre digambarkan sebagai seorang anak remaja yang polos. Ia tidak tahu menahu tentang daerah yang akan dikunjunginya. Idrissa mengira bahwa Le Havre adalah London atau daerah tujuanya. Fakta tersebut dilihat dari kutipan berikut.

00:15:07 Gambar 23: Idrissa mencari tahu tempat yang ia singgahi

Idrissa: On n’est à Londres? 68 Marcel : C’est Londres,tu veux y aller? C’est tout côté. Ici c’est Le Havre, en Normandie Idrissa : apakah ini London? Marcel : kamu mau kesana? Di sebelah sana Ini Le Havre, di Normandi Bahkan Idrissa tidak tahu bahwa dirinya merupakan buronan polisi. Ia kurang memahami adanya perbedaan yang mencolok, misalnya saja warna kulit antara Idrissa dan Marcel penduduk asli. Idrissa pernah melakukan hal-hal yang gegabah, misalnya saja tidak mematuhi perintah Marcel. Marcel melarang Idrissa untuk tidak keluar rumah itu demi kebaikannya agar tidak tertangkap oleh pihak kepolisian.

00:28:35 Gambar 24: Marcel yang mendapati Idrissa duduk di samping bar

69 Marcel : es tu fou? Tu n’écoute pas absolutement à mon dit. Pas étonant on te fermer dans la conteneur.Je suis désolé. S’ils te rattapent, tu n’es jamais à Londres maistu partira d’où que tu viens.Que sais tu? Marcel : apakah kamu gila? Kamu tidak mendengarkan perkataanku. Tidak heran mereka menguncimu di kapal. Aku menyesal. Jika mereka menangkapmu, kamu tidak akan sampai ke London tapi kembali ke tempat asalmu. Kamu tahu itu? Berdasarkan kalimat yang diungkapkan marcel kepada Idrissa diketahui bahwa Idrissa kurang memahami keadaan yang mengancam dirinya. Selain itu, tokoh Idrissa dalam film Le Havre nyaris ditangkap polisi karena keluguannya. Pada saat itu, ia bosan menunggu Marcel di toko Yvette. Kemudian, ia berinisiatif menggantikan pekerjaan Marcel sebagai penyemir sepatu. Sayangnya, seorang laki-laki melaporkan Idrissa ke polisi. Ia pun berusaha melarikan diri. Namun, tangan Idrissa dipegang erat oleh pria tersebut. Untunglah, Chang segara datang dan melepaskan Idrissa dari genggaman laki-laki tersebut.