Sumber Akidah Konsep Dasar Ilmu Akidah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29 Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab
قاخا yang merupakan bentuk jamak dari kata
قاخ khuluq yang artinya tabiat, budi pekerti, kebiasaan atau adat, keperwiraan, kesatriaan,
kejantanan, agama,
dan kemarahan
al-ghadab.
18
Secara terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
19
Selain itu terdapat pengertian akhlak menurut beberapa ulama diantaranya adalah : Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai
sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan tindakan- tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran ataupun
pertimbangan.
20
Selanjutnya Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak dengan suatu kondisi jiwa yang menyebabkan suatu aktivitas dengan
tanpa dipikirkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.
21
Sedangkan Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang
dibiasakan , maksudnya apabila kehendak itu sudah menjadi suatu kebiasaan maka itulah yang dinamakan akhlak.
22
18
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf, Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2013, Cet-Ke 3, h. 1
19
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, ibid, h. 65
20
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf, ibid, h. 2
21
Muhaimin, dkk, Studi Islam : dalam Ragam Dimensi Pendekatan, ibid, h. 262
22
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf, ibid, h. 3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30 Sehingga dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa akhlak adalah tindakan yang dilakukan manusia tanpa melalui pertimbangan tertentu sebelumnya dan muncul menjadi suatu
kebiasaan. Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu akhlak adalah seperangkat pengetahuan yang mempunyai metode tertentu untuk
mempelajari perilaku, tabiat atau perangai manusia dengan tujuan untuk menciptakan manusia agar supaya menjadi individu-individu
yang memiliki budi pekerti baik dan luhur.
23
b. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Akhlak Ruang lingkup akhlak adalah sebagai berikut :
24
1 Akhlak dalam berhubungan dengan Allah SWT Bentuknya adalah dengan menjalankan segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya. Mencintai Allah SWT dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Mengakui keagungan Allah SWT sehingga memiliki rasa malu untuk berbuat maksiat. Mengakui Rahmad Allah SWT dalam
segala hal, sehingga memiliki kemauan keras untuk berdoa kepadaNya dan mencari ridho Allah SWT.
2 Akhlak dalam berhubungan dengan sesama manusia
23
Ibid., h. 4
24
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, ibid, h. 69
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31 Bentuknya adalah dengan saling menjalin sikap silaturahmi,
saling menghormati dan menghargai, saling toong-menolong, saling menasehati. Tidak menyakiti orang lain, baik dalam bentuk
perkataan, perbuatan maupun sikap. Tidak bersikap sombong dihadapan orang lain. Mengedepankan sikap maaf jika terjadi
perselisihan.
3 Akhlak dalam berhubungan dengan alam Bentuknya adalah dengan menjaga kelestarian alam, karena
alam juga makhluk Allah SWT yang berhak hidup seperti manusia. Hal itu dapat dilakukan dengan menyadari bahwa diri
manusia diciptakan dari unsur alam, yaitu tanah. Dengan demikian, alam adalah bagian dari diri manusia.
c. Pembagian Akhlak Akhlak dibagi menjadi dua macam, yaitu akhlak terpuji
akhlakul mahmudah akhlak al-karimah dan akhlak tercela akhlakul madzmumah.
25
Akhlak al-karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah.
26
25
Aminuddin, dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam, ibid, h. 96
26
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf, ibid, h. 156