mendapat bantuan fisik dan psikologis yang intensif sampai pengaruh utama dari anestesi mulai berkurang dan kondisi umum mulai stabil. Banyaknya asuhan
keperawatan yang dilaksanakan segera setelah periode pasca anestesi tergantung kepada prosedur bedah yang dilakukan Abrorshodiq, 2009. Hal-hal yang harus
diperhatikan meliput i:
1. Mempertahankan ventilasi pulmonary.
Ventilasi pulmonary dipertahankan dengan memberikan posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan atau setengah telungkup
dengan kepala tengadah ke belakang dan rahang didorong ke depan sampai reflek- reflek pelindung pulih Abrorshodiq, 2009. Mempertahankan ventilasi
pulmonary bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi pernapasan seperti hipoksemia yang tidak terdeteksi, atelektasis, bronkhitis, bronkhopneumonia,
pneumonia, lobaris, kongesti pulmonal hipostatik, pleurisi, dan superinfeksi, Saluran nafas buatan pada orofaring biasanya terpasang terus setelah pemberian
anestesi umum untuk mempertahankan saluran tetap terbuka dan lidah ke depan sampai reflek faring pulih. Bila pasien tidak bisa batuk dan mengeluarkan dahak
dan lendir harus dibantu dengan suction. Terapi oksigen sering diberikan pada pasien pasca operasi, karena obat anestesi dapat menyebabkan lyphokhemia.
Selain pemberian O
2
Pada pasien mual dan muntah, pasien benar-benar dibalikkan miring ke salah satu sisi untuk meningkatkan drainase mulut.
Intervensi keperawatan yang paling penting dibutuhkan ketika terjadi untah adalah untuk mencegah aspirasi muntahan, yang dapat menyebabkan asfiksia dan
kematian Brunner Suddarth, 2001. harus diberikan latihan nafas dalam setelah pasien sadar.
Universitas Sumatera Utara
2. Mempertahankan sirkulasi.
Hipotensi dan aritmia merupakan komplikasi kardiovaskuler yang paling sering terjadi pada pasien post anestesi. Untuk itu
pemantauan tanda vital dilakukan tiap 15 menit sekali selama pasien berada di ruang pemulihan Abrorshodiq, 2009.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Pemberian infus merupakan usaha pertama untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Monitor cairan per infus
sangat penting untuk mengetahui kecukupan pengganti dan pencegah kelebihan cairan. Begitu pula cairan yang keluar juga harus dimonitorAbrorshodiq, 2009.
Insersi Naso Gastric Tube NGT intra operatif untuk mencegah komplikasi post operatif dengan decompresi dan drainase lambung juga bertujuan untuk
meningkatkan istirahat, memberi kesempatan penyembuhan pada GI track bawah www.Nurseview.com, 2008.
4. Mempertahankan keamanan dan kenyamanan.