yang disusun menggunakan skala Linkert dengan empat alternatif pilihan jawaban yaitu tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu. Untuk jawaban
tidak pernah memperoleh nilai 1, kadang-kadang memperoleh nilai 2, sering memperoleh nilai 3 dan selalu memperoleh nilai 4.
6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen kuesioner dibuat oleh peneliti karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan
alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahian suatu instrumen. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat Arikunto,
2005. Uji validitas dilakukan dengan metode validitas isi, yaitu menetapkan bahwa insturmen dibuat mengacu pada isi yang dilakukan dengan meminta
bantuan orang yang ahli sebanyak 3 orang antara lain perawat pendidik, dokter anestesi, dan perawat anestesi. Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, kuisioner
disusun kembali dengan bahasa yang lebih interaktif sehingga responden tertarik untuk membaca setiap item pertanyaan, dan ahli juga menawarkan beberapa item
peran yang juga perlu dilakukan oleh perawat dalam melakukan pemantauan dan perawatan pasien pasca anestesi.
Reliabilitas adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda
Setiadi, 2007. Uji reliabilitas dilakukan secara internal konsistensi. Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrument pada 10 orang Arikunto, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Polit Hungler 1999 menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas 0,7. Uji reliabilitas kuisioner dilakukan di
ruang ICU anak dengan jumlah responden sebanyak 10 orang. Hasil uji reliabilitas peran pemantauanpengkajian dan penatalaksanaan perawatan pasien pasca
anestesi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai uji reliabilitas kuisioner adalah 0.703. Maka diambil kesimpulan bahwa kuisioner tersebut reliabel dan
dapat digunakan dalam penelitian ini.
7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah Peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari instansi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran USU, kemudian surat permohonan izin yang diperoleh diajukan kepada Direktur Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, lalu direktur Rumah
Sakit Haji Adam Malik Medan mengajukan surat inzin tersebut kepada kepala kapokja ICU dan akhirnya peneliti didisposisi oleh kapokja langsung ke ruangan
untuk membagi kuisioner yaitu ruang ICU pasca bedah, dan recovery room. Sementara penyebaran kuisioner kepada responden di ruang IGD pasca bedah
dilakukan setelah memperoleh izin dari kepala ruangan IGD pasca bedah. Setelah memperoleh responden, peneliti menjelaskan pada responden tentang
tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuisioner, kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Selanjutnya responden diminta untuk
mengisi kuisioner dan diberi kesempatan bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti oleh responden. Setelah kuisioner diisi, kemudian dikumpulkan
Universitas Sumatera Utara
kembali dan diperiksa kelengkapannya, apabila ada yang tidak lengkap maka dapat dilengkapi juga saat itu.
8. Analisa Data