PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ANALISA DATA PENUTUP METODE PENELITIAN

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menggunakan secara teoritis tujuan-tujuan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi oprasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran lokasi penelitian.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisanya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dan saran penulis berisikan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pendidikan dan Pelatihan Diklat II.1.1.Batasan Diklat Pendidikan dan pelatihan Diklat merupakan salah satu kunci manajemen tenaga kerja, merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab yang tidak dilaksanakan secara sembarangan. Artinya, agar efektivitas dan pendidikan dapat terjamin, perlu adanya penanganan yang serius dan baik yang menyangkut sarana maupun prasarana sehingga meningkatkan keahlian dan prestasi kerja karyawan. Pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang hampir sama maksud pelaksanaannya, namun ruang lingkup yang membedakannya. Menurut Dr. B. Siswanto Sastrohadiwiryo 2005,hal :199 pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian atau sikap tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian seluruh lingkungan kerja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab bagaimana dan mengapa. Pendidikan biasanya lebih banyak berhubungan dengan teori tentang pekerjaan, sedangkan pelatihan merupakan pendidikan dalam arti yang agak sempit, terutama dengan instruksi, tugas khusus dan disiplin. Pelatihan merupakan proses membantu tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak. Dalam ilmu pengetahuan tentang perilaku, pelatihan merupakan kegiatan lini dan staff yang tujuannya mengembangkan kepemimpinan untuk memperoleh efektivitas pekerjaan individual tenga kerja yang lebih besar, hubungan antar individu tenaga kerja dalam perusahaaanorganisasi menjadi lebih baik dan penyesuaian terhadap lingkungan kerja secara keseluruhan. Berdasarkan rumusan tersebut, pelatihan merupakan kunci manajemen lini dan staff . Manajemen ini memiliki tanggung jawab yang besar terhadap penyelenggaraan Diklat, sedangakan teknis operasional untuk membantu lini dalam melaksanakan fungsinya. Pelatihan berhubungan dengan efektivitas pekerjaan individu tenaga kerja dan hubungan antar tenaga kerja yang dikembangkan untuk memudahkan pencapaian tujuan perusahaanorganisaisi. II.I.2. Proses Pendidikan dan Pelatihan Diklat Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan dan pelatihan itu terdiri dari input sasaran diklat dan output perubahan perilaku serta faktor2 pendekatan lain yang mempengaruhi proses pendidikan dan pelatihan tersebut.Dalam teori Diklat faktor-faktor yang mempengaruhi proses diklat tersebut di bedakan menjadi 2 yakni apa yang disebut perangkat keras hardware dan perangkat lunak software. Perangkat lunaksofwaredalam proses Diklat ini mencakup kurikulum, organisasi pendidikan dan pelatihan, peraturan-peraturan, metode belajar mengajar dan tenaga kerja atau pelatih itu sendiri. Sedangkan perangkat kerasnya hardware antara fasilitas-fasilitas mencakup gedung-gedung, perpustakaan buku-buku referensi, alat bantu pendidikan dan sebagainya. Selain hal tersebut diatas pendekatan lain mengatakan bahwa faktor fasilitas, tenaga pengajar, alat bantu pendidikan atau peraga, metode dalam pelajaran digolongkan sumber Daya Manusia yang terdiri dari 4 man, money, material,methods.

II.1.3. Siklus pendidikan dan pelatihan Diklat

Menurut Prof. DR.soekidjo Notoadmojo 2003,hal 33-44siklus pendidikan dan pelatihan secara garis besar adalah :

a. Analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan

Tujuan dari kegiatan ini antara lain untuk mencari atau mengidentifikasi kemampuan-kemampuan apa yang diperlukan oleh tenaga kerja dalam rangka menunjang kebutuhan organisasiperusahaan. Untuk mempertajam analisis ini seyogianya dilakukan survey pendataan kebutuhan need assessment. Tahap ini pada umumnya mencakup: 1. Analisis organisasi, menyangkut pertanyaan : dimana atau apakah diperlukan dan pelatihan Diklat dalam sebuah organisasi? Setelah itu dipertimbangkan biaya, alat-alat yang dipergunakan. Aspek lain dari analisis organisai adalah penentuan berapa banyak karyawanrelawan yang perlu dilatih untuk tiap-tiap klasifikasi pekerjaan. 2. Analisis pekerjaan, antara lain menjawab pertanyaan : apa yang harus diajarkan atau diberikan dalam Diklat agar karyawanrelawan mampu melakukan pekerjaan secara efektif. Tujuan utama analisis pekerjaan ini untuk memperoleh informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksakan oleh karyawan, tugas-tugas yang harusnya dilakukan tetapi tidak dilakukan oleh relawankaryawan tersebut, sikap dan pengetahuan serta ketrampilan diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang baik. 3. Analisis pribadi, yang menjawab pertanyaan : Siapa yang membutuhkan pendidikan dan pelatihan serta bentuk yang akan dibuat ? untuk itu perlu informasi mengenai karyawanrelawan.

b. Menetapkan tujuan

Pada dasarnya tujuan adalah perubahan perilaku kemampuan karyawanrelawan setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Perubahan itu tentunya kearah yang positif yang pada gilirannya terjadi perkembangan organisasi atau perusahaan karah yang lebih baik.

c. Pengembangan kurikulum

Dari tujuan dan hasil yang dicapai maka diketahui apa yang harus diberikan dalam pendidikan dan pelatihan, maka selanjutnya identifikasi materi yang akan diberikan, waktu pelaksanaan, menentukan metode pengajaran.

d. persiapan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

Sebelum Diklat dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan adsminstrasi antara lain menyusun silabus dan jadwal Diklat, pemanggilan peserta, seleksi peserta apabila Diklatnya lebih khusus, menghubungi para pengajar, penyusunan materi Diklat, penyediaan bahan- bahan referensi, penyiapan tempat dan sebagainya

e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Diklat ini antara lain, adanya penanggung jawab, adanya monitoring pelaksanaan Diklat melalui evaluasi harian, adanya alat-alat bantu yang diperlukan seperti Overhead projector OHP, in focus, flip chart dan sebagainya.

f. Evaluasi

Setelah semuanya berakhir maka dilakukan evaluasi kegiatan apakah ada peningkatan serta pemahaman lebih lanjut tentang pekerjaan dari hasil pendidikan dan pelatihan tersebut.

II.1.4. Manfaat dan Dampak Pendidikan dan Pelatihan Diklat

Manfaat dan dampak yang diharapkan dari penyelenggaraan Diklat bagi karyawanrelawan suatu perusahaanorganisasi meliputi : a. Peningkatan keahlian kerja Meningkatkan keahlian bekerja tidak hanya terbatas melalui Diklat saja tetapi kebiasaan untuk melakukan tugas dan kebiasaan secara rutin pada setiap waktu dalam suatu tugas atau pekerjaan juga merupakan sarana positif untuk meningkatkan keahlian tenaga kerja. b. Pengurangan Keterlambatan Tenaga Kerja Berbagai alasan seringakali muncul dari tenaga kerja atas tindakan yang mereka lakukan meskipun sering sekali alasan itu tidak masuk akal, misalnya keterlambatan kerja karena faktor tempat tinggal, gangguan lalu lintas di perjalanan dan sebagainya. c. Mengurangi Timbulnya Kecelakaan Kerja, Kerusakan AlatBahan inventaris organisasi atau perusahaan sebagai penunjang aktivitas kerja Kecelakaan bekerja itu biasanya timbul atas kelalaian karyawanrelawan ataupun pihak perusahaanorganisasi, ketidaktahuan tenaga kerja tentang keselamatan kerja dan penggunaan peralatan didalam suatu pekerjaan. d. Peningkatan Produktifitas Kerja Tujuan setiap perusahaanorganisasi adalah memperoleh tingkat produktifitas tinggi, setiap proses mengalami setiap peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk memperoleh hal tersebut didukung beberapa faktor diantaranya adalah kondisi kerja para tenaga kerja. Apabila tenaga kerja tidak memiliki gairah dan semangat bekerja, tentu produktifitas kerja pun akan merosot atau rendah. Sebaliknya, apabila tenaga kerja memiliki semangat dan gairah kerja tinggi keluaran produktifiatas kerja akan tinggi pula. e. Peningakatan Kecakapan Kerja Perkembangan teknologi dan komputerisasi yang makin maju, menuntut tenaga kerja harus mampu menggunakannya. Untuk itu, tenaga kerja dituntut mengembangkan kemampuan dan kecakapan kerjanya baik secara manual maupun teknologi. f. Meningakatkan Rasa Tanggung jawab Masing-masing tenaga kerja sebenarnya memiliki tanggung jawab, hanya tingkatan dan kebutuhannya berbeda-beda bergantung pada beban tugas dan pekerjaan yang diserahkan padanya. Yang dimaksud tanggung jawab disini adalah kewajiban seorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Makin tinggi hierarki perusahaanorganisasi makin besar tanggung jawab yang diserahkan kepadanya.

II.1.5. Metode serta Teknik Pendidikan dan Pelatihan

Menurut DR. B. Siswanto Sastro Hadiwiryo 2005, hal :214 dan Prof.DR.Soekidjo Notoadmojo 2003, hal :59-69, metode serta teknik pendidikan dan pelatihan juga dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya a. Pelatihan di tempat tenaga kerja Pelatihan di tempat tenaga kerja yang dimaksudkan untuk memberikan petunjuk khusus kepada para tenaga kerja guna melakukan tugas serta pekerjaannya. Pelatihan di tempat kerja penyelenggaraanya pada tempat kerja berupa pelatihan praktek dengan menggunakan situasi pekerjaan sebagai sarana untuk memberi instruksipetunjuk. Jenis metode ini sering dijumpai karena dianggap sebagai metode yang efektif dan efisien serta alokasi biaya juga murah. b. Kuliah Metode kuliah sering digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaanya, metode ini banyak sisi positifnya yaitu selain dapat menampung peserta dalam jumlah banyak juga dapat menggunakan media cetak, elektronik, misalnya bagan, chart, kaset, video, film maupun jenis peraga lainnya. Namun disisi lain, metode ini seringkali dipandang kurang efektif karena biasanya kurang memberikan pengembangan diantara peserta dan lebih banyak bersifat memberi given yaitu hanya memindahkan ide, pengetahuan, keahlian dan kecakapan dari para pengajar kepada para peserta pendidikan dan pelatihan. c. Studi Kasus Penyajian laporan dari suatu kejadian yang telah diteliti, di analisis tetapi masih memerlukan keputusan peserta serta pemecahannya. Fungsinya untuk menganalisis suatu masalah dalam mendemonstrasikan ringkasan suatu kasus secara jelas dan padat. d. Permainan Peranan Role Playing Metode role playing dapat didefenisikan sebagai suatu metode pendidikan dan pelatihan dimana telibat persis interaksi hubungan individu baik sebenarnya maupun tiruan yang diperankan secara spontan. Peragaan ini biasanya disusun oleh suatu diskusi dan analisis untuk menentukan hal-hal yang telah terjadi, mengapa terjadi, bagaimana masalah tersebut mendapatkan sebuah solusi. e. Seminar dan lokakarya Seminar adalah suatu studi kasus yang biasanya diikuti lebih daripada 30 orang dan dipimpin oleh seorang yang ahli didalam bidang dipelajarinnya. Sedangkan loka karya adalah pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan ahli-ahli yang dapat membantu, guna membicarakan masalah atau pelajaran yang dirasakan sulit untuk dipecahkan sendiri. f. Simposium Simposium adalah serangakai pembicaraan yang diberikan oleh bebrapa ahli dalam bidangnya masing-masing dengan topik yang berlainan tetapi berhubungan erat satu sama lainnnya. g. Diskusi kelompok Metode pendidikan dan pelatihan diskusi kelompok adalah suatu proses interaksi secara lisanoral mengenai tujuan tertentu yang didalamnya melibatkan peserta, melalui tukar menukar informasi dan pendapat untuk pemecahan sesuatu masalahpersoalan. Kebaikan dari pada diskusi kelompok adalah antara lain: - diskusi kelompok dapat melibatkan peserta dalam jumlah yang besar - dapat menimbulkan wawasan baru bagi peserta baru Kelemahan daripada diskusi kelompok adalah antara lain: - sering sekali dalam diskusi hanya didominasi peserta yang pintar saja, sementara peserta yang pasif hanya sebagai penonton - apabila pimpinan diskusi kurang mampu dan kurang lincah dalam, diskusi akan menjadi pura-pura h. Kombinasi Selain metode yang telah diuraikan diatas ada satu metode yang kadang- kadang dilakukan penyelenggara pendidikan yaitu metode kombinasi yaitu gabungan dari dua atau lebih metode yang dilaksanakan dengan tidak mengindahkan prinsip dari masing-masing metode. II.1.6.Evaluasi Penyelenggaraan pendidikan dan Pelatihan Salah satu kegiatan yang harus dilakukan pendidikpelatih dalam melakukan tugas dan perannya adalah evaluasi. Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pelatihan, terutama dalam seluruh kegiatan belajar mengajar berhasil tidaknya program pendidikan dan pendidikan akan terlihat jelas pada saat kegiatan evaluasi yang dilaksanakan. Apabila berbicara tentang proses pendidikan dan pelatihan, masalah evaluasi sulit untuk dipisahkan. II.7.Pengertian dan Tujuan Evaluasi Dari titik pandangan pendidikan dan evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan program pendidikan dan pelatihan Tujuan evaluasi dalam pendidikan dan pelatihan, antara lain untuk mengetahui : a. Tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta dalam suatu periode proses belajar mengajar tertentu. b. Posisi atau kedudukan peserta dalam kelompoknya c. Tingkat usaha yang telah dilakukan peserta dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan d. Sampai sejauh mana para peserta telah merealisasikan menjadi suatu penerapan melalui pekerjaannya e. Efisiensi metode pendidikan dan pelatihan yang dilakukan II.2.Prestasi kerja II.2.1.Pengertian prestasi Menurut Melayu hasibuan 1993, hal. 83-84 pengertian prestasi adalah ”suatu tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Sedangkan prestasi kerja adalah karyawanrelawan yang mencapai hasil kerja dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara kualitas maupun kuantitas disamping bekerja secara efektif dan efisien yang pantas untuk dipromosikan untuk hal ini karena hal ini menunjukkan bahwa karyawanrelawan tersebut dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan hal-hal dengan baik. Prestasi kerja dapat juga hasil kerja yang maksimal dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada karyawanrelawan yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu yang tepat. II.2.2.Penilaian Prestasi Penilaian prestasi kerja adalah proses organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawanrelawan dimana diharapkan nantinya dapat memperbaiki kinerja karywanrelawan tentang pelaksanaan pekerjaan mereka. Menurut T.Hani handoko 1989,hal. 135 mengemukakan tentang kegunaan penilaian prestasi kerja sebagai berikut: 1. Perbaikan prestasi kerja 2. Keputusan-keputusan penempatan 3. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan. 4. Perencanaan dan pengembangan karir. 5. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing 6. Ketidakakuratan informasi. 7. Kesempatan kerja yang adil. 8. Tantangan-eksternal eksternal Di dalam sistem penilaian prestasi kerja di dalam suatu organisasi mencakup beberapa elemen.elemen pokok sistem penilaian prestasi kerja ini mencakup kriteria yang ada hubungannya dengan pelaksanaan kerja dan pemberian umpan balik kepada karyawan dan manajer personalia. Meskipun manajer personalaia merancang sistem penilaian prestasi kerja, akan tetapi kebanyakan yang melakukan prestasi kerja terhadap bawahannya pada umumnya atasan langsung dari karyawan yang bersangkutan. II.2.2.1.Tujuan Penilaian prestasi Kerja Tujuan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi antara lain : 1. Mengetahui tingkat kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan kecakapan, ketrampilan yang dimilikinya 2. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan job description 3. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan bagi karyawanrelawan yang berada dalam organisasi 4. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawanrelawan 5. Melihat hasil dan mutu karyawan serta ke arah pencapaian pekerjaan yang lebih baik 6. Memberi prestasi kepada karyawan yang bersangkutan sehubungan dengan pengembangan karirnya.

II.2.2.2 Metode-Metode Penilaian Prestasi Kerja a.

Penilaian Prestasi Kerja Berorientasi Waktu Lalu Penilaian prestasi kerja berorientasi waktu lalu artinya penilaian prestasi kerja seorang relawankaryawan yang berdasarkan hasil yang telah dicapai oleh karyawanrelawan selama ini. Metode ini mempunyai kelebihan dalam hal perlakuan terhadap kerja yang telah terjadi dan sampai derajat tertentu dapat diukur. Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni prestasi kerja pada waktu yang lalu tidak dapat diubah. Teknik-teknik penilaian ini antara lain: 1..Rating Scale Dalam hal ini penilai melakukan penilaian subjektif terhadap prestasi kerja karywanrelawan dari skala tertentu dari yang terendah sampai tertinggi. 2.Checklist Dalam metode checklist penilai hanya memilih pernyataan-pernyataan yang tersedia yang menggambatkan prestasi kerja dan karakteristik-karakteristik karyawanrelawan 3.Metode Peristiwa Kritis Didasarkan kepada catatan-catatan kepada pimpinan atau penilaian karyawanrelawan yang bersangkutan tentang pekerjaan atau tugas dari karyawan yang akan dinilai. 4.Metode peninjauan lapangan Metode penilaian ini dilakukan dengan cara langsung terjun ke lapangan untuk menilai prestasi kerja karyawanrelawan 5. Tes Prestasi Kerja Yaitu dengan menggunakan test tertulis kepada karyawanrelawan yang akan dinilai.

b. Penilaian Prestasi Kerja berorientasi masa yang akan datang

Metode ini memusatkan prestasi kerja karyawansaat ini serta menetapkan sasaran prestasi kerja di masa akan datang. Teknik-teknik yang digunakan antara lain: 1. Penilaian diri self appraisals Metode ini menekankan bahwa penilaian prestasi kerja karyawan dinilai oleh karyawanrelawan itu sendiri. 2. Pendekatan management Byo Objective MBO Bentuk metode penilaian ini ditentukan bersama-sama antara penilai atau pimpinan dengan karyawanrelawan yang akan dinilai. 3. Penilaian psikologis Dengan mengadakan wawancara mendalam, diskusi atau tes psikologis terhadap karyawanrelawan yang akan dinilai. Aspek-aspek yang akan dinilai antara lain intelektual, motivasi, emosional dan sebagaianya. II.2.3.Aspek-aspek Yang Dapat Meningkatkan Prestasi Kerja. Penilaian hasil kerja karyawan memberikan kesempatan bagi manajer maupun bagi karyawan-karyawan untuk menilai hasil kerja pada waktu lampau, disamping juga mempermudah dalam penyusunan tujuan dan rencana pengembangan untuk karyawan pada penilaian di waktu mendatang. Penilaian harus direncakan secara hati- hati untuk memastikan agar penilaian berdasarkan informasi yang objective dan dikumpulkan untuk jangka waktu yang hendak dinilai. Biasanya penilaian dapat dilakukan setahun sekali, tetapi jika dibutuhkaan dapat sesuai dengan organisasi. Depertemen personalia biasanya selalu berhubungan dengan prestasi kerja karyawan suatu perusahaanorganisasi. Maka untuk meningkatkan preastasi kerja karyawan ada beberapa aspek yang harus didukung antara lain:

1. Gaji

Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup kepada karyawannya. Banyaknya gaji yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan prestasi kerja karyawanrelawan. Sudah sama-sama kita maklumi makin besar gaji yang diberikan berarti semakin tercukupi kebutuhan mereka. Dengan demikian mereka akan mendapat ketenangan dalam melaksakan tugas sehingga gairah dan semangat kerjanya dapat dirasakan

2. Fasilitas

Setiap perusahaan bilamana memungkinkan hendaknya menyediakan fasilitas yang menyenangkan bagi para karyawanrelawan, berarti prestasi kerja mereka dapat lebih ditingkatkan. fasilitas termasuk juga balai pengobatan, tempat ibadah, kamar kecil yang bersih dan juga sebagainya.

3. Rekreasi

Suasana kerja yang rutin sering sekali menimbulkan kebosanan dan ketegangan kerja bagi para karyawanrelawwan. Untuk menghindari hal yaeng seperti itu, maka perusahaan perlu dalam waktu tertentu menciptakan suasana santai, misalnya dengan mengadakan piknikrekreasi bersama-sama. Tentu saja usaha seperti itu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan atau organisasi. Pengaruh yang dilibatkan itu cukup besar, semangat dan kegairahan kerja akan timbul sehingga prestasi kerja akan timbul.

4. Promosi

Informasi mengenai performance dan prestasi kerja karyawanrelawan perlu diketahui sebelum promosi untuk karyawan relawan yang bersangkutan dilakukan. Informasi mengenai hal tersebut dapat diambil dari penilaian hasil prestasi kerja karyawanrelawan yang bersangkutan. Secara objektiv penilaian tersebut digunakan untuk pertimbangan apakah promosi tersebut tepat bagi karyawanrelawan yang dimaksud. Hal ini untuk menghindari adanya hambatan ataupun kegagalan dalam jabatan baru yang baru dipromosikan. Keuntungan penilaian Kecakapan - memberikan penghargaan kepada karyawanrelawan yang memiliki kemampuan lebih - memberikan balas jasa atas prestasi yang dicapai - berguna bagi karyawanrelawan untuk mengetahui kedudukan mereka II.2.4.Kerangka pemikiran Peningkatkan kapasitas karyawanrelawan PMI Cabang Medan menjadi sangat penting disebabkan karena profesi dan tugas-tugas yang harus di emban oleh karyawanrelawan PMI Cabang Medan menyangkut nilai-nilai kemanusiaan yang memang tidak bisa dikerjakan secara sembarangan namun sebaliknya dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang benar-benar menguasai di bidangnya, punya dedikasi secara total terhadap pekerjaan dan dedikasi dan profesional dalam tugas-tugas nya. Kendati sulit Untuk membentuk Sumber Daya Manusia karyawanrelawan PMI Cabang Medan, namun SDM adalah salah satu kunci motor penggerak organisasi seperti PMI Cabang Medan ini. Maka, untuk mencapai semua itu pendidikan dan pelatihan bagi karyawanrelawan sangat membantu kaaryawanrelawan di dalam pekerjaanya untuk menghasilkan karyawanrelawan yang ahli, cakap, produktif serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya dan yang penting diperhatikan bahwa bagaimana pendidikan dan pelatihan itu diselenggarakan yang mencakup secara teknis, kuantitas dan kualitas pembicara, sarana prasarana dan hal- hal penunjang lainnya yang memberikan kontribusi tercapainya tujuan diklat yang sebenarnya. Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan dan pelatihan itu terdiri dari input sasaran diklat dan output perubahan perilaku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka pemikiran sebagai berikut :

F. Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip widodo dalam bukunya ”Cerdik menyusun proposal penelitian”hipotesis adalah ”dugaan yang bersifat sementara sehingga perlu pembuktian”. Widodo 2004:42. Karena ia merupakan dugaan maka hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan sinkron dengan perumusan masalah. Berdasarkan defenisi tersebut maka hipotesis pada penelitian ini adalah ”terdapat pengaruh antara pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja karyawanrelawan PMI cabang Medan. Bentuk-bentuk pendidikan dan pelatihan : - Pelatihan di tempat kerja -Kuliah -Studi kasus -Permainan peranan -Seminar lokakarya -Simposium -Diskusi kelompok Hasil-hasil yang dicapai : -pengurangan keterlambatan kerja -peningkatan produktifitas -peningkatan keahlian kerja -peningkatan kecakapan kerja -peningkatan rasa tanggung jawab PMI Cabang Medan Proses teknis penyelenggaraan bentuk- bentuk pendidikan dan pelatihan

G. Defenisi Konsep

Masri singarimbun dan sofian Effendi mengatakan bahwa konsep adalah abstraksi atau gambaran mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu”. Masri S dan Sofyan E1987:34 Atas dasar itu penulis memberikan batasan atau defenisi dari beberapa konsep yang digunakan yaitu: 1. Pendidikan dan pelatihan adalah proses pengembangan dan pengarahan pengetahuan dan ketrampilan serta sikap dan perilaku yang tepat direncanakan untuk dapat memenuhi kebutuhan organisasi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. 2. Prestasi menurut Malayu Hasibuan 1993, hal.83-84pengertian prestasi adalah ”suatu tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Sedangkan prestasi kerja adalah karyawanrelawan yang mencapai hasil kerja dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara kualitas dan kuantitas disamping bekerja secara efektif yang pantas untuk dipromosikan karena hal ini menunjukkan bahwa karyawanrelawan tersebut dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.

H. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel penelitian Nawawi, 1991.113 1.Variabel bebas independent variabel X pendidikan dan pelatihan dengan indicator : - kapasitas, kualitas Tenaga pengajar pemberi materi dalam diklat tersebut - Kesesuaian antara teori dan praktek diklat dengan tuntutan tugas-tugas organisasi. - Fasilitas diklat yang mencakup sarana dan prasarana penunjang yang sesuai dengan kebutuhan diklat - Frekwensi karyawanrelawan dalam mengikuti diklat 2. Variabel Terikat Dependent variabel Y Prestasi kerja dengan indikator : a. Kedisiplinan, yaitu yang menyangkut keterlambatan kerja karyawanrelawan sesudah mengikuti diklat b. Peningkatan produktifitas c. Peningkatan keahlian kerja d. Peningkatan kecakapan kerja e. Peningkatkan rasa tanggung jawab

BAB III METODE PENELITIAN

III.1. Bentuk Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional yaitu metode yang digunakan untuk meneliti hubungan atau pengaruh antar dua variabel. III.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di markas PMI Cabang Medan Jl. Palang Merah NO 17 20151. alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena disitu adalah basis-basis atau tempat berkumpulmya para relawaankaryawan secara rutin sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. III.3. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditetapkan kesimpulannya. sugiyono, 1994:57 Berdasarkan uraian tersebut diatas maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawanrelawan PMI Cabang Medan yang berjumlah sekitar 117 orang. III.4. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi sebahagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedimikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan menggambarkan populasi yang sebenarnya. Menurut suharsimi Arikunto2002, hal :112 apabila subyeknya lebih kecil dari 100 maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 -15 atau 20 -25 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Jumlah seluruh karyawanrelawan PMI cabang Medan pada saat ini berjumlah 117 orang dengan porsi karyawan berjumlah 22 orang dan relawan berjumlah 95 orang. Sebagai informasi bahwa disini yang dimaksud dengan karyawan adalah anggota atau pengurus tetap PMI yang diangkat menjadi Anggota sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat dan statusnya tidak sebagai suka rela. Sedangkan relawan statusnya adalah sebagai suka relawan yang direkrut atau menawarkan diri untuk membantu tugas-tugas PMI berdasarkan kesepakatan tertentu dan tanpa adanya surat keputusan dari PMI pusat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 117 x 20 = 23,5 digenapkan menjadi 24 sampel. III.5. Teknik analisa data III.5.1. Pengujian Validitas Sebelum pengambilan data sebenarnya dilakukan, terlebih dahhulu hji coba kuesioner untuk mengetahui layak tidaknya kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian. Menurut sharsimi Arikunto 2002, hal : 144 secara umum yang dimaksud validitas alat ukur adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang tidak valid memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud. Langkah-langkah pengujian validitas dapat dijelaskan sebagai berikut: Cara menguji validitas - melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. - Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban - Pengujian validitas ini menggunakan analisa product moment, yaitu dengan mencari korelasi setiap butir dengan skor total. Pengujian validitas dilakakukan dengan menguji setiap butiritem pertanyaan pada variabel X dan variabel Y Adapun pengujian validitas dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : { } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n r Dimana : r = Korelasi Product moment, antara skor butir dengan skor total n = Jumlah sampel x = Skor tiap butir y = Skor total Setelah uji validitas dilakukan terhadap variable X dan variable Y maka nilai koefisien masing-masing data variable X dan variable Y validitas untuk butir pertama dan butir selanjutnya akan dibandingkan dengan table nilai r product moment. Syarat data yang dinyatakan valid adalah r hitung r tabel. Apabila dalam perhitungan ditemukan pertanyaan yang tidak valid maka kemungkinan adalah bahwa pertanyaan tersebut penyajiannya kurang baik. III.5.2. Koefisien korelasi Studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variable-variabel dikenal dengan nama analisa korelasi. Tujuan analisa korelasi adalah untuk melihat apakah ada hubungan dan seberapa erat hubungan antar variable itu terjadi. Ukuran untuk mengetahui derajat hubungan antara variable-variabel terutama pada data kuantitatif angka-angka dinamakan koefisien korelasi r. Untuk menghitung koefisien korelasi berdasarkan sekumpulan data x,y berukuran n jumlah data dapat digunakan rumus : { } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n r xy Dimana : = xy r koefisien korelasi antara variabel x dan y n = jumlah data x = variabel bebas y = variabel terikat III.5.3. Koefisien determinasi Disamping hubungan yang ditunjukkan koefisien korelasi, perlu juga ditentukan koefisien determinasi dapat memberikan gambaran seberapa besar pengaruh variabel x terhadap variabel y dengan rumus D = 100 2 x r . III.VI. Teknik pengumpulan data Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, penulis menggunakan tehnik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1. Penelitian kepustakaan library reseach yaitu dengan cara mengumpulkan data yang diperlukan melalui buku-buku, media massa, artikel, bulletin, dll, yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. 2. Penelitian Lapangan field reseach Penelitian ini dilakukan dengan cara langsung terjun kelapangan untuk mengumpulkan data-data melalui : wawancara interview yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengadakan dialog secara langsung dengan pihak- puhak lembaga yang bersangkutan dengan penelitian ini dan juga langsung melihat penyelenggaraan diklat di PMI Cabang Medan.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN