BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberadaan laboratorium kimia termasuk kimia analitik FMIPA USU telah berusia 45 tahun dan keberadaannya mempengaruhi lingkungan sekitarnya karena pembuangan limbahnya masih
belum baik.
Limbah laboratorium adalah zat sisa dari setiap praktikum kimia. Zat ini sudah tidak dipakai atau dimanfaatkan lagi, dibuang ketika mencuci alat-alat gelas praktikum kedalam
pembuangan air cucian laboratorium tersebut.
Laboratorium merupakan salah satu komponen penting yang ada pada sebuah perguruan tinggi yang seharusnya memenuhi persyaratan laboraturium yang baik. Laboraturium sering
dimanfaatkan sebagai tempat melakukan praktikum dan research, dimana limbahnya masih belum mendapat perhatian cukup. Adapun Selama proses pemanfaatan bahan ini hingga
selesainya penggunaannya ternyata meninggalkan dampak yang mampu mengancam lingkungan sekitar laboratorium terutama pada tanaman yang tumbuh disekitar laboraturium tersebut
Wahyudi, E,
www.canopy.brawijaya.ac.id, Diakses 24 maret 2010
Adanya tanaman yang berada disekitar laboraturium, khususnya tanaman mangga Mangifera indica yang berada didepan dan dibelakang laboraturium kimia analitik FMIPA
USU banyak sedikitnya akan menyerap limbah-limbah hasil sisa pembuangan zat-zat kimia yang digunakan sewaktu melakukan praktikum kimia analitik oleh mahasiswa-mahasiswi FMIPA
USU, apalagi dalam frekwensi waktu yang telah cukup lama.
Kandungan logam dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan logam dalam tanaman yang tumbuh diatasnya, sehingga kandungan logam yang kurang atau berlebihan dalam jaringan
tanaman akan mencerminkan kandungan logam dalam tanah. Tetapi ada kekecualian, yaitu
Universitas Sumatera Utara
dengan adanya suatu interaksi diantara logam itu sendiri, sehingga terjadi suatu hambatan penyerapan kandungan logam tersebut dalam tanaman Darmono ,1995
Zat-zat pencemar merupakan senyawa yang tidak diinginkan dalam lingkungan hidup. Bahan-bahan pencemar itu tergolong zat organik dan anorganik. Diantara zat zat
pencemar anorganik maka logam berat seperti cuprum Cu dan zinkum Zn mendapat perhatian yang lebih banyak. Hal ini bukan saja karena sifat toksiknya
melainkan logam berat itu pada umumnya terdapat dalam lingkungan http:one.indoskripsi.com, 2009, Diakses 24 Maret 2010 .
Cuprum Cu diperlukan oleh berbagai sistem enzim di dalam tubuh manusia. Kebutuhan tubuh per hari akan Cu adalah 0,05 mgkg berat badan. Pada kadar tersebut tidak terjadi
akumulasi Cu pada tubuh manusia normal. Konsumsi Cu dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan gejala-gejala yang akut. Beberapa gejala keracunan Cu adalah sakit perut, mual,
muntah, diare, dan beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian Darmono, 1995.
Tubuh manusia terdapat Zn kira kira 2.3 g dan hanya dapat menyerap 20 40 Zn dari makanan sehingga dapat dicukupi dengan minuman yang diperkaya dengan Zn. Minimal asupan
harian Zn berkisar antara 4 8 g. Gejala kekurangan Zn menyebabkan rasa tidak enak dan hilangnya nafsu makan. Pengaruh terbesar dapat terjadi pada sistem kekebalan dan enzim pada
tubuh anak
anak. Sedangkan kelebihan penyerapan Zn dapat menyebabkan gejala mual, muntah, pusing, mulas sakit perut, demam, diare http:smk3ae.wordpress.com, Diakses 24
maret 2010
Berdasarkan hal diatas maka timbul keinginan untuk meneliti kandungan unsur Cuprum Cu dan Zinkum Zn pada daun mangga Mangifera indica yang berada disekitar laboratorium
kimia analitik FMIPA USU dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Adapun alasan pemilihan daun mangga Mangifera indica karena tanaman ini merupakan tanaman yang
buahnya dapat dikonsumsi dan berada disekitar laboraturium kimia analitik FMIPA USU yang dilewati pembuangan limbah-limbah selama praktikum dilaksanakan yang terbawa aliran
selokan.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan