Kopling pada Poros Output Sistem Transmisi Roda Gigi Perencanaan Flens Perencanaan Baut Pengikat

4.7.1. Kopling pada Poros Output Sistem Transmisi Roda Gigi

Daya dari motor penggerak diteruskan menuju gigi cacing, untuk itu dipergunakan kopling tetap yang sederhana. Kopling ini terdiri dari flens dengan empat buah baut pengikat. Dimensi dari kopling dapat diambil berdasarkan diameter poros roda gigi cacing dimana untuk diameter poros output sebesar 30 mm, maka diperoleh dimensi kopling sebagai berikut........ Literatur 9, hal, 31 1. A = 140 mm 6. G = 124 mm 2. F = 18 mm 7. H = 31,5 mm 3. L = 50 mm 8. d = 10 mm 4. C = 63 mm 9. n = 4 buah 5. K = 4 mm 10.B = 100 mm

4.7.2. Perencanaan Flens

Tegangan yang terjadi pada flens untuk poros roda gigi cacing dapat dihitung sebagai berikut : F C T g 2 . 2 π τ = ...................Literatur 9, hal, 34 Dimana : T = Momen Torsi = 2597,33 kg.mm C = Diameter Naf bos = 63 mm F = Tebal flens = 18 mm Sehingga tegangan yang terjadi pada flens : Universitas Sumatera Utara 18 . 63 . 33 , 2597 . 2 2 π τ = g 2 mm kg 0,0231 = g τ 2 mm N 0,227166 = g τ Bahan untuk flens dipilih bahan baja cor kelabu FC20 yang memiliki kekuatan tarik 2 20 mm kg b = τ Lampiran 2 . Maka tegangan geser izin ini didapat dari persamaan : 2 1 . f f B g S S τ τ = 3 , 1 . 6 20 = g τ 2 56 , 2 mm kg g = τ 2 25,1136 mm N g = τ Dari perhitungan yang diperoleh diatas diketahui bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser izin, jadi flens memenuhi syarat.

4.7.3. Perencanaan Baut Pengikat

Tegangan geser pada baut untuk poros roda gigi cacing dapat dihitung dari persamaan : B n d T c g 2 . 8 π τ = ...............................Sularso, 1978 Dimana : T = Momen Torsi = 1428,533 kg.mm d = Diameter baut = 10 mm Universitas Sumatera Utara n c = n x g untuk g adalah faktor koreksi terhadap jumlah baut yang menerima beban secara merata = 50 = 4 x 50 = 2 B = Jarak antara sumbu baut = 100 mm Sehingga tegangan geser pada baut adalah sebesar : B n d T c g 2 . 8 π τ = 100 . 2 . 10 . 1428,533 . 8 2 π τ = g 2 0,18197 mm kg g = τ 2 78521 , 1 mm N g = τ Pada perencanaan ini dipilih baut dengan bahan baja karbon konstruksi mesin S 35 C, yang memiliki kekuatan tarik 2 50 mm kg b = τ . Maka tegangan geser izin ini didapat dari persamaan : 2 1 . f f b g S S τ τ = 3 , 1 . 6 50 = g τ 2 41 , 6 mm kg g = τ 2 88 , 2 6 mm N g = τ Dari prhitungan yang diperoleh diatas diketahui bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser izin bahan, jadi baut memenuhi syarat untuk digunakan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR PENUMPU

Guna menumpu seluruh komponen konveyor sabuk dan mengarahkan aliran muatannya digunakan struktur penumpu konveyor. Struktur penumpu merupakan rangka frame yang terdiri dari batang memanjang dan batang tegak yang disatukan dengan menggunakan sambungan las. Untuk menumpu konveyor ini biasanya dipergunakan batang-batang profil seperti gambar berikut : Gambar 5.1 Struktur rangka penumpu Universitas Sumatera Utara