2.5 Program Kemitraan Sebagai Wadah Pengembangan UKM
Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha diberbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling
membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar. Salah satu bentuk
kemitraaan usaha yang melibatkan UKM dengan usaha besar adalah production linkage. Dimana disini UKM sebagai pemasok bahan baku dan
penolong dalam rangka mengurangi ketergantungan impor. The Kian Wie 1992 menyatakan bahwa ada 10 bentuk keterkaitan
langsung pemasok UKM dan perusahaan besar yaitu mulai produksi, lokasi yang berdekatan, informasi cirri dan mutu komponen, bantuan hibah
keuangan atau pinjaman lunak, pembelian bahan baku, manajerial, penetapan harga, bantuan distribusi dan diversifikasi dalam rangka memperkuat
keuangan. Akantetapi, keterkaitan tersebut harus bersifat mendidik untuk bisa mandiri sehingga UKM dapat meningkatkan daya saingnya.
Didalam dunia bisnis berkembang beberapa pola kemitraan usaha antara lain: pertama, Inti-Plasma. Inti berfungsi melakukan pembinaan,
penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi produksi.
Kedua, sub-kontrak. Pola ini merujuk pada usaha kecil memproduksi komponen yang di perlukan oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian
dari produksinya. Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan
Universitas Sumatera Utara
produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai bagian yang tidak terpisahkan,
pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah.
Ketiga, dagang umum. Pada pola ini usaha menengah dan besar memasarkan hasil produksi usaha atau usaha kecil sebagai pemasok
kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan.
Keempat, waralaba pemberian waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merek dagang dan saluran distribusi perusahaanya kepada penerima
waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek-merek terkenal
dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan pola ini seperti fast food, industry kimia, obat-obatan dan
industry jasa lainnya. Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan, namun dalam
jangka panjang pola ini dapat menguras devisa Negara sangatlah besar karena royaliti yang dibayar secara totslitas sangatlah besar.
Kelima keagenan, pada pola ini usaha kecil diberikan hak khusus untuk memasarkan jasa usaha menengah dan besar. Kelima pola tersebut
didasarkan pada peraturan pemerintah Nomor 44 tahun 1997 tentang kemitraan dan surat Keputusan Bersama nomor 22SKB 1998 dan Nomor
07SKBVII 1998.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah menawarkan konsep Bussines Development Service BDS yang mengikutsertakan peran serta masyarakat baik asosiasi,
himpunan, perguruan tinggi, yayasan dalam perusahaan maupun lembaga swadaya masyarakat dan lembaga non pemerintah.
Lembaga BDS memberikan jasa layanan non keuangan, bersifat dinamis, dan ruang lingkup kerja yang luas sesuai dengan kebutuhan untuk
menjalankan bisnis. Layanan yang diberikan dapat berupa konsultasi, pelatihan bimbingan dan pendampingan, penyusunan proposal, kontak bisnis,
dan berbagai fasilitasi terhadap akses pasar, permodalan informasi, pengembangan manajemen dan teknologi.
Program kemitraan merupakan wadah untuk pengembangan UKM dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan-
kelemahan yang selama ini dialami oleh UKM di Indonesia mengigat mekanisme dan struktur kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP-
236MBU200 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi harapan pelaku UKM.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitihan merupakan langkah penting di dalam suatu penulisan skripsi dimana dengan adanya konsep penelitian yang sistematis dan baku maka
akan mengarahkan penelitian ke tujuan yang ingin dicapai. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut:
2.1 Lokasi Penelitian