ANALISIS KOMPOTENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DI SMP NEGERI SE-KOTA TERNATE
ANALISIS KOMPOTENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DI SMP NEGERI SE-KOTA TERNATE
Hernita Pasongli, Hasmawati, dan Riski Nuri Amelia
Prodi Pendidikan Geografi FKIP UNKHAIR, Prodi Pendidikan PPKN FKIP UNKHAIR
e-mail: mokhtarnita@gmail.com
ABSTRAK. Penelitian dengan bertujuan untuk 1) mendeskripsikan kompetensi professional guru IPS se-Kota Ternate, 2) Mendeskripsikan kompetensi pedagogic guru IPS se-Kota Ternate dan 3) mendeskripsikan persepsi siswa terhadap komptensi professional dan pedagogic guru IPS. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VIII di SMP Negeri Kota Ternate. Data yang diperoleh dari angket dan lembar observasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa bahwa Kompetensi professional guru IPS se-Kota Ternate dikategorikan tinggi sebesar 62%, sedangkan kategori sedang sebesar 36% dan katgori rendah sebesar 2,22%. Sedangkan Kompetensi pedagogic guru IPS dikategorikan tinggi sebesar 24%, sedangkan kategori sedang sebesar 42% dan kategori rendah sebesar 34%. Selanjutnya Persepsi Peserta didik di SMP Negeri se-Kota Ternate terhadap kompetensi pedagogic guru dikategorikan tinggi sebesar 38,56%, sedangkan kategori sedang sebesar 51,63% dan kategori rendah sebesar 9,8%. Sedangkan untuk kompetensi professional dikategorikan tinggi sebesar 57,51%, kategori sedang sebesar 38,56% dan kategori rendah sebesar 3,92%.
Kata Kunci: Kompetensi Profesional; Pedagogik; Persepsi Siswa
ABSTRACT. Research with aims to 1) describe the professional competence of IPS teachers in Ternate, 2) to describe the pedagogic competence of IPS teachers in Ternate City and 3) to describe students' perceptions of professional competence and pedagogic of IPS teachers. This research was conducted on the students of class VIII in SMP N Ternate. Data obtained from questionnaires and observation sheets. Data obtained from questionnaires and observation sheets. The result of research shows that the professional competence of IPS teachers in Ternate City is 62%, while the middle category is 36% and the low category is 2,22%. While pedagogic competence of IPS teachers is categorized high by 24%, while the moderate category is 42% and lowest category is 34%.
Keywords: Professional Competence; Pedagogic; Student Perceptions
PENDAHULUAN
karena itu guru harus memiliki kompetensi agar dapat menjalankan tugas secara
Guru merupakan agen pembawa profesional dan bertanggung jawab sebagai
perubahan dan memiliki peranan yang faktor penentu dalam usaha pencapaian
sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
tujuan pendidikan, bahkan sebagian besar Kompetensi yang dimiliki guru
masyarakat beranggapan guru ataupun berpengaruh terhadap terciptanya proses
tenaga pendidik merupakan faktor penentu dan hasil belajar yang berkualitas. Guru
keberhasilan program pendidikan, oleh
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 86 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 86
Muhammadiyah 1 dan 2 Ternate pembelajaran di kelas harus berlangsung
cenderung rendah (kurang baik). dengan baik apabila didukung oleh guru
uraian tersebut yang mempunyai kompetensi yang baik
Berdasarkan
menunjukan bahwa di Maluku Utara karena guru merupakan ujung tombak dan
khususnya di Kota Ternate kompetensi pelaksanan terdepan pendidikan anak-anak
progesional dan paedagogik Guru IPS di sekolah,
masih belum baik karena dipengaruhi Begitu pentingnya peranan guru
beberapa factor diantaranya adalah guru dalam proses pendidikan, maka seorang
yang mengajar pada matapelaran IPS tidak guru dituntut selalu meningkatkan
berkorelasi dengan disiplin ilmunya serta kemampuannya sebagai tenaga yang
hasil belajar siswa pada nilai UN dua tahun professional. Menurut Soetjipto dalam
terakhir.
Rahayu, 2005 seorang guru yang
METODE PENELITIAN
ini menggunakan menggunakan pertimbangan professional
Penelitian
penelitian pendekatan kuantitatif, dengan (professional judgument) dalam bertindak
menggunakan jenis penelitian deskriptif. dan menjawab masalah yang dihadapi
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam tugasnya.
seluruh guru IPS dan siiswa kelas VIII Data dari Kementerian Pendidikan
SMP Negeri Kota Ternate. Sampel yang Nasional 2011 terungkap fakta bahwa dari
digunakan yaitu 15 guru IPS dan 153 siswa 285 ribu guru yang ikut kompetensi,
secara (purposive ternyata 42,25% masih di bawah rata-rata.
yang
dilakukan
sampling ). Instrumen yang digunakan Hasil yang sama terjadi di Maluku utara,
dalam penelitian yaitu: (a) Lembar data yang di ambil dari Pansergur Rayon
bertujuan melihat 130, menyatakan bahwa mutu tenaga
observasi
yang
kompetensi pedagogik guru, yang terdiri pendidik di Maluku Utara masih rendah
dari 7 variabel sebagai berikut; mengenal berdasarkan hasil UKA dan UKG tahun
karakteristik siswa, menguasai teori belajar 2012 pada posisi urutan ketiga setelah
siswa dan prinsip-prinsip pembelajaran provinsi Maluku (Yusuf, 2014). Hal ini
yang mendidik, pengembangan kurikulum, juga diperkuat dengan hasil penelitian dari
kegiatan pembalajaran yang mendidik, Suardi Kader dan Sugiharsono, 2014 yang
pengembangan potensi peserta didik,
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 87 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 87
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan evaluasi. dan (b) Angket (kuisioner)
A. HASIL
dalam penelitian ini terdiri dari dua untuk
1. Kompetensi Profesional guru dan siswa. Angket (kuisioner) untuk
Hasil penelitian ini akan menjawab guru bertujuan untuk melihat kompetensi
tingkat komptensi professional dan professional guru. Adapun variabel dalam
pedagogic guru IPS se-Kota Ternate dan instrument ini adalah; penguasaan materi.
persepsi siswa terhadap guru. Untuk penggunaan
mengetahui hasil analisi kompetensi Pengelolahan program belajar. Sedangkan
Pedagogik Guru IPS se Kota Ternate dapat kuisioner (angket) untuk siswa terdiri dari
dilihat.
5 variabel antara lain; pengelolahan
program belajar mengajar, pengelolaan
Tabel 2 Hasil Analisis Kompetensi Profesional
kelas, penguasaan materi, penilaian dan
Guru IPS se Kota Ternate
prestasi siswa, penggunaan media dan
Variabel Kategori Pengelolahan
metod. Sedangkan analisis data yang Program
Media dan Belajar dan Metode
Belajar
digunakan untuk menjawab kompetensi
profesional, pedagogik dan persepsi siswa
7 0 Total skor 0
Rendah
1 0 p= 0 Skor Maksimum x100%
Frekuensi
dengan pengkategorian sebagai berikut: Dari Tabel 2 hasil analisis kompetensi
Tabel 1 Pengkategorian
profesional guru IPS se Kota ternate Nilai
dibuatkan diagram batang untuk melihat 81 – 100
Kategori
Tinggi
kategori kompetensi profesional Guru IPS 61 – 80
Sedang
se Kota Ternate berdasarkan tiga indikator ≤ 60
Rendah
yang di analisis.
Diadaptasi dari (Purwanto, 2008) dalam (Yusuf, 2014).
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 88 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 88
Gambar 1. Karegori Kompetensi Guru IPS se
Kota Ternate
dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Berdasarkan Gambar 1, kompetensi
Tabel 3
profesional guru IPS se Kota Ternate
Hasil Analisis Kompetensi Pedagogik Guru IPS Kota Ternate
menunjukan bahwa kategori tinggi pada
Sdg Frek. Rdh Frek.
pada indicator Penggunaan media dan
Mengenal karakteristik
metode serta pengelolaan program belajar
siswa Menguasai teori
mengajar sebanyak 67%, kategori sedang belajar dan
pada indicator penguasaan materi dan yang mendidik
Pengembangan kurikulum
kategori rendah pada indicator penggunaan
Kegiatan pembelajaran
media dan pengelolaan belajar.
yang mendidik Pengembangan potensi peserta
27 4 33 5 40 2. Kompetensi Pedagogik 6
didik Komunikasi
Kompetensi pedagogik meliputi
dengan peserta
didik
pemahaman guru terhadap peserta didik, Penilaian dan
evaluasi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajran, Berdasarkan data-data yang di evaluasi hasil belajar dan pengembangan
tampilkan pada Tabel 3, hasil analisis peserta didik. Pada penelitian ini peneliti
kompetensi paedagogik guru IPS se Kota mengambil 7 indikator yang termuat dalam
Ternate dibuatkan diagram batang untuk kompetensi pedagogic antara lain;
melihat kategori kompetensi pedagogik mengenal dan memahami karakteristik
Guru IPS se Kota Ternate berdasarkan siswa, menguasai teori dan prinsip-prinsip
tujuh indikaor yang di analisis. pembelajaran
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 89
Tabel 4. Persepsi Siswa Terhadap Profesional Guru
Sdg Frek Rdh Frek
Ternate SMP N 2
Gambar 2. Kompetensi Pedagogik Guru IPS
Kota
Kota Ternate
Dari hasil yang diperoleh pada Ternate
Tabel 3 hasil analisis kompetensi
Ternate SMP 5
pedagogic guru IPS menujukan bahwa
kompetensi pedagogic pada tujuh indicator
menunjukan kategori sedang dengan nilai Ternate
SMP N 7
58 14 29 7 13 yang paling tinggi, sedang kategori tinggi 3
Kota
Ternate SMP N
nilainya rendah.
3. Persepsi Siswa terhadap kompetensi
SMP N
3 0 0 0 professional dan pedagogic guru di 0
SMP Negeri se Kota Ternate.
Berdasarkan hasil analisis persepsi digunakan instrument untuk menjaring
siswa terhadap kompetensi pedagogic guru informasi
IPS se Kota Ternate pada Tabel 4, dapat di kompetensi
buatkan diagram untuk melihat tingkat kuisioner yang di isi oleh siswa. Data dan
kategori kompetensi guru berdasarkan iformasi dari siswa sangat penting untuk
persepsi siswa. Untuk lebih jelas dapat meyakinkan kepada peneliti tentang data
dilihat pada Gambar 3 kategori kompetensi utama lainya. Dengan demikian persepsi
profesional guru berdasarkan persepsi siswa terhadap kompetensi guru menjadi
siswa sebagai berikut:
informasi yang baik dalam menelah data yang telah ada. Hasil analisis persepsi siswa dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 90
SMP N 7 Kota
Ternate SMP N
11 Kota
Ternate SMP N
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5 tentang persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogic guru IPS
kemudian di buat diagram untuk
Gambar 3. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru IPS Kota Ternate
mengetahui kategori kompetensi guru. Untuk dapat mengetahui kategori tersebut
Berdasarkan data hasil analisis dapat dibuat diagram kategori sebagai
persepsi siswa terhadap kompetensi
berikut
profesional Guru IPS se Kota Ternate menunjukan
bahwa
kompetensi
profesional guru menunjukan bahwa pada semua indicator yang diukur memiliki nilai yang tinggi sehingga pada persepsi siswa kompetensi profesional guru kategori tinggi. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru IPS
dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Gambar 4. Hasil Persepsi Siswa Tentang
Kompetensi Pedagogik Guru IPS Kota Ternate
Tabel 5
Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik
Guru IPS
Berdasarkan Diagram 4 persepsi
Kategori (%)
SMP Tinggi
siswa tentang kompetensi pedagogik guru
IPS se Kota Ternate menunjukan bahwa
SMP N 2 Kota
9 2 73 16 18 4 kompetensi pedagogic guru IPS se Kota
Ternate SMP N 3
Ternate berada pada kategori sedang, hal
Kota
Ternate SMP N 4
ini dapat dilihat dari diagram batang yang
Kota
berwarna hijau lebih tinggi nilainya pada
Ternate
SMP N 5 Kota
58 7 33 4 8 1 sembilan sekolah sampel dibandingkan
Ternate SMP N 6
nilai dari kategori tinggi.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 91
B.PEMBAHASAN
Michel, 1978 dalam Rusman, 2013
a. Kompetensi Profesional mengemukakan bahwa hasil output siswa
1. Kemampuan dalam Menguasai Materi atau hasil belajar siswa berdasarkan ukuran oleh Guru IPS se-Kota Ternate.
kualitas tingkat pemahaman materi atau Berdasarkan hasil pengisian angket
kompetensi yang dimiliki oleh guru. Selain guru,
itu (Arikunto, 1993) Mengemukakan pengkategorian kompetensi professional
kompetensi professional guru IPS tergolong tinggi sebesar 62,22%
bahwa
mengharuskan guru memiliki pengetahuan dan sedang sebesar 36% dan rendah
yang luas dan dalam tentang bidang studi sebesar 2,22% adapun penjabaran
(Subject Studi) yang akan diajarkan. Hal perindikator penilaian sebagai berikut
ini tidak sejalan dengan jawaban yang berdasarkan
diberikan oleh G5 (Lapiran 2) yang hasil professional guru IPS pada indikator
Tabel
1 kompetensi
jawabannya dikategorikan rendah yaitu penilaian penguasaan materi pembelajaran
58% (Tabel 4.1) dalam penguasaan materi. dikategorikan tinggi berjumlah 7 guru atau
Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang 47% antara lain G1, G7, G8, G9 dan G10
dilakukan oleh peneliti pada saat guru
tersebut melakukan proses pengajaran di dikategorikan sedang yaitu pada G2, G3,
dan sebanyak 7 guru atau 47%
kelas. Salah satu penyebab rendahnya G4, G6, G11, G13 dan G14, hal ini
penguasaan materi guru matapelajaran IPS menujukan bahwa penguasan materi yang
yaitu ketidak pahaman dan ketidaksiapan diberikan oleh guru cukup baik.
guru dalam pelaksaan proses mengajar. Penguasaan materi yang dimaksud yaitu
Selain itu matapelajaran IPS diajarkan oleh pemahaman dan penguasaan materi yang
guru tidak sesuai dengan disiplin ilmunya, sesuai dengan kebidangan ilmu guru
sehingga dapat mempangaruhi kualitas tersebut. Penguasaan materi oleh guru
pembelajran itu sendiri. Ketidaksesuaian dapat mempengaruhi pengetahuan atau
ini dapat berakibat pada proses kognitif siswa yang berkaitan dengan hasil
pencaplokan guru matapelajaran di sekolah belajar siswa, seperti yang dikemukakan
berdampak pada proses (Sujana, 2004) bahwa hasil belajar siswa
sehingga
pembelajaran.
tergantung pada penguasaan guru atas
2. Kemampuan dalam Menggunakan matapelajaran yang diampuhnya dan
Media dan Metode oleh Guru IPS se- Kota Ternate.
ketrampilan mengajarnya. Selain itu T.R
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 92
Berdasarkan pengisian angket oleh guru kepada peserta didik. Hal sejalan dengan IPS, hasil analisis data menunjukan
hasil penelitian yang dilakukan oleh penggunaan media dan metode oleh guru
Jumriah (2010) di Bulukumba tentang IPS dikategorikan cukup baik (Tabel 1).
profesionalisme guru yang menyimpulkan Ini menunjukan bahwa guru yang mengisi
bahwa profesionalisme guru yang tinggi angket
mutu pembelajaran mengetahui pengguaan metode dan media
meningkat sebaliknya profesionalisme yang digunakan haruslah tepat, efesien dan
guru rendah akan menyebabkan mutu efektif, sehingga dapat mempelancar
pembelajaran rendah pula (Yusuf, 2014). dalam prose pembelajaran di dalam kelas.
b. Kompetensi Pedagogik. Pengguaan metode dan media yang tepat
Kompetensi pedagogik guru merupakan dan baik akan mempelanjar penerimaan
kemampuan guru dalam mengelolah proses bahan pelajaran yang diberikan ke
pembelajran di kelas yang meliputi siswanya.
pemahaman terhadap peserta didik,
dan pelaksanaan Program Belajar dan Mengajar oleh Guru
3. Kemampuan dalam Mengelolah
perencanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan IPS se-Kota Ternate
mengembangkan peserta didik untuk Pada Tabel 1 menunjukan bahwa frekuensi
mengatualisasikan potensi yang di guru dalam pengoloahan program belajar
milikinya. Komptensi guru sangat penting mengajar sangat baik atau dapat
dalam proses pembelajran, karena dikategorikan tinggi. Ini dapat dikatakan
pengelolahan kelas efektif dan efesien bahwa guru IPS se-Kota Ternate dapat
akan mempermudah guru dan siswa memahami, merencanakan, menyususun
pembelajaran. silabus dan RPP. Kompetensi profesional
mencapai
tujuan
Berdasarkan analisis data kompetensi guru IPS berdasarkan angket yang diisi
professional guru IPS di SMP Negeri se- oleh guru menunjukan tingkat professional
Kota Ternate dikategorikan tinggi sebesar tinggi. Penguasaan materi, penggunaan
24% sedangkan kategori sedang sebesar metode dan media serta pengelolahan
42% dan kategori rendah sebesar 34%. program belajar mengajarh arus dimiliki
Adapun penjabaran kompetensi pedagogik secara baik oleh guru dalam proses
perindikator penilaian sebagai berikut: pembelajaran sehingga guru dapat memberikan pelayanan dengan baik
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 93
1.Kemampuan Guru IPS dalam Mengenal masalah-masalah yang dihadapi siswa dan Memahami Karakteristik Siswa oleh
sehingga tidak menjadi hambatan dalam Guru IPS se-Kota Ternate
proses pembelajaran.
Pengenalan karakteristik peserta didik Hal ini berbeda dengan perlakukan G6 dan dapat dilihat pada saat proses pembelajaran
G15 yang menunjukan kemampuan cukup berlangsung. Berdasarkan hasil observasi
baik dalam mengenal dan memahami menunjukan bahwa 33% atau 5 guru yaitu
karakteristik peserta didik, ini dapat dilihat G5, G8, G10, G11, G12 dan G13 kurang
proses pembelajaran memahami karakter peserta didik. Dalam
pada
saat
berlangsung, G6 dan G15 sering menegur mengenal dan memahami karakteristik
siswa yang membuat kegaduhan dan siswa guru mempunyai tujuan dalam
memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait keberhasilan dan pemahama peserta didik
dengan materi yang diajarkan. Selain itu terhadap materi yang diajarkan. Hasil
guru tersebut melakukan pendekatan- observasi terlihat masih ada guru yang
pendekatan internal kepada siswa sehingga mengajar tanpa melihat perbedaan karakter
guru dapat lebih mengetahui karakteristik siswa sehingga siswa tidak dapat
siswanya.
kesempatan untuk berpartisipasi dalam
2. Kemampuan Guru IPS se-Kota Ternate kegiatan pembelajaran. Salah satu
dalam Menguasai Teori Belajar dan contohnya G5 membiarkan siswa yang
Pembelajaran yang membuat kegaduhan tanpa memberikan
Prinsip-prinsip
Mendidik
peringatan kepada siswa tersebut. Selain Pembelajaran yang menyenangkan dan itu G8, salah menyebut nama pada saat
kondusif dapat diciptakan oleh seorang memanggil siswanya. Guru seharusnya
guru dalam memahami teori-teori belajar bertindak atau memperlakukan siswa
Prinsip-Prinsip Pembelajaran. sesuai dengan karakter masing-masing
dan
Berdasarkan hasil observasi, Tabel 2 sehingga dapat menempatkan pesertta
5 guru didik memperoleh kesempatan yang sama,
dikategorikan rendah yaitu G5, G8, G10, berpartisipasi aktif dalam kegiatan
G11 dan G14 ini menunjukan bahwa pembelajaran. Selain itu guru juga
kompetensi berupa pendekatan, strategi, seharusnya melakukan pendekatan dan
metode, dan teknik pembelajaran kurang pemaham ke peserta didik agar dapat
dimiliki guru.
memudahkan guru dalam menyelesaikan
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 94
Dalam teori belajar dan prinsi-prinsip Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pembelajaran yang mendidik sebaiknya
peneliti kelima belas guru telah guru
menerapkan dan menyesuaikan dengan memancing siswa lebih aktif dan terlibat
tujuan pembelajaran. Bahkan beberapa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu
guru menentukan tujuan pembelajaran guru juga memberikan apersepsi sebelum
berdasarkan kompetensi dasar dan standar memulai pelajaran dan penguatan atau
kompetensi. Disamping itu guru memilih kesimpulan pada akhir pembelajaran.
dengan tujuan Dalam proses belajar mengajar yang
matari disesuaikan
pembelajaran dan perkembangan peserta berkaitan dengan prinsip serta teori
didik. Berdasarkan hasil observasi dan pembelajaran guru dituntut untuk memiliki
kajian dokumen yaitu silabus dan RPP ketrampilan
menunjukan G5, G9 dan G12 berada pada mengajar. Penentuan metode yang tidak
menggunakan
metode
kategori rendah dan kurang baik dalam sesuai dengan materi dapat membuat kelas
mengembangkan kurikulum. tidak bergairah dan kreatif siswa
4. Kemampuan Guru IPS dalam berkurang.
Melakukan Kegiatan Pembelajaran yang peneliti salah satu kegagalan pembelajaran
disebabkan pemilihan metode dan model Berdasarkan Tabel 1.2 terdapat 6 guru yang kurang tepat. Penggunaan metode
yang dikatagorokan rendah dalam proses akan memotivasi minat siswa karena
kegiatan pembelajran yang mendidik yang metode adalah suatu cara yang memiliki
terdiri dari G5, G8, G9, G10, G11 dan G nilai strategis dalam kegiatan belajar
12. Guru merupakan sumber belajar bagi mengajar
motivator dan mempengaruhi jalannya kegiatan belajar
pembimbing bagi peserta didiknya. mengajar. Hal ini seseuai dengan pendapat
Peserta didik hendaknya menjadi pusat Suprijono, 2011 model pembelajaran dapat
pembelajaran, karena yang melakukan didefenisikan sebagai kerangka konseptual
kegiatan belajar adalah peserta didik, yang melukiskan prosedur sistematis
bukan guru. Dengan adanya perhatian dalam mengorganisasikan pengamalan
kepada peserta didik maka guru akan mengajar untuk mencapai tujuan.
memperhatikan kebutuhan peserta didik
3. Kemampuan Guru IPS dalam salah satu cara yaitu dengan pembelajaran Mengembangan Kurikulum
dialogis. Melalui dialog anak didik diajar
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 95 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 95
kompetensi guru yaitu berkomunikasi oleh guru sebagai pendidik dan selaku
secara efetif, empatik dan santun kepada pengelolah kelas dalam mengantarkan
peserta didik. Selain itu Menurut Janawi pada apa yang menjadi kebutuhan dari
(2012 dalam Widiawahyuni, (2015) peserta didik. Sejalan dengan penjelasan
menjelaskan bahwa dalam proses belajar dari Widiyoko,2008 menyatakan bahwa
harus membangun guru yang professional adalah guru yang
mengajar guru
komunikasi yang efektif, empatik, dan mampu
peserta didiknya. menguasai strategi pembelajaran dan
Komunikasi dalam hal ini merupakan memahami karakter peserta didik dan
sesuatu yang sangat pentingh dalam menguasai penilaian belajar siswa.
kehidupan. Indicator penilain dari
5. Kemampuan Guru IPS dalam komunikasi yang baik dengan peserta didik Mengembangakan Potensi Peserta Didik
diantaranya, 1) menggunakan pertanyaan Dari hasil penelitian juga menunjukan
untuk mengetahui pemahaman partisipasi bahwa G1, G2, G3, G4, G7, G12, G13 dan
peserta didik, 2) Mengukur tingkat G15 yang memiliki kompetensi tinggi dan
pemahaman peserta didik dan 3) sedang atau sudah cukup baik dalam
memberikan respon kepada peserta didik. menyelenggarakan pembelajaran yang
Berdasarkan hasil penelitian G1, G2, G3, mendidik
G4, G6, G7, G9, G12, G14 dan G15 pembelajaran yang menyenangkan yang
yaitu
melakukan proses
sangat baik dalam disesuaikan dengan RPP serta memberikan
dikategorikan
menggunakan bahasa jelas dan sesuai umpan balik kepada siswa serta
dengan penyampaian materi. menyiapkan sumber belajar yang relevan
7. Kompetensi Guru IPS dalam Menilai yang disesuaikan dengan karakteristik
dan Mengevaluasi Peserta Didik siswa.sehingga sebagian guru tersebut
Dalam penilian guru dapat mengetahui telah memenuhi indicator penilaian.
tercapai atau tidak tercapainya tujuan
6. Kemampuan Guru IPS dalam pembelajaran dan proses pembelajatan Berkomunikasi dengan Peserta Didik
yang telah dilakukan. Pada tahap ini guru Berdasarkan Peraturan Menteri pendidikan
dituntut untuk memiliki kemapuan dalam Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang
mengevaluasi dan menyusun alat-alat standar kualifikasi
Akademik dan
evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian yang
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 96 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 96
pendapat dengan Yuhety, 2010 dalam G8, G9, G10, G12 dan G13 pada indicator
Siswandoko, 2013 mengemukkan bahwa penilaian antara lain 1) menyusun alat
meliputi; tingkat penilaian yang sesuai dengan tujuan
faktor
internal
pendidikan, keikutsertaan dalam berbagai pembelajatan untuk mencapai kompetensi
pelatihan dan kegiatan ilmuah, masa kerja tertentu yang ditulis dalam RPP, 2) guru
dan pengalaman, tingkat kesejahteraan dan memanfaatkan hasil penilaian sebagai
kesadaran akan kewajiban dan apnggilan bahan
hati. Sedangkan untuk faktor eksternal atau pembelajaran yang akan dilanjutkan
penyusunan
rancangan
faktor lingkungan meliputi; besar gaji, selanjutnya dan 3) menginformasikan hasil
sarana dan media penilaian kepada peserta didik untuk
ketersediaan
pembelajran, kegiatan pembianaan yang kepentingan tindak lanjut remedial.
dilakukan, peran serta masyarakat. Namun Berdasarkan hasil
faktor yang paling berperan dalam dilakukan berdasarkan observasi peneliti
penelitian yang
kompetensi guru yaitu faktor internal atau dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru itu sendiri yang meliputi, tingkat pedagogic guru IPS se Kota Ternate
pendidikan, keikutsertaan dalam berbagai bervariasi ada yang tinggi, sedang dan
pelatihan dan kegiaatan ilmiah, masa kerja rendah sehingga indicator penilaian pada
dan poengalaman, tingkat kesejahteraan da kompetensi pedagogic ini belum tercapai.
kesadaran akan kewajiban dan panggilan Kompetensi
pedagogic
guru yang
hati.
dikatakan rendah sebenarnya memiliki Selanjutnya kompetensi guru yang pengetahuan tentang pengelolahan kelas
dikategorikan sedang, menunjukan adanya yang efektif dan efisien akan tetapi tidak
perunahan-perubahan secara perlahan- adanya pelatihan atau pengawasan secara
lahan berdasarkan tugas dan tangung kontinu dan baik sehingga guru
jawab serta serta masukan dari observer melaksanakan proses pembelajran dengan
pasca pembelajaran, ini dilihat pada saaat apa adanya. Selain itu ada beberapa faktor
pertemuan ke dua dengan responden. yang mempengaruhi kompetensi guru yaitu
Menurut Usman dalam Supradi, 2013 faktor yaitu faktor internal dan faktor
menyatakan bahwa guru yang memiliki eksternal. Faktor internal berasal dari guru
kompetensi pedagogik yang baik adalah sedangkan faktor eksternalk berasal dari
guru yang mampu mendesain program
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 97 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 97
bahwa guru IPS kategori rendah (Tabel dengan pernyataan dari hasil penelitian
1.3). Untuk kompetensi pedagogic, Eka, 2013 bahwa kompetensi pedagogic
jawaban siswa di SMP Negeri 11 dan SMP guru mata pelajaran ekonomi berpengaruh
Negeri 13 menyatakan bahwa kompetensi terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh
pedagogic guru IPS dikategorikan tinggi yang dimaksud berkaitan dengan adanya
(Tabel 1.4) jawaban berbeda diberikan 1-4 kategori baik pada kompetensi pedagogic
siswa yang berasal dari SMP Negeri 1, guru pada aspek memahami peserta didik,
SMP negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri melaksanakan
4, SMP Negeri 5, SMP Negeri 4 dan SMP perencanaan serta mampu melakukan
pembelajaran
sesuai
negeri 7 yang menyatakan bahwa ecaluasi dengan baik. Selain itu Menurut
pedagogic guru IPS Utami, 2003, menyatakan bahwa guru
kompetensi
dikategorikan rendah. Hal ini berbeda merupakan faktor utama dalam proses
dengan hasil penelitian dan observasi guru pendidikan.
pedagogic dan pendidikannya lengkap dan cangkih,
professional guru IPS yang sebagian nilai namun tidak ditunjang dan kompetensi
yang dipeoleh dikategorikan tinggi dan guru yang baik, maka mustahil akan
sedang.
mengghasilkan hasil belajar yang baik. Berdasarkan persepsi siswa terhadap
c. Persepsi siswa terhadap kompetensi kompetensi professional dan pedagogic professional dan pedagogic yang dimiliki
guru IPS, ini berbanding terbalik dengan oleh guru IPS se-Kota Ternate
hasil observasi guru pada saat mengajar. Berdasarkan hasil pengisian angket yang
Persepsi yang diberikan oleh siswa pastilah dilakukan siswa di SMP Negeri 1, SMP
berbeda beda walaupun guru yang sama. Negeri 11 dan SMP Negeri 13 menyatakan
Penilaian presespsi siswa ini berdasarkan kompetensi
pengamatan dan pengalaman yang kategorikan tinggi (Tabel 3). sedangkan
professional guru IPS
dilakukan oleh siswa tersebut. Kompetensi sebagian siswa di SMP Negeeri 2 dan SMP
dan pedagogic guru dapat menimbukan
persepsi yang berbeda-beda dari peserta professional guru IPS dikategorikan
Negeri 4 menunjukan
kompetensi
didik. Persepsi yang diberikan oleh siswa sedang (Tabel 3) , dan siswa di SMP
merupakan salah satu aspek terpeting Negeri 3, SMP Negeri 5, SMP Negeri 6
dalam keberhasilan pembelajaran. Hal ini
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 98 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 98
untuk kompetensi Suharto, 2014 dalam Nurhadiah, 2016
Sedangkan
profesional dikategorikan tinggi sebesar menyatakan bahwa persepsi siswa dalam
57,51%, kategori sedang sebesar 38,56% kompetensi pedagogic guru merupakan
dan kategori rendah sebesar 3,92%. faktor terpenting dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena
KESIMPULAN
komptensi pedagogic secara langsung
hasil penelitian menyentuh
kompetensi professional dan pedagogic pembelajaran poeserta didik.
serta persepsi siswa terhadap kompetensi Kesimpulan
pedagogic dan professional yang dimiliki Berdasarkan
hasil
penelitian
guru IPS yang telah dilakukan dapat ditarik kompetensi professional dan pedagogic
kesimpulan sebagai berikut: serta persepsi siswa terhadap kompetensi
1. Kompetensi profesional guru IPS se- pedagogic dan professional yang dimiliki
Kota Ternate dikategorikan tinggi guru IPS yang telah dilakukan dapat ditarik
sebesar 62%, sedangkan kategori kesimpulan sebagai berikut:
sedang sebesar 36% dan katgori rendah
1. Kompetensi professional guru IPS se-
sebesar 2,22%
Kota Ternate dikategorikan tinggi
2. Kompetensi pedagogik guru IPS se- sebesar 62%, sedangkan kategori
Kota Ternate dikategorikan tinggi sedang sebesar 36% dan kategori
sebesar 24%, sedangkan kategori rendah sebesar 2,22%
sedang sebesar 42% dan kategori
2. Kompetensi pedagogik guru IPS se- rendah sebesar 34%.
Kota Ternate dikategorikan tinggi
3. Persepsi siswa di SMP Negeri se-Kota sebesar 24%, sedangkan kategori
Ternate terhadap kompetensi pedagogic sedang sebesar 42% dan kategori
guru dikategorikan tinggi sebesar rendah sebesar 34%.
38,56%, sedangkan kategori sedang
3. Persepsi siswa di SMP Negeri se-Kota sebesar 51,63% dan kategori rendah
Ternate terhadap kompetensi pedagogik sebesar 9,8%. Sedangkan untuk
guru dikategorikan tinggi sebesar kompetensi profesional dikategorikan
38,56%, sedangkan kategori sedang tinggi sebesar 57,51%, kategori sedang
sebesar 51,63% dan kategori rendah sebesar 38,56% dan kategori rendah
sebesar 9,8%.
sebesar 3,92%.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 99
DAFTAR PUSTAKA
Edukasi, Volume (5) Nomor (1), Oktober 2016 halaman 1-5. Diakses
Arikunto, 1993. Manajemen Pengajaran tanggal 5 Juli 2017. secara Manuiawi. Rineka Cipta.
Mansur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Jakarta
Profesionalisme Pendidik. Bumi Balqis., Usman dan Ibrahim. 2014.
Aksara. Jakarta
Kompetensi Pedagogik Guru dalam Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Meningkatkan
Guru. Bandung. Motivasi Belajar Siswa pada SMP Negeri
Sertiofikasi
Remaja Rosda Karya.
3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Payong, MR. 2011. Serifikasi Profesi Besar.
Guru, Konsep Dasar, problematika Jurnal
dan Implementasinya. Indeks. Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala. Volume (2) Peraturan Pemerintah Pendidikan No 16 Nomor (1). Halaman 25-38, ISSN 2302-
Tahun 2007 Tentang Standar 0156
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Eka, 2013.
Peraturan Pemerintah no 19 Tahu 2009 Pedagogik Guru Terhadap Hasil
Pengaruh
Kompetensi
Standar Pendidikan belajar Siswa Pada Mata
Tentang
Nasional
Pelajaran Ekonomi di SMA Rahayu. 2005. Kompetensi Guru Mengajar Pontianak.
Ilmu pendidikan Sosial Geografi (http;//andriawatieka@yahoo.com)
(Online),
(Studi Kasus Guru Geografi SMP diakses 16 Juli 2017.
Negeri Kota Semarang). Skripsi. Kartowagiran. 2011. Kinerja Guru
Tidak Diterbitkan. Semarang, Profesional Pasca Sertifikasi, Jurnal
Universitas Negeri Semarang. Pendidikan.
Model-Model Online
Rusman.
Mengembangkan diakses 01 Maret 2017
(http//www.uny.co.id)
Pembelajaran
Profesional Guru. Rawawali Press. Kader, Suhardi & Sugiharsono. 2014.
Bandung
Kompetensi Guru IPS Dalam Republik Indonesia. Undang-undang No Pembelajaran Berbasis Pendidikan
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Karakter di SMP Muhammadiyah
Dosen.
Kota Ternate. Jurnal Harmoni Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar Sosial. Volume 1(1). 2014
Dua Aspek Dari Suatu Proses Yang Kholilah, Dilla., Sunardi dan Susanto.
Pendidikan. Badan 2012 Identifikasi Faktor Penyebab
Disebut
Penerbit UNM. Makassar. Rendahnya Penguasaan Materi
Sahaja, Irwan. 2014. Karakteristik dalam Ujian Nasional Matematika
IPS SMA/MA Program IPA Tahun
Pendididkan
http://irwansahaja.blogspot.co.id/20 Ajaran
14/08/karakteristik-tujuan-dan- Kardikma, Vol (3), 27-20, diakses
Jurnal
ruang-lingkup.html) diakses tanggal 5Juli 2017
tanggal 07 Maret 2017 Nurhadiah, Wardhani., Kusuma dan
Siswandoko, 2013. Kompetensi, Sertifikasi Riyadi. 2016. Hubungan persepsi
Guru dan Kualitas Belajar Siswa siswa
Sekolah Dasar. (Online) Jurnal pedagogic guru Biologi terhadap
tentang
kompetensi
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol hasil belajar biologi Siswa Kelas X
(19) No (3). Diakses Tanggal 6 Juli di SMAN 2 Sintang. Jurnal Media
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 100
Sugiono, 2012. Metode Penelitian Suprijono, Agus., 2011 Model-Model Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Pembelajaran. Gramedia Pustaka Kualitatif dan RD. Alfabeta.
Jaya. Jakarta
2012. Perencanaan Sudjana. 2004. Penilaian Hasil Proses
Jakarta.
Uno, Hamza.,
Jakarta. Bumi Belajar Mengajar. Rosda. Jakarta
pembelajaran.
Aksara.
Supradi. 2013. Kinerja Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 101