KOTA TIDORE
NEGERI 8 KOTA TIDORE
Iksan Gula
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Bumi Hijrah Maluku Utara
e- mail: giksan531@gmail.com
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang perbedaan komunikasi matematika dengan model Pembelajaran berdasarkan masalah dan pembelajaran langsung ditinjau dari motivasi belajar siswa. Penelitian eksperimen semu dengan desain treatment by level 2 x 2 ini dilaksanakan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tidore pada semester genap tahun pelajaran 2014-2015. Data penelitian diperoleh melalui tes komunikasi matematika dan angket Motivasi Belajar. Analisis data komunikasi matematika di dasarkan pada pengelompokkan skor angket motivasi belajar yang terbagi atas motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Data penelitian dianalisis dengan ANAVA 2 jalur dan Uji Tuckey. Hasil penemuan diperoleh: (1) komunikasi matematika siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran berdasarkan masalah lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran langsung, (2) Terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap komunikasi matematika, (3) komunikasi matematika siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran langsung untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan (4) komunikasi matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran berdasarkan masalah untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah lebih cocok dalam membelajarkan konsep peluang dan sejenisnya pada kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.
Kata Kunci: Pembelajaran berdasarkan masalah; Model Pembelajaran Langsung; Kemampuan Komunikasi Matematika; Motivasi Belajar
ABSTRACT. This study aims to obtain empirical data about the difference of mathematical communication with the model of Learning based on problems and direct learning in terms of student learning motivation. The research of quasi experiment with design treatment with level 2 x 2 was conducted on the students of class XI SMA Negeri 8 Kota Tidore during the even semester of academic year 2014-2015. Research data obtained through the test of mathematical communication and questionnaire Motivation Learning. Analysis of mathematical communication data is based on the grouping of motivation questionnaire scores that are divided into high learning motivation and low learning motivation. The research data were analyzed by 2-way ANAVA and Tuckey Test. The results of the findings were obtained: (1) the mathematics communication of students who followed the learning lessons based on the higher problems compared with the direct learning, (2) There is an interaction effect between learning model of learning and student's motivation to the communication of mathematics, (3) students' mathematical communication is taught by model of learning based on higher problem compared with direct learning for a group of students who have high learning motivation and (4) student s’ mathematical communication which is taught by model of direct learning is higher than with problem based learning for student group have low learning motivation. These findings indicate that the problem-based learning model is more suitable in learning the concept of opportunities and the like in groups of students who have high learning motivation.
Keywords: Problem-based learning; Direct Learning Model; Mathematical Communication Skills; Motivation to learn
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 26
PENDAHULUAN
BSNP (2006: 2). Ini mengisyaratkan pentingnya
komunikasi dalam Salah satu ciri siswa yang berpola
matematika. Melalui pikir matematis adalah siswa yang mampu
pembelajaran
komunikasi matematika, siswa dapat mengaplikasikan
matematika
pada
menyampaikan ide-idenya kepada guru kehidupan
dan kepada siswa lainnya. Hal ini berarti berkomunikasi secara matematis. Oleh
komunikasi matematis siswa juga perlu sebab itu komunikasi matematika sangat
mendapat perhatian dari setiap guru. penting. Dalam pembelajaran matematika
mengkomunikasikan ide-ide siswa juga perlu mendengarkan dengan
Dengan
matematisnya kepada orang lain, seorang cermat, aktif, dan menuliskan kembali
siswa bisa meningkatkan pemahaman pernyataan atau komentyar penting yang
Seperti yang telah diungkapkan oleh teman ataupun guru.
matematisnya.
dikemukakan oleh Liu (2005: 24) bahwa Pada kenyataan bahwa siswa disetiap
meningkatkan pemahaman jenjang
matematis siswa bisa pembelajaran
melakukannya dengan mengemukakan ide- menyenangkan, sehinmgga matematika
ide matematisnya kepada orang lain. dianggap mudah dan tidak menakutkan
Komunikasi matematika merupakan dalam pembelajaran, namun karena
suatu cara yang digunakan untuk pandangan siswa tentang matematika itu
menyatakan suatu gagasan atau pesan sulit maka hal ini dapat membuat siswa
matematika baik yang dilakukan secara lebih bersifat pasif, enggan, takut atau
lisan maupun tulisan yang mana dapat malu
mengemukakan
pendapatnya,
mengambarkan proses berpikir seseorang. sehingga dapat menghambat
pada
Jadi siswa dikatan mampu berkomunikasi komunikasi
matematika
mereka.
secara matematis jika siswa mampu Komunikasi matematika adalah suatu
menyatakan dan menafsirkan gagasan bagian esensial dari matematika dan
matematika secara lisan, tertulis atau pendidikan matematika (NCTM,2005: 60).
mendemonstrasikannya. Hal ini adalah Satu di antara tujuan diberikannya
yang menjadi tujuan utama dalam matematika, yaitu agar siswa dapat
pembelajaran matematika. Motivasi belajar mengkomunikasikan gagasan matematika
siswa merupakan penentu keberhasilan dengan simbol, grafik, tabel, dan diagram
siswa dalam hal pembelajaran. Biasanya, atau hal lain untuk memperjelas masalah
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 27 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 27
yang tertulis didalam buku pelajarannya, Misalnya, seorang anak mau belajar dan
tanpa memahami maksud isinya sehingga mengejar rangking pertama karena
dan malu dalam diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh
mereka
takut
mengungkapkan pendapat mereka hal orangtuanya. Terdapat 2 faktor yang
inilah yang menghambat pada kemampuan membuat seseorang dapat termotivasi
komunikasi matematika mereka baik untuk belajar, yaitu :1) Pertama, motivasi
secara tertulis maupun secara lisan. belajar berasal dari faktor internal.
Dari hal ini dapat dilihat bahwa Motivasi ini terbentuk karena kesadaran
ternyata siswa ketika dihadapkan pada diri atas pemahaman betapa pentingnya
suatu soal matematika, siswa tidak terbiasa belajar untuk mengembangkan dirinya dan
menuliskan apa yang diketahui dan apa bekal untuk menjalani kehidupan.2)
yang ditanya dari soal sebelum Kedua, motivasi belajar dari faktor
menyelesaikannya, sehingga siswa sering eksternal,
salah menafsirkan maksud dari soal rangsangandari orang lain, atau lingkungan
tersebut. Hali ini dapat dilihat bahwa siswa sekitarnya yang dapat mempengaruhi
lebih cenderung menghafal konsep-konsep psikologi seorang yang bersangkutan.
yang ada tanpa memahami isinya sehingga Pada kenyataan ditemukan di SMA
dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan Negeri 8 Kota Tidore Kepulauan, pada
siswa dalam mengkomunikasikan konsep siswa kelas XI, bahwa ada siswa yang pada
matematika pada kelas XI masih relatif saat proses pembelajaran, mereka mampu
rendah.
menjawab pertanyaan atau konsep yang Kondisi diatas terjadi karena dalam diberikan oleh guru tetapi ketika diminta
pembelajaran matematika selama ini guru menuliskan jawabannya dipapan tulis
masih menerapkan pembelajaran yang siswa tersebut tidak mampu menuliskan
tidak variatif atau dikatakan pembelajaran jawaban yang telah diutarakan tadi, tetapi
yang monoton pada konsep yang adap dilihat
pada diri guru sehingga siswa jarang sekali mempunyai kemampuan yang bagus dalam
diminta untuk mengungkapkan ide-idenya. pembeljaran
Dengan melihat permasalahan diatas mencerminkan bahwa siswa-siswa lebih
matematika.
Ini
bahwa komunikasi matematika siswa perlu cenderung menghafal konsep-konsep
mendapat
perhatian untuk lebih
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 28 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 28
suasana yang adanya usaha guru dalam menciptakan
menciptakan
menmungkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
matematika melalui secara aktif dan membiasakan siswa untuk
pembelajaran
pembelajaran berdasarkan masalah yang mengkonstruksi sendiri pengetahuannya,
diantaranya bertanya jawab dan melakukan baik secara sendiri-sendiri maupun secara
terhadap jawabannya kelompok sehingga dapat memicu
refleksi
berdiskusi dan pengembangan komunikasi matematika
berkomunikasi,
mengembangkan self-efficacy-nya dalam dan diharapkan model pembelajaran siswa
belajar. Peran guru tidak hanya semata- lebih memahai konsep yang diajarkan serta
mata memberikan pengetahuan kepada mampu mengkomunikasikan ide atau
siswa, melainkan siswa diharapkan dapat gagasan matematikanya.
membangun pengetahuan matematis dalam Fakta tersebut diatas jika ditinjau
Guru harus dari aspek proses belajar mengajar, antara
benaknya
sendiri.
memfasilitasi proses ini dangan cara lain dampak dari pembelajaran yang
menyediakan dan membuat informasi dilakukan di kelas. Di duga pembelajaran
menjadi sangat bermakna dan relevan di kelas kurang bermakna bagi siswa.
dengan tingkat perkembangan berpikir Belajar akan lebih bermakna jika siswa
siswa sedemikian hingga mampu menarik “memahami”
kesimpulan untuk menerapkan ide-idenya dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya.
mencapai tingkat Pembelajaran yang berorientasi target
sendiri
untuk
guna membentuk penguasaan materi terbukti berhasil dalam
perkembangan
pemahaman kognitifnya. kompetensi ‘mengingat’ tangka pendek,
Faktor lain juga perlu diperhatikan tetapi gagal dalam membekali siswa
secara variatif mempengaruhi kembangnya memecahkan persoalan dalam kehidupan
kemampuan komunikasi matematika dan jangka panjang (Hudoyo, 23: 1998)
self-efficacy siswa adalah factor level Peran guru dalam menciptakan relasi
sekolah dan motivasi belajar yang ada pada diktatis dan paedagogis sangat penting.
diri siswa itu sendiri
alternatif model pembelajarang
Guru harus
pembelajaran yang dapat meningkatkan mengoptimalkan
yang
dapat
komunikasi matematika siswa yaitu model pembelajaran
pembelajaran berdasarkan masalah. Karena
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 29
Pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan model berdasarkan masalah adalah untuk
pembelajaran langsung?, (2) Apakah melibatkan siswa secara aktif dalam proses
terdapat pengaruh interaksi antara model perbelajaran. Selain itu dalam model
pembelajaran dan motivasi belajar pembelajaran berdasarkan masalah siswa
terhadap komunikasi matematika?, (3) dihadapkan dengan masalah yang erat
Apakah komunikasi matematika pada hubunganya dengan kehidupan sehari-hari,
kelompok siswa yang memiliki motivasi siswa dituntut untuk mencari solusi dari
belajar tinggi yang dibelajarkan dengan masalah tersebut. Sebagaimana dikatakan
model pembelajaran oleh Arends (2008b: 238) bahwa model
menggunakan
berdasarkan masalah lebih tinggi jika pembelajaran berdasarkan masalah adalah
dibandingkan dengan yang dibelajarkan suatu model yang diharapkan siswa
model pembelajaran memliki
menggunakan
langsung?, dan (4) Apakah ada perbedaan masalah untuk dapat berperan aktif
keretampilan
memecahkan
kelompok siswa yang memiliki motivasi maupun mengembangkan kemampuan dan
belajar rendah yang dibelajarkan dengan trampil mengatur waktu terhadap proses
model pembelajaran pembelajarannya. Dipertegas oleh Abbas
menggunakan
langsung lebih tinggi jika dibandingkan (2002: 4) pembelajaran berdasarkan
dengan yang dibelajarkan menggunakan masalah merupakan pembelajaran dengan
model pembelajaran berdasarkan masalah? pendekatan konstruktivis, sebab disini guru berperan sebagai penyaji masalah,
KAJIAN PUSTAKA
penanya, mengadakan dialog, pemberi
Komunikasi Matematik
fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan Komunikasi matematika mencakup dan dorongan yang dapat meningkatkan
kemampuan untuk membaca, menulis, pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa.
menelaah dan merespos suatu informasi. Berdasarkan paparan pada latar
Dalam komunikasi matematika siswa belakang penelitian ini, maka peneliti akan
dilibatkan secara aktif untuk berbagai ide berusah menjawab beberapa rumusan
dengan siswa lain untuk mengerjakan masalah sebagai berikut: (1) Apakah
matematika. Sebagaimana terdapat
soal-soal
dikatakan oleh Sumarmo (2005: 26) matematika antara siswa yang di
perbedaan
komunikasi
matematika meliputi belajarkan dengan model pembelajaran
komunikasi
kemampuan siswa: 1) menghubungkan
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 30 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 30
komunikasi matematik merupakan suatu situasi dan relasi matematis secara lisan
kemampuan peserta didik dalam hal atau tulisan dengan benda nyata, gambar,
menjelaskan suatu algoritma dan cara unik grafik dan aljabar.
untuk pemecahan masalah, kemampuan peristiwa sehari-hari dengan bahasa atau
3) Menyatakan
mengkonstruksi dan simbol matematika. 4) Mendengar diskusi
peserta didik
menjelaskan sajian fenomena dunia nyata dan menulis tentang matematika. 5)
secara grafik, kata-kata atau kalimat, Membaca dengan pemahaman atau
persamaan, tabel dan sajian secara fisik prestasi matematik tertulis. 6) Membuat
peserta didik konjektur, menyusun argumen, menyusun
atau
kemampuan
memberikan dugaan tentang gambar- definisi dan generalisasi. 7) Menjelaskan
gambar atau simbol-simbol yang ada. membuat pertanyaan tentang matematika
Dengan berkomunikasi akan terjadi suatu yang telah dipelajari.
peristiwa saling berhubungan atau Kemampuan
berdialog yang mengandung sejumlah mengkomunikasikan
siswa
dalam
unsur dan pesan yang ingin disampaikan, matematisnya diduga berkaitan dengan
ide-ide
serta cara menyampaikan pesan tersebut. cara atau gaya siswa dalam menyerap,
Jika dicermati pengertian komunikasi mengolah dan mengatur informasi yang
komunikasi dalam diperolehnya pada saat pembelajaran.
tersebut, maka
matematika dapat diartikan sebagai suatu Hal ini berdasarkan pendapat DePotter
peristiwa saling berhubungan atau (2002: 85) yang menyatakan hampir
berdialog yang terjadi dalam suatu semua orang cenderung memiliki salah
dimana terjadi satu gaya belajar yang berperan untuk
lingkungan
kelas,
pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan pembelajaran,
berisi tentang materi matematika yang komunikasi. Rosedan Nicholl (2002: 131)
pemprosesan
dan
dipelajari di kelas. Hal ini yang melakukan juga menyatakan pendapat serupa yaitu
interaksi komunikasi didalam kelas adalah dengan memahami gaya belajar diri
antara peserta didik dengan guru, dan sendiri dapat membantu menyerap
antara peserta didik dengan teman informasi lebih cepat dan mudah sehingga
sebayanya.
dapat berkomunikasi lebih efektif dengan Jacob (dalam Andri, 2008: 36) orang lain.
merekoendasikan bentuk kemampuan
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 31 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 31
(problem based learning) adalah suatu beberapa kemampuan meliputi: (1)
matematika
mencakup
model pembelajaran yang di diharapkan Mereprentasi,
siswa memiliki keterampilan memecahkan Membaca, (4) Berdiskusi dan (5) Menulis.
masalah untuk dapat berperan aktif dimasa Mereprentasi merupakan kemampuan
global, maupun dalam hal menunjukan atau menceritakan
depan
secara
mengembangkan kemampuan-kemampuan kembali suatu idea tau suatu masalah
dan karakter-karakter seperti berpikir dalam berentuk yang berbeda dari yang
kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, sebelumnya. Contoh dalam mempresentasi
gemar bekerja, trampil mengatur waktu adalah mengartikan suatu masalah dalam
terhadap proses pembelajarannya sendiri bentuk kata atau kalimat dalam model
(kemampuan metakognisi), bekerja dalam matemtika dengan persamaan matematika,
disiplin, berjiwa gambar, bagan, grafik, tabel atau dalam
kerangka
multi
kepemimpinan tinggi, bertangunggjawab, bentuk kalimat symbol yang sederhana.
beretika, berani mengambil keputusan dan Kemampuan
sikap atau karakter lainnya. kemampuan memperoleh informasi secara
mendengar
merupakan
Abbas (2002: 4) teliti dengan indera pendengar sehingga
Menurut
berdasarkan masalah informasi
pembelajaran
pembelajaran dengan mengkonstruksi pengetahuan matematis
tersebut
berguna dalam
merupakan
pendekatan konstruktivis, sebab disini guru yang lebih lengkap dan detail. Kemampuan
berperan sebagai penyaji masalah, membaca merupakan kemampuan dalam
penanya, mengadakan dialog, pemberi melihat serta memahami makna informasi
fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan yang tertulis. Berdiskusi merupakan
dan dorongan yang dapat meningkatkan penemuan ilmiah untuk bertukar ide dan
pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. pikiran terhadap suatu informasi atau
Amir (2010: 21) masalah. Kemampuan menulis merupakan
Menurut
menjelaskan pembelajaran berdasarkan kemampuan mengekspresikan ide-ide
masalah merupakan metode instruksional matematis secara tertulis.
yang menantang siswa agar “belajar untuk
Model Pembelajaran
belajar”, bekerja sama dalam kelompok Masalah
Berdasarkan
untuk mencari solusi bagi masalah nyata.
Masalah ini digunakan untuk mengaitkan Menurut Arends
(2008b: 283),
rasa keingintahuan serta kemampuan pembelajaran
berdasarkan
masalah
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 32 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 32
variabel bebas perlakuan yang terdiri dari masalah mempersiapkan siswa untuk
Pembelajaran
berdasarkan
model pembelajaran berdasarkan masalah berpikir kritis dan analitis, dan untuk
(A 1 ) dan model pembelajaran langsung(A 2 ) mencari serta menggunakan sumber
dan 3. Variabel motivasi belajar sebagai pembelajaran yang sesuai.
variabel atribut (B) terdiri dari motivasi tinggi (B 1 ) dan motivasi rendah (B 2 ).
METODE PENELITIAN
Berdasarkan pengelompokan variabel
diatas desaing penelitian yang bersesuaian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
Tempat dan
Waktu
Penelitian:
adalah desaing penelitian treatment by
8 Kota Tidore. Sekolah ini adalah salah level 2 × 2. Pemilihan kelompok satu sekolah yang berada di Propinsi
kemampuan komunikasi matematika tinggi Maluku Utara. Sekolah ini memiliki 20
dan rendah di dasarkan pada perolehan rombongan belajar dan jumlah siswa 539
skor soal yang diberikan kepada siswa siswa. Yang tersebar di tiga kelas, di kelas
yang di urutkan dari skor tertinggi sampai
X sebanyak 232 siswa, di kelas XI terendah. Menurut Naga (1992: 53) di sebanyak 133 dan pada kelas XII sebanyak
tetapkan 33% skor tertinggi dan 33% skor 174 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada
terendah untuk empat kelas perlakuan. semester genap Tahun Pelajaran 2014-
Kelompok skor tertinggi merupakan 2015, yang meliputi pelaksanaan kegiatan
kelompok siswa yang memiliki motivasi pembelajaran dengan model pembelajaran
belajar tinggi dan kelompok skor terendah berdasarkan
merupakan siswa memiliki motivasi Pembelajaran Langsung, tes komunikasi
belajar rendah.
matematika, pengolahan data, hingga
Populasi dan Sampel Penelitian:
penyusunan laporan. Populasi target dalam penelitian ini adalah Jenis dan Desain Penelitian: Jenis
seluruh siswa SMA Negeri 8 Kota Tidore penelitian
Kepulauan yang berjumlah 539 orang. penelitian ini adalah penelitian eksperimen
Sedangkan populasi terjangkau dalam semu.
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI melibatkan beberapa variabel yaitu: 1.
SMA Negeri 8 Kota Tidore Kepulauan Variabel
yang berjumlah 133 orang yang tersebar di matematika sebagai variabel terikat, 2.
kemampuan
komunikasi
5 rombongan belajar. Teknik Sampling
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 33 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 33
digunakan untuk menguji hipotesis penentuan sampel adalah sebagai berikut.
Random Sampling. Langkah-langkah
penelitian. Statistik yang digunakan adalah Pada tahap pertama, dipilih 4 (empat)
analisis varians (ANAVA 2 x 2). Tapi kelas secara random dari 5 (lima) kelas XI.
sebelumnya dilakukan uji pesyaratan yang Keempat kelas memiliki kemampuan yang
uji normalitas dan uji relatif sama. Dari empat kelas yang dipilih
meliputi
homogenitas data. Untuk keperluan akan dibagi menjadi dua kelompok untuk
pengujian hipotesis digunakan analisis dikenakan dua perlakuan masing-masing 2
varians dua jalur (ANAVA 2 x 2). Analisis (dua) yaitu Kelas XIA dan XIB sebagai
varians yang digunakan dalam pengujian kelas
hipotesis ini adalah Uji F. berdasarkan masalah dan kelas XIC dan XID merupakan kelas yang dikenai model
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran langsung. Hipotesis pertama yang diajukan Tekhnik Pengumpulan Data: Dalam
dalam penelitian ini adalah “Kemampuan penelitian ini digunakan dua macam data
komunikasi matematika siswa yang yang meliputi: (a) data komunikasi
dibelajarkan dengan model pembelajaran matematika dan (b) data motivasi belajar
masalah lebih tinggi siswa. Taknik pengumpulan data yang
berdasarkan
dibandingkan pembelajaran langsung”. digunakan adalah melalui tes soal dalam
perhitungan dengan bentuk uraian untuk mengukur komunikasi
Dari
hasil
menggunakan uji F diperoleh F hitung = matematika siswa dan angket untuk
12,19 lebih besar dari F tabel = 1,59 pada taraf mengukur motivasi belajar siswa.
signifikansi = 0,05 dengan derajat Teknik Analisis Data: Teknik analisi
kebebasan (dk) pembilang = 1 dan dk yang digunakan dalam penelitian ini
penyebut = 71. Hal ini berarti hipotesis nol adalah teknik analisis Deskriptif dan
yang menyatakan rata-rata kemampuan Inferensial. Analisis Deskriptif digunakan
komunikasi matematika siswa yang untuk mendeskripsikan data mentah hasil
dibelajarkan dengan model pembelajaran penelitian melalui table dan distribusi
berdasarkan masalah lebih rendah atau frekuensi, data berkelompok kemudian
sama dengan rata-rata kemampuan ditentukan mean, median, modus dan
komunikasi matematika siswa yang standar deviasi serta divisualisasikan
dibelajarkan
dengan pembelajaran
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 34 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 34
apa yang diperoleh anak didik akan “komunikasi matematika siswa yang di
tertanam lebih lama dalam memori belajarkan
mereka. Pembalajaran tersebut sangat berdasarkan
model
pembelajaran
mendukung siswa dalam memahami materi dibandingkan pembelajaran langsung”
pembelajaran, sehingga kemampuan siswa diterima.
menguasai materi jauh lebih baik, dan hasil Adanya
evaluasinya pun jauh lebih baik. matematika siswa dapat dilihat dari hasil
perbedaan
komunikasi
Hipotesis kedua yang diajukan dalam perhitungan
penelitian ini adalah “Terdapat interaksi komunikasi matematika siswa yang
menunjukkan
rata-rata
antara model pembelajaran dan motivasi dibelajarkan
dengan
pembelajaran
belajar terhadap kemampuan komunikasi
matematika siswa pada mata pelajaran lebih tinggi dari rata-rata komunikasi
berdasarkan masalah (Ȳ A1 ) sebesar 57,167
mate matika”. Dari hasil perhitungan matematika siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan uji F diperoleh F hitung
= 1252,69 lebih besar dari F tabel = 1.596 sebesar 39,22. Temuan ini menunjukkan
dengan pembelajaran langsung (Ȳ A2 )
pada taraf signifikansi = 0,05 dengan membenarkan hipotesis pertama yang
derajat kebebasan (dk) pembilang = 1 dan diajukan. Dengan kata lain bahwa
dk penyebut = 71. Hal ini berarti hipotesis perbedaan model pembelajaran juga
nol yang menyatakan bahwa “tidak berpengaruh pada komunikasi matematika
terdapat pengaruh interaksi antara model siswa.
pembelajaran dan motivasi belajar siswa Kesimpulan dari hasil temuan di
terhadap komunikasi matematika siswa atas, bahwa
pada mata pelajaran matematika” ditolak. pembelajaran berdasarkan masalah, sangat
pembelajaran melalui
Dengan demikian hipotesis alternatif yang mendukung komunikasi matematis dan
menyatakan bahwa “terdapat pengaruh motivasi belajar siswa. Hal tersebut tejadi
interaksi antara model pembelajaran dan karena model pembelajaran berdasarkan
siswa terhadap masalah ini akan mengarahkan siswa untuk
motivasi
belajar
komunikasi matematika siswa pada mata menemukan sendiri konsep, prinsip atau
pelajaran matematika” diterima secara aturan yang telah disusun sedemikian rupa
signifikan, sebagaimana digambarkan untuk memberikan kemudahan kepada
sebagai berikut:
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 35 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 35
bahwa pembelajaran
berdasarkan
masalah memberikan
TK
pengaruh yang lebih baik terhadap
(A 1 B 1 )
asi
50 47,27(A 2 B 2 )
komunikasi
dibandingkan dengan
n ik
40 (A 1 B 2 ) 47,94
36,05(A 2 B 1 )
mu o
pembelajaran langsung (A 2 ). Dari tabel
K an
20 u
4.15 diperoleh nilai Q hitung = Q (A1B1 x A2B1)
0 sebesar 4,83. Nilai Q tabel emam pada taraf
K ta ra
signifikansi = 0,05 adalah 4,441. Karena
a-
M.B.
M.B. Tinggi
r R at
Rendah
Q hitung > Q tabel maka tolak Hipotesis nol
Model Pembelajaran berdasarkan masalah
yang menyatakan bahwa “rata-rata
Model Pembelajaran Langsung
komunikasi matematika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang
Gambar 1. Pengaruh Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Motivasi
dibelajarkan dengan model pembelajaran
Terhadap Komunikasi Matematika
berdasarkan masalah kurang dari atau
sama dengan rata-rata komunikasi Hipotesis ketiga yang diajukan dalam matematika siswa yang dibelajarkan penelitian ini adalah “Kemampuan
model pembelajaran komunikasi matematika siswa dengan
menggunakan
langsung” ditolak. Ini berarti hipotesis motivasi belajar tinggi yang dibelajarkan
alternatif yang menyatakan “rata-rata dengan menggunakan model pembelajaran
komunikasi matematika siswa yang berdasarkan masalah lebih tinggi jika memiliki motivasi belajar tinggi yang dibandingkan
dengan
pembelajaran
dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung”. Pengujian hipotesis ketiga ini berdasarkan masalah lebih tinggi dari rata-
dilakukan dengan membandingkan rata- rata komunikasi matematika siswa yang rata kemampuan komunikasi matematika
menggunakan model siswa yang memiliki motivasi belajar
dibelajarkan
pembelajaran langsung” diterima. tinggi yang diterapkan model pembelajaran
Hal ini sesuai dengan perolehan rata- berdasarkan masalah (Ȳ A1B1 ) dengan rata- rata kemampuan komunikasi matematika rata komunikasi matematika siswa yang siswa yang dibelajarkan dengan model diterapkan pembelajaran langsung (Ȳ A2B1 ). pembelajaran berdasarkan masalah dan Hasil analisis dengan uji Tuckey memiliki motivasi belajar tinggi (Ȳ A1B1 )
untuk kelompok siswa (A 1 B 1 ) yang
sebesar 55,167 lebih tinggi dari rata-rata memiliki
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 36 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 36
baik terhadap kemampuan matematika langsung dan memiliki motivasi belajar
dibandingkan dengan model pembelajaran tinggi (Ȳ A2B1 ) sebesar 36,03. berdasarkan masalah (A 1 B 2 ). Dari tabel Temuan ini menunjukkan bahwa
4.15 diperoleh nilai Q hitung = Q (A2B2 x A1B2) hipotesis penelitian ketiga yang diajukan
sebesar 4,79. Nilai Q tabel pada taraf peneliti teruji kebenarannya. Dengan
signifikansi = 0,05 adalah 4,441. Karena demikian dapat dikatakan bahwa, model
Q hitung > Q tabel maka tolak Hipotesis nol pembelajaran berdasarkan masalah lebih
yang menyatakan bahwa “rata-rata cocok diterapkan pada siswa yang
komunikasi matematika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.
memiliki motivasi belajar rendah yang Hipotesis keempat yang diajukan
dibelajarkan dengan model pembelajaran dalam penelitian ini adalah “Komunikasi
langsung kurang dari atau sama dengan matematika siswa dengan motivasi belajar
rata-rata komunikasi matematika siswa tinggi
yang dibelajarkan menggunakan model menggunakan
berdasarkan masalah” langsung lebih tinggi jika dibandingkan
ditolak. Ini berarti hipotesis alternatif yang dengan yang dibelajarkan menggunakan
“rata-rata komunikasi model
menyatakan
matematika siswa yang memiliki motivasi masalah”. Pengujian hipotesis keempat ini
pembelajaran
berdasarkan
belajar rendah yang dibelajarkan dengan dilakukan dengan membandingkan rata-
model pembelajaran langsung lebih tinggi rata komunikasi matematika siswa yang
dari rata-rata komunikasi matematika memiliki motivasi belajar rendah yang
siswa yang dibelajarkan menggunakan diterapkan model pembelajaran langsung
model pembelajaran berdasarkan masalah” (Ȳ A2B2 ) dengan rata-rata komunikasi
diterima.
matematika siswa yang diterapkan model Hal ini sesuai dengan perolehan rata- pembelajaran
rata komunikasi matematika siswa yang (Ȳ A1B2 ).
berdasarkan
masalah
dibelajarkan dengan model pembelajaran Hasil analisis dengan uji Tuckey
langsung dan memiliki motivasi belajar
rendah (Ȳ A2B2 ) sebesar 47,27 lebih tinggi memiliki
untuk kelompok siswa (A 2 B 2 ) yang
dari rata-rata komunikasi matematika menunjukkan, bahwa model pembelajaran
siswa yang dibelajarkan dengan model
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 37 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 37
bahwa model sebesar 47,94. pembelajaran berdasarkan masalah lebih Temuan ini menunjukkan bahwa
dapat
disimpulkan
cocok dalam membelajarkan konsep hipotesis penelitian keempat yang diajukan
peluang dan sejenisnya pada kelompok peneliti teruji kebenarannya. Dengan
siswa yang memiliki motivasi belajar demikian dapat dikatakan bahwa, model
tinggi.
pembelajaran langsung lebih cocok
DAFTAR PUSTAKA
diterapkan pada siswa yang memiliki Abbas Nurhayati.2011. Penerapan Model
motivasi belajar rendah. Pembelajan Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) . Dalam
pembelajaran Matematika di SMU.
KESIMPULAN
online htpp:/www.putaksaskripsi.com.
Jurnal
Pertama, komunikasi matematika yang Amir, Taufiq. 2013. Inovasi Pendidikan
mengikuti pembelajaran pembelajaran Melalui Problem Based Learning . Jakarta: Kencana Media Group
Amir Sofyan dan Hamadi, Ilf Khoir, 2010. dibandingkan
dengan
komunikasi
Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas , Jakarta:
matematika yang mengikuti pembelajaran
Prestasi Pelajar
langsung. Kedua, terdapat pengaruh Ansori, Bansu Irianto (2003) Menumbuh
kemampuan interaksi antara model pembelajaran dan
kembangkan
dan komunikasi motivasi
Matematika Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write Disertase
komunikasi matematika. Ketiga, tiswa Doktor Tidak diterbitkan , UPI.
yang memiliki motivasi belajar tinggi
Bandung Anurrahman
(2010). Belajar dan yang
Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. pembelajaran
berdasarkan
masalah
Arends, Richard I.2008a. Learning to
(Belajar Untuk memiliki komunikasi matematika yang Mengajar) (Buku Satu) Terjemahan
Teach
lebih tinggi dibandingkan pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2008b. Learning to
langsung. Keempat, siswa yang memiliki Teach (Belajar Untuk Mengajar)
motivasi belajar rendah yang dibelajarkan (Buku Dua) Terjemahan Yogyakarta: Pustaka Belajar.
dengan pembelajaran langsung memiliki Cohen,L.1976. Educational Researchin
komunikasi matematika yang lebih tinggi Clasroom and Schools A Manual of Materials and Methods . San
dibandingkan dengan model pembelajaran Francisco: Harper &Row Publishers
berdasarkan masalah.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 38
Clough, M.P., & Clark,L. 1994. Liu, Min (2005). Motivating Students Constructivism. Journal of The
Throung Problem Based Learning . Science Teacher . 67 (1): 45-49
Presented at the Annual National Degeng,I.N.S.
Education Computing Converence Pendidikan
Paradigma
(NECC), Philanndephia, PA, June. Konstruktivistik. Bahan Presentasi
Behavioristik
ke
Zainuddin. 2008. Perkuliahan
Masyhuri
dan
Metodologi Penelitian (Pendekatan PascasarjanaUniversitas
Prodi.
TEP
Praktis dan Aplikatif). Bandung : Malang
negeri
Refika Aditama.
Depdiknas-Pusat
Menjadi Guru (2002).
Menciptakan Kompetensi
Kreatif dan Matematika . Jakarta
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Depdiknas. 2006. Undang-Undang RI
Rosdakarya.
Tentang Guru dan Dosen serta NCTM. 2005. Principles and Standarts for Profesional Kurikulum Berbasis
School Mathematic. Reston: NCTM. Kompetensi . CV. Tamita Utama :
Ahmad.2010. Kontribusi Jakarta.
Nizwar,
Matematika dalam Membangun daya Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan
Nalar dan Komunikasi Matematika Pembelajaran .
siswa . Jurnal Pendidikan Inovatif. Cipta.
Jakarta:
Rineka
Pendidikan Matematika. Universitas Hamalik, 2009. Proses Belajar Mengajar.
Buana Surabaya. Jakarta: . Bumi Aksara
Hamruni, 2009. Strategi dan Model-Model Nur, Mohammad (2011).Model Pengajarn Pembelajaran
Langsung. Kementerian Pendidikan Menyenangkan. Yogyakarta:
Aktif
Pusat Sains dan Sunan Kalijaga.
UIN
Nasional.
Matematika Sekolah UNS. Surabaya. Handoko Hani T, 1986. Manajemen, BPFE
Pugalee, D.A. 2001. Using Communication Yogyakarta: BPFE.
to Develop Students’ Mathematical Depotter 2002. Education For All Global
Literacy. Journal Research of Monitoring
Mathematical Education. (on line) (http://herdy07.wordprress.com) .
Report.
Tersedia:http://www.my.nctm.org/er Diakses pada 15 Mei 2014.
csources/article-
summary.asp?URI=MTMS2001-01- Mengajar Matematika . Malang: IKIP
Hudojo, H. 1980. Strategi Belajar
296a&from=B. Diakses tanggal 25 Malang.
Mei 2014.
Hudoyo,
Pauntina, Titi. 2009. Hubungan antara Matematika Menurut Pandangan
H. 1998.
Pembelajaran
Gaya Kognitif dan Motivasi Belajar Konstruktivistik. Makalah di sajikan
Peserta Didik dengan Hasil Belajar pada Seminar Nasional Upaya-
Matematika ( Suatu Penelitian Di upaya
Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo Pendidikan
meningkatkan
Peran
2007/2008), Tesis tidak Menghadapi
Gorontalo: PPS Prespektif Pembelajaran Alternatif-
Universitas Negeri Gorontalo. Kompetitif. PPS IKIP Malang
Qohar,Abd.2011.Pengembangan Kardi dan
Instrumen Komunikasi Matematis Pengajaran
Nur, Mohammad.2001.
SMP . (Online). UNESA Press city
langsung. Surabaya:
untuk Siswa
( http://eprints.uny.ac.id/6968/1/Maka
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 39 http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 39
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung %20Abd.%20Qohar2.pdf, diakses 27
Peserta%204%20-
: Tarsito.
Januari 2015). Sumarmo, Utari. 2005. Pembelajaran Ridwuan, 2010. Dasar-dasar Statistika.
Untuk Mendukung Bandung.Alfabetn
Matematika
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
Kompetensi. Makalah disajikan pada Pembelajaran (Sebagai Refleksi Bagi
Pelatihan Guru Matematika di Pendidik
Jurusan Matematika ITB. April Pembelajaran yang efektif dan
Suryadi, D. 2005. Pengunaan Pendekatan Media Group. Surabaya.
berkualitas). Kencana
Pernada
Pembelajaran tidak Langsung Serta Roestiyah N.K, 2001. Strategi Belajar
Pendekatan Gabungan Langsung Mengajar . Jakarta: Rineka Cipta
dan Tidak Langsung Dalam Rangka ReksohadiprojoSukanto, 1986. Organisasi
Meningkatkan Kemampuan Berpikir perusahaan Edisi 11, Yogyakarta :
MatematikaTingkat Tinggi Siswa BPFE.
SLTP. Disertasi. PPS UPI Bandung: Rusman.2012. Seri Manejemen Sekolah
Tidak diterbitkan Bermutu
Syahban, 2003, Strategi Pembelajaran, Pembelajaran
Model-Model
Standar Proses Profesional Guru . Bandng. Raja
Mengembangkan
Berorientasi
Bandung: Kencana Grafindo
Pendidikan,
Prenada Media Group. Sagala Syaiful (2013). Kemampuan
Sherin, R.E. 2008, Cooperative Learning, Prifesional Guru dan Tenaga
teori, Riset dan Praktek , Bandung : Kependidikan . Bandung.Alfabet
Nusa Media.
Sudrajat, 2011. Model Pembelajaran Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Langsung
Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta Instraction) .(Online)
(Direct
:PT Indeks
http://akhmalsudrajat.wordpress.com Songgok, Robert J, 2011. Motivasi dalam .2011/01/27/model
http://www. langsung/. Akses 28 maret 2014 .
pembelajaran
Belajar.
oocities.org/usrafidi/motivasi.html#3 Sugiyanto. H. 2010. Model Pembelajaran
. Diakses tanggal 23 desember 2014. Inovatif. Surakarta. Yuma Pustaka.
Mendesain Model Sugiyono.
Trianto,
Pembelajaran Inovatif Progresif: Penelitian . Bandung : Alfabeta.
Landasan, dan Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Konsep,
Implementasinyapada Kurikulum Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif,
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kualitatif, dan R&D”.Bandung :
Jakarta: Kencana Predana Media Alfabeta.
Group.
Sugiman, Kusumah, Y.S & Sabandar, J. Trianto. 2008. Model-model Pembelajaran 2009. Mathematical Problem Solving
Berorientasi in Mathematics Realistic. Jurnal
Inovatif
Kontrukstivistik . Surabaya: Prestasi Pendidikan
Pustaka Publisiher PARADIKMA , 2009 (1): 179-190.
Matematika
1993. Upaya Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran
UsmanMoh.
Uzer,
Kegiatan Belajar Berorientasi pada Standar Proses
Optimalisasi
Mengajar Bandung: Remaja Rosda Pendidikan . Jakarta : Kencana.
Karya.
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-
5. Bandung : Tarsito.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 40
Uno, Hamza B. 2013. Teori Motivasi dan Widyastuti, Rahma. 2010. Hubungan Pengukurannya. Bumi Aksara :
Motivasi Belajar dan Hasil Tes Jakarta
Intelegensi dengan Prestasi Belajar. Uno, Hamza B, dkk. 2014. Variabel
Tesis. Surakarta : Universitas Penelitian dalam Pendidikan dan
Sebelas Maret.
Pembelajaran. PT Ina Publikatama : Warsita Bambang, 2008. Teknologi Jakarta
Pembelajaran Landasan & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano | 41