SISTEM PENGADAAN BAHAN MAKANAN KERING BERDASARKAN METODE EOQ

penghitungan TOR dan kemudian melakukan penghitungan besarnya modal kerja, sebagaimana tergambar dalam bagan alur di bawah ini. Mul Sto Pemakaian Tahun lalu Nilai Persediaan Safety stock + Kebutuhan lead time TOR Modal Perencanaan pengadaan Reorder Point Economic Order Quantity Perencanaan kebutuhan tahun y.a.d Analisis ABC Perencanaan Metode Konsumsi Biaya pemesanan Biaya pemeliharaan Pengadaan berdasarkan EOQ Stock Opname 31 Des th lalu Gambar 7. Alur Pengadaan Berdasarkan Metode Economic Order Quantity Dari uraian-uraian tersebut di depan dapat dikatakan bahwa model pengadaan berdasarkan EOQ dapat dilaksanakan apabila hal-hal tersebut di bawah ini terpenuhi. a. Perkiraan kebutuhan mendekati ketepatan baik jenis maupun jumlah sehingga sangat diperlukan pencatatan dan pelaporan yang baik. b. Waktu tunggu tetap, barang datang sekaligus, tidak ada discount dan biaya variabel terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. c. Monitoring persediaan secara terus menerus supaya diperoleh data yang tepat dan akurat. d. Yang bertanggungjawab atas terlaksananya pengadaan dengan model EOQ dari tahap perencanaan sampai dengan monitoring evaluasi adalah Kepala Instalasi Gizi.

E. KELEMAHAN PENELITIAN

Kelemahan penelitian ini adalah menggunakan asumsi kebutuhan bahan makanan kering dalam jumlah yang tetap, sedangkan kebutuhan untuk logistik Instalasi Gizi sangat dipengaruhi oleh jumlah pasien, dimana setiap bulannya jumlah pasien tidak sama, sehingga kebutuhan bahan makanan kering yang tetap sulit dicapai. Dan pada saat uji coba didapatkan penurunan jumlah kebutuhan bahan pada susu Indomilk, beras umbuk, minyak goreng dan coklat Van Houten sedangkan pada gula pasir dan mie Instant mengalami kenaikan dibandingkan dengan kebutuhan rata-rata satu bulan. Kelemahan penelitian yang lain adalah waktu pengamatan hanya 4 bulan dengan uji coba 1 bulan, nampaknya belum dapat menggambarkan angka kebutuhan bahan makanan kering yang lebih nyata. Pada penelitian ini tidak dilakukan adjustment pada jumlah persediaan bahan makanan kering sebelum dilakukan uji coba, sehingga jumlah persediaan pada saat dilakukan uji coba tidak sesuai dengan re order point, dan hal ini akan sangat mempengaruhi perhitungan TOR dan Modal Kerja.