Pelaksanaan Penagihan Pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan

Analisis tabel 4.1 Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa kinerja aparatur pajak pada seksi penagihan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dalam pelaksanaan Penagihan Pajak pada tahun 2010, 2011, dan 2012. Ternyata Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan masih tetap ada setiap tahunnya. Namun setelah Surat Teguran ini diterbitkan masih tetap ada Wajib Pajak yang tidak menghiraukan, maka pihak aparatur pajak harus menerbitkan Surat Paksa sebagai sarana pencairan Tunggakan Pajak. Dari banyaknya Surat Teguran yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota pada tahun 2010, 2011, dan 2012 ternyata Wajib Pajak segera membayar utang pajaknya dan tidak sampai dikeluarkannya Surat Perintah Melakukan Penyitaan. Dari data diatas ternyata Tunggakan Pajak terbesar dapat dicairkan setelah dikeluarkannya Surat Paksa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perbandingan antara pencairan Surat Teguran dengan Surat Paksa yaitu jumlah Surat Teguran 2.590 lembar dengan pencairan Rp.185.898.525,- dan Surat Paksa berjumlah 3.771 lembar dengan pencairan Rp. 548.798.996,-.

4.2 Pelaksanaan Penagihan Pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Kota Universitas Sumatera Utara Cara penagihan yang terakhir dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota ialah penagihan paksa, dimana fiskus melalui Jurusita Pajak negara menyampaikan memberitahukan surat paksa, melakukan penyitaan dan melakukan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang-barang Wajib Pajak jika Wajib Pajak tidak juga melunasi utang pajaknya setelah dikeluarkannya Surat Paksa. Cara penagihan ini dikenal sebagai penagihan yang “keras” dibidang perpajakan, namun langkah ini merupakan upaya terakhir , apabila Wajib Pajak tidak segera memenuhi kewajibannya. Skema tata cara pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama terhadap Wajib Pajak yang tidak melunasi utang pajaknya : Gambar 4.2 Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak Jatuh Tempo 21 Hari 7 hari 2 x 24 Jam 14 Hari 14 Hari SKPKB, SKPKBT, STP, SK Pbtulan, Surat Teguran Surat Paksa Surat Perintah Pengumu m-an L l Pelaksana -an L l Universitas Sumatera Utara 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota mengeluarkan Surat Teguran setelah 7 Tujuh hari jatuh tempo pembayaran melalui kantor POS dari produk hasil penelitian diantaranya : a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT c. Surat Tagihan Pajak STP d. Surat Keterangan Pembetulan Di dalam Pelaksanaan Penagihan ini masih dalam penagihan pasif penyerahan ketetapan pajak. 2. Kemudihan apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya seharusnya dibayar setelah lewat waktu 21 dua puluh satu hari sejak diterbitkannya Surat Teguran , Pejabat segera menerbitkan Surat Paksa, dan dalam hal ini : a. Jurusita Pajak mendatangi tempat tinggal tempat kedudukan Wajib Pajak Penanggung Pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal diri. Jurusita mengemukakan maksud kedatangannya yaitu memberitahukan Surat Paksa dengan pernyataan dan menyerahkan salinan surat paksa tersebut. b. Jika jurusita bertemu langsung dengan Wajib Pajak Penanggung Pajak dan meminta agar Wajib Pajak memperlihatkan surat-surat keterangan yang ada untuk diteliti : 1 Apakah ada surat keputusan pembetulan dan keberatan penghapusan Universitas Sumatera Utara 2 Apakah ada kelebihan pembayaran dari tahun jenis pajak lainnya yang diperhitungkan. 3 Apakah tunggakan pajak menurut STPSKP sesuai dengan jumlah tunggakan yang tercantum dengan Surat Paksa. 4 Apakah terdapat kelebihan utang tersebut dalam Surat Paksa, diajukan keberatan. 3. Bila Wajib Pajak tidak ditemukan dikantor atau tempat usaha tempat tinggal. Apabila hal ini terjadi, maka Jurusita salinan Surat Paksa kepada : a. Seseorang yang ada ditempat tinggalnya misalnya : istri, anak, atau pembantu rumah tangga. b. Seseorang yang ada dikantornya salah seorang pegawai. 4. Bila Jurusita tidak menjumpai Wajib Pajak Penanggung Pajak maka salinan Surat Paksa tersebut dapat diserahkan kepada : a. Keluarga Wajib Pajak atau orang yang bertempat tinggal bersama Wajib Pajak Penanggung Pajak yang dewasa dan sehat mental. b. Anggota pengurus komisaris atau para persero dari badan usaha bersangkutan atau ; c. Pejabat Pemerintah setempat Bupati Walikota Camat Lurah dalam hal mereka tersebut pada butir 1 dan 2diatas juga tidak dijumpai. Pejabat ini harus memberi tanda tangan pada Surat Paksa dan salinannya kepada Wajib Pajak Penanggung Pajak yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara d. Jurusita yang telah melaksanakan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa harus membuat laporan pelaksanaan Surat Paksa. 5. Biaya Penyampaian Surat Paksa a. Biaya pelaksanaan atau penyampaian Surat Paksa yang meliputi biaya harian dan biaya perjalanan Jurusita Pajak. Biaya ini dikeluarkan untuk setiap Surat Paksa yang harus disampaikan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak. b. Apabila seorang Jurusita telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku , maka ia berhak sepenuhnya menerima biaya penagihannya telah dilunasi atau belum oleh Wajib Pajak Penanggung Pajak. Tetapi itu tidak berarti bahwa Jurusita yang bersangkutan setelah menerima biaya penagihan, lalu bebas dari tanggung jawabnya terhadap pencairan piutang pajak tersebut. Apabila Jurusita yakni bahwa Wajib Pajak Penanggung Pajak tersebut masih aktif dan potensial, maka ia harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan tahap tindakan penagihan lebih lanjut. 6. Surat Paksa yang telah dilaksanakan , diserahkan kepada Kepala Sub Bagian Seksi Penagihan disertai laporan Pelaksanaan penagihan dengan Surat Paksa dan diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan dan Verifikasi untuk ditanda tangani dan selanjutnya dimasukkan dalam berkas Penagihan Wajib Pajak Penanggung Pajak yang bersangkutan dan terlebih dahulu dicatat tanggal pelaksanaan Surat Paksa dalam buku register pengawasan penagihan, buku Universitas Sumatera Utara register tindakan penagihan, kartu pengawasan tunggakan pajak dan tindakan STP SKP yang bersangkutan. Dalam melaksanakan Surat Paksa tersebut Jurusita sedapat mungkin melihat keadaan rumah tangga perusahaan Wajib Pajak Penanggung Pajak untuk dapat memberikan informasi dalam rangka mengambil langkah berikutnya. 7. Laporan Pelaksanaan Surat Paksa a. Atas pelaksanaan Surat Paksa dibuat laporan oleh Jurusita yang melaksanakan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa tersebut. b. Hal-hal yang mendapat perhatian untuk dilaporkan yaitu : 1 Jenis, Letak dan Taksiran harga dari objek sita dengan memperhatikan tunggakan pajak dan biaya pelaksanaan yang mungkin dikeluarkan. 2 Pengakuan penyelesaian Surat Keberatan. Mengenai hal ini agar diuraikan secara jelas dan jangan sampai melaksanakan penagihan secara paksa sedangkan tunggakannya ternyata sudah dikurangi. 3 Dalam kesan dan usul hendaknya dila[porkan keadaan yang sebenarnya dari Wajib Pajak Penanggung Pajak antara lain : kemampuan bayar , itikad mau membayar dan pandangannya terhadap penetapan Penagihan Pajak dan Sebagainya , sehingga Jurusita dapat mengajukanusul untu7k tindakan penagihan selanjutnya. 8. Apabila Jurusita tidak dapat melaksanakan Surat Paksa secara langsung , maka Jurusita membuat laporan secara tertulis mengenai sebab-sebabnya dan usaha- Universitas Sumatera Utara usaha yang dilakukan dalam upaya Surat Paksa, antara lain menghubungi Pejabat Pemerintah setempat, Polisi dan sebagainya. Disamping pejabat Jurusita dapat memperlihatkan melihat asset-aset atau barang-barang yang dimiliki Wajib Pajak untuk melakukan penyitaan suatu saat nanti jika Wajib Pajak masih tetap untuk tidak membayar utangnya. 9. Apabila utang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat 2 x 24 jam sejak Surat Paksadiberitahukan kepadanya Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah melaksanakan Penyitaan yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa , penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak dan dapat dipercaya. Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap Penanggung Pajak yang berada ditempat tinggal , tempat usaha, tempat kedudukan atau ditempat lain, termasuk yang penguasaannya berada ditangan pihak lain atau yang dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu. Didalam pelaksanaan Jurusita dapat menempel kertas penyitaan kepada barang yang akan disita tidak akan dibawa oleh Jurusita dikarenakan : 1 Tidak adanya tmpat penyimpanan barang sitaan. 2 Mengantisipasi terjadinya kerusakan barang sitaan dalam perjalanan. Universitas Sumatera Utara Barang dari hasil sita harus sebanding dengan jumlah utang pajak yang ditanggung Penanggung Pajak dan jika tidak sebanding maka akan dilakukan penyitaan. 10. Apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dil;unasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, pejabat segera melaksanakan pengumuman lelang. Dan dalam hal pelaksanaan lelang Jurusita mempertanyakan dulu kepada Dinas yang bersangkutan mengenai hak milik barang yang dilelang, misalnya tanah kepada Dinas Pertanahan setempat. Dalam hal hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk melunasi biaya Penagihan Pajak dan Utang Pajak, pelaksanaan lelang dihentikan walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang beserta uang kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak setelah pelaksanaan lelang.

4.3 Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Penagihan Melalui Surat Paksa