Antibiotik Nama : Mmahaletchumy Manoharan

2.3.4.6. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome ialah infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aurues pada mata, hidung, tenggorok dan telinga. Eksotoksin yang dikeluarkan bersifat epidermolitik yang beredar di seluruh tubuh, sampai pada epidermis dan menyebabkan kerusakan, karena epidermis merupakan jaringan yang rentan terhadap toksin ini Djunda, 2007.

2.4. Antibiotik

Antibiotik adalah salah satu obat yang paling sering diresepkan dalam pengobatan modern dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada tubuh jika digunakan dengan benar. Antibiotik juga dikenal sebabgai antibakterial; Antibiotik diambil dari kata Yunani dimana “anti” berarti melawan dan “bios” berarti hidup bakteri bentuk kehidupan. Penisilin adalah antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929 dan ini merupakan penemuan yang signifikan bagi ilmu kedokteran Nordqvist, 2007. Antibiotik hanya dapat digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan tidak bermanfaat untuk mengobati penyakit akibat virus seperti flu atau batuk. Antibiotik harus diambil dengan resep dokter. Dosis dan lama penggunaan yang ditetapkan harus dipatuhi walaupun telah merasa sehat. Selain itu, antibiotik tidak boleh disimpan untuk penyakit lain pada masa akan datang dan tidak boleh diberikan untuk orang lain walaupun gejala penyakitnya yang sama Centers for Disease Control and Prevention, 2010. Antibiotik adalah obat yang membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Ia merupakan salah satu kelas antimikroba, sebuah kelompok yang lebih besar yang juga termasuk anti-virus, anti-jamur, dan obat- obatan anti-parasit Istiantoro et al, 2007. Antibiotik dapat menyelamatkan nyawa dan efektif dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, seperti semua obat-obatan, antibiotik memiliki potensi untuk mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan. Banyak efek Universitas Sumatera Utara samping tersebut tidak berbahaya namun ada efek samping yang serius. Efek samping yang paling umum dari antibiotik adalah diare, mual, dan muntah. Beberapa orang alergi terhadap antibiotik, khususnya penisilin Stephens.E, 2011. Reaksi alergi menyebabkan pembengkakan wajah, gatal dan ruam kulit dan, dalam kasus yang parah, kesulitan bernapas Istiantoro et al, 2007. Ada berbagai jenis antibiotik.dan jenis antibiotik yang dipakai tergantung pada jenis infeksi yang dialami pasien. Kelas-kelas utama antibiotik: i. Makrolid ii. Sefalosporin iii. Fluorokuinolon iv. Aminoglikosida v. Penisilin vi. Tetrasiklin

2.4.1. Makrolid

Makrolid mengikat dengan ribosom dari bakteri rentan untuk mencegah produksi protein. Tindakan ini terutama bakteriostatik, tetapi juga bisa menjadi bakterisida dalam konsentrasi tinggi. Sebagian besar memiliki -omycin pada akhir nama obat ini. Spektrum antimikroba sedikit lebih lebar daripada penisilin dan dapat digunakan untuk orang- orang yang memiliki alergi terhadap penisilin dan sefalosporin. Selalunya obat ini digunakan pada dosis yang lebih rendah untuk mengurangi peradangan dengan mengatur respon imun. Namun, Streptococcus pneumonia dan spesies lainya telah mengembangkan resistensi terhadap makrolid Setiabudy, 2007. Jenis makrolid yang sering diresepkan ialah eritromisin, klaritromisin dan azitromisin Stephens, 2011. Menurut National Health Service NHS di UK, makrolid merupakan antibiotik yang paling sering diresepkan tahun 2009. 2.4.2. Sefalosporin Sefalosporin berasal dari jamur Cephalosporium acremonium yang diisolasi pada tahun 1948 oleh Brotzu. Sefalosporin dibagi menjadi empat generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya yang secara tidak langsung juga Universitas Sumatera Utara sesuai dengan urutan masa pembuatannya. Dewasa ini sefalosporin yang lazim digunakan dalam pengobatan telah mencapai generasi keempat. Sefalosporin generasi pertama sangat baik untuk mengatasi infeksi kulit dan jaringan lunak oleh S.aureus dan S.pyogenes. Istiantoro et al, 2007

2.4.3. Fluorokuinolon

Fluorokuinolon dikenal sebagai antibiotik spektrum luas, yang berarti mereka efektif terhadap banyak bakteri. Fluorokuinolon menghambat bakteri dengan mengganggu kemampuan mereka untuk membuat deoxyribonucleic acid DNA. Kegiatan ini menyebabkan bakteri sulit untuk berkembang biak. Obat ini menimbulkan efek bakteriosidal Setiabudy, 2007. Fluorokuinolon yang sering diresepkan adalah siprofloksasin, levofloksasin, dan ofloksasin Stephens, 2011.

2.4.4. Aminoglikosida

Aminoglikosida digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif dan dapat digunakan bersama dengan penisilin atau sefalosporin untuk memberikan serangan dua cabang pada bakteri. Aminoglikosida bekerja cukup baik, tetapi bakteri bisa menjadi resisten terhadap obat ini dan hal ini disebabkan karena aminoglikosida dipecah mudah dalam lambung, mereka tidak dapat diberikan melalui mulut dan harus disuntikkan. Ketika disuntikkan, efek sampingnya meliputi kemungkinan kerusakan ginjal dan ototoksikasi. Hal ini dapat diminimalkan dengan memeriksa jumlah obat dalam darah dan disesuaikan dosisnya sehingga dosis obat yang tepat diberikan untuk membunuh bakteri. Umumnya, aminoglikosida diberikan untuk jangka waktu yang singkat dan bertindak dengan menghentikan bakteri dari membuat protein. Obat ini bersifat bakterisidal. Istiantoro et al, 2007 Universitas Sumatera Utara

2.4.5. Penisilin

Penisilin digunakan untuk mengobati infeksi kulit, gigi, telinga, saluran pernafasan, saluran kemih, dan gonore. Penisilin kadang-kadang dikombinasikan dengan bahan lain yang disebut inhibitor beta-laktamase yang melindungi penisilin dari enzim bakteri yang dapat menghancurkannya sebelum obatnya bisa membunuh bakteri. Penisilin biasanya sangat aman. Namun, ia bisa menyebabkan reaksi alergi. Orang yang memiliki alergi terhadap sefalosporin cenderung alergi terhadap penisilin. Penisilin memblokir pembangunan dinding sel bakteri, menyebabkan dinding untuk memecah, dan akhirnya membunuh bakteri Istiantoro et al, 2007.

2.4.6. Tetrasiklin

Tetrasiklin adalah jenis antibiotik digunakan untuk mengobati spektrum yang luas dari infeksi bakteri. Secara umum, tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat bakteriostatik. Tetrasiklin memperlihatkan spectrum antibakteri luas yang meliputi kuman Gram-positif dan Gram- negatif, aerobic dan anaerobik. Selain itu, ia juga aktif terhadap spiroket, mikoplasma, riketsia, klamidia, legionela, dan protozoa tertentu. Tetrasiklin dapat digunakan sebagai pengganti penisilin dalam pengobatan infeksi batang Gram-positif seperti B. anthracis, Erysipelothrix rhusiophatiae, Clostridium tetani dan Listeria monocytogenes Setiabudy, 2007. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian