Metode Analisis Data

E. Metode Analisis Data

1. Estimasi Fungsi Permintaan

Hubungan antara permintaan telur ayam di Kota Surakarta dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya dapat dianalisis dengan menggunakan analisis regresi non linier berganda dengan model perpangkatan. Secara matematis persamaan model yang digunakan dapat ditulis sebagai berikut:

0 .X Qd = b 1 .X 2 .X 3 .X 4 .X 5 .X 6 .X 7 .e Fungsi tersebut berbentuk non linier sehingga untuk memudahkan dalam perhitungan, maka persamaan ditransformasikan ke dalam bentuk double logaritmik , sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

Keterangan : Ln Qd : Permintaan telur ayam (Kg/Tahun) Ln bo

: Konstanta

b 1 ,b 2 ,…b 4 : Koefisien regresi Ln X 1 : Harga telur ayam ras (Rp/Kg) Ln X 2 : Harga telur itik (Rp/Kg) Ln X 3 : Harga daging ayam ras (Rp/Kg) Ln X 4 : Harga beras (Rp/Kg) Ln X 5 : Jumlah penduduk (Jiwa) Ln X 6 : Pendapatan per kapita per tahun (Rp/Tahun) Ln X 7 : Jumlah toko roti (Unit/ Tahun)

e : Kesalahan pengganggu

2. Pengujian Model

a. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar proporsi

sumbangan variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Dalam penelitian ini digunakan nilai Adjusted R 2

untuk mengevaluasi model regresi yang terbaik. Nilai Adjusted R 2 untuk mengevaluasi model regresi yang terbaik. Nilai Adjusted R 2

2 2 model. Secara matematis jika nilai R 2 = 1, maka adjusted R =R = 1,

2 sedangkan jika nilai R 2 = 0 maka adjusted R = (1-k)/(n-k). Jika nilai k > 1, maka nilai adjusted R 2 akan bernilai negatif.

b. Uji F Untuk menguji seluruh variabel bebas yang diteliti berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel tak bebas dilakukan uji F, hipotesis yang akan di uji yaitu:

Ho : b 1 =b 2 =b 3 =b 4 =b 5 =b 6 =0 Ha : b 1 ≠b 2 ≠b 3 ≠b 4 ≠b 5 ≠ b 6 ≠ 0 (minimal ada satu yang ≠ 0) Kriteria pengambilan keputusan :

1) Jika tingkat signifikasi > 0,05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak, maka variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

2) Jika tingkat signifikasi < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

c. Uji - t Untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan secara parsial atau individu berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas, maka dilakukan uji t. Hipotesis yang digunakan yaitu: Ho : bi = 0 Ha : bi ≠0 Kriteria pengambilan keputusan :

1) Jika tingkat signifikasi > 0,05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel bebas yang digunakan sebagai penduga secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

2) Jika tingkat signifikasi < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas yang digunakan sebagai penduga secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

d. Variabel yang paling berpengaruh Untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap permintaan telur ayam, digunakan standard koefisien regresi, yang dapat diperoleh dengan rumus :

βi = β x

Keterangan : βi = Standar koefisien regresi variable bebas ke-i β = Koefisien regresi variable bebas ke-i

d y = Standar deviasi variable tak bebas

d i = Standar deviasi variable bebas ke-i Nilai standar koefisien regresi yang terbesar merupakan variabel

yang paling berpengaruh terhadap permintaan.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menguji apakah terjadi kesalahan dalam model yang digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun uji yang dilakukan yaitu :

a. Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas yang lainnya sama dengan nol. Menurut Gujarati (1997), pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas yaitu dilakukan uji matrik correlation. Bila matrik pearson correlation tidak ada satupun yang lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

b. Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu periode tertentu (t) dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).

Menurut Santoso (2002), untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan panduan angka D-W (Durbin-Watson), dengan patokan:

1. Angka D-W dibawah angka -2 berarti terdapat autokorelasi positif,

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak terdapat autokorelasi

3. Angka D-W diatas angka +2 berarti terdapat autokorelasi negatif.

c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini digunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar (scatterplot) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Menurut Santoso (2002), jika ada pola tertentu dimana setiap titik-titik yang ada membentuk suatu pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heterokedastisitas.

4. Elastisitas Permintaan

Untuk mengetahui nilai elastisitas dari masing-masing variabel yang mempengaruhi permintaan telur ayam di Kota Surakarta dapat diketahui dari nilai koefisien regresi masing-masing variabel penduganya. Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat adanya perubahan salah satu variabel yang mempengaruhinya. Elastisitas permintaan dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Elastisitas harga (Price Elasticity of Demand) Kriteria dari elastisitas harga yaitu:

1. Inelastis ( Ep < 1) Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga.

2. Elastis (Ep > 1)

Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis apabila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.

3. Elastis uniter (Ep = 1)

4. Inelastis sempurna (Ep = 0) Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli sejumlah yang dibutuhkan.

5. Elastis sempurna (Ep = ~) Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tidak terbilang besarnya. (Firdaus, 2008).

b. Elastisitas silang (Cross Elasticity) Kriteria dari elastisitas silang yaitu:

1. Ec > 0

: barang substitusi

2. Ec < 0

: barang komplementer

3. Ec = 0 : berarti dua macam barang tersebut tidak berkaitan (Firdaus, 2008).

c. Elastisitas pendapatan (Income Elasticity) Kriteria dari elastisitas pendapatan yaitu:

1. Ei +

: barang normal

2. Ei = 0

: barang netral

3. Ei -

: barang inferior

(Sudiyono, 2002).